Bupati Kotim perintahkan data perusahaan pendukung kegiatan pendidikan
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor memerintahkan Dinas Pendidikan mendata perusahaan swasta yang selama ini mendukung dan berkontribusi dalam kegiatan di bidang pendidikan.
“Saya minta ini jadi perhatian agar nanti diinventarisir perusahaan mana yang membantu untuk kegiatan pendidikan, contohnya menyediakan bus untuk kegiatan O2SN,” kata Halikinnor di Sampit, Rabu.
Ia menjelaskan, upaya meningkatkan dan memajukan dunia pendidikan adalah salah satu prioritas pemerintah daerah. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan kerjasama seluruh elemen, baik itu pemerintah, masyarakat hingga dunia usaha atau industri.
Oleh sebab itu, setiap perusahaan swasta yang beroperasi di Bumi Habaring Hurung tersebut diharapkan turut memberikan sumbangsih dalam program maupun kegiatan bidang pendidikan.
Bukan hanya melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR), tapi hal-hal sederhana, seperti menyediakan transportasi bagi pelajar yang mengikuti perlombaan atau olimpiade tentu akan sangat membantu, khususnya untuk sekolah-sekolah yang berada jauh dari perkotaan.
“Saya minta dibuat laporannya, karena insyaallah Mei ini saya akan menghadiri pertemuan gabungan perusahaan perkebunan di Jakarta. Nanti akan saya sampaikan perusahaan mana saja yang membantu dan tidak di depan owner (pemilik) masing-masing,” ujarnya.
Baca juga: Wabup Kotim tinjau SDN 3 Sawahan terendam banjir
Ia melanjutkan, dengan cara demikian diharapkan bisa menjadi stimulan atau dorongan bagi perusahaan lainnya untuk ikut membantu kemajuan bidang pendidikan.
Disamping itu, ia berencana memberikan penghargaan bagi perusahaan yang aktif mendukung kegiatan di bidang pendidikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah daerah.
Dalam kesempatan berbeda, sebelumnya Halikinnor juga meminta Forum CSR di Kotim untuk turut menopang pembiayaan perguruan tinggi daerah. Sejatinya Pemkab Kotim hanya bertanggung jawab terhadap satuan pendidikan jenjang TK hingga SMP, sedangkan SMA menjadi kewenangan Provinsi dan perguruan tinggi kewenangan Pusat.
Namun, menurutnya Pemkab juga perlu melakukan intervensi, terlebih ada perguruan tinggi di daerah yang berpotensi tutup karena kendala anggaran. Sementara, keberadaan perguruan tinggi dinilai penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya di Kotim.
Saat ini setidaknya ada 50 perusahaan besar swasta yang beroperasi di Kotim. Menurutnya, jika setiap perusahaan melalui program CSR membantu Rp1 miliar, maka jumlah yang terkumpul cukup untuk menunjang perguruan tinggi di Kotim, termasuk sejumlah sekolah yang kondisinya sudah tua dan belum terakomodir melalui APBD.
“Banyak cara yang bisa kita upayakan untuk menunjang pendidikan di daerah, jangan hanya mengandalkan APBD Kotim,” demikian Halikinnor.
Baca juga: Legislator Kotim sebut Sampit darurat banjir
Baca juga: Kodim Sampit manfaatkan lahan kembangkan tanaman hidroponik
Baca juga: Bupati Kotim berharap antusias masyarakat jadi pemicu prestasi sepak bola
“Saya minta ini jadi perhatian agar nanti diinventarisir perusahaan mana yang membantu untuk kegiatan pendidikan, contohnya menyediakan bus untuk kegiatan O2SN,” kata Halikinnor di Sampit, Rabu.
Ia menjelaskan, upaya meningkatkan dan memajukan dunia pendidikan adalah salah satu prioritas pemerintah daerah. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan kerjasama seluruh elemen, baik itu pemerintah, masyarakat hingga dunia usaha atau industri.
Oleh sebab itu, setiap perusahaan swasta yang beroperasi di Bumi Habaring Hurung tersebut diharapkan turut memberikan sumbangsih dalam program maupun kegiatan bidang pendidikan.
Bukan hanya melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR), tapi hal-hal sederhana, seperti menyediakan transportasi bagi pelajar yang mengikuti perlombaan atau olimpiade tentu akan sangat membantu, khususnya untuk sekolah-sekolah yang berada jauh dari perkotaan.
“Saya minta dibuat laporannya, karena insyaallah Mei ini saya akan menghadiri pertemuan gabungan perusahaan perkebunan di Jakarta. Nanti akan saya sampaikan perusahaan mana saja yang membantu dan tidak di depan owner (pemilik) masing-masing,” ujarnya.
Baca juga: Wabup Kotim tinjau SDN 3 Sawahan terendam banjir
Ia melanjutkan, dengan cara demikian diharapkan bisa menjadi stimulan atau dorongan bagi perusahaan lainnya untuk ikut membantu kemajuan bidang pendidikan.
Disamping itu, ia berencana memberikan penghargaan bagi perusahaan yang aktif mendukung kegiatan di bidang pendidikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah daerah.
Dalam kesempatan berbeda, sebelumnya Halikinnor juga meminta Forum CSR di Kotim untuk turut menopang pembiayaan perguruan tinggi daerah. Sejatinya Pemkab Kotim hanya bertanggung jawab terhadap satuan pendidikan jenjang TK hingga SMP, sedangkan SMA menjadi kewenangan Provinsi dan perguruan tinggi kewenangan Pusat.
Namun, menurutnya Pemkab juga perlu melakukan intervensi, terlebih ada perguruan tinggi di daerah yang berpotensi tutup karena kendala anggaran. Sementara, keberadaan perguruan tinggi dinilai penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya di Kotim.
Saat ini setidaknya ada 50 perusahaan besar swasta yang beroperasi di Kotim. Menurutnya, jika setiap perusahaan melalui program CSR membantu Rp1 miliar, maka jumlah yang terkumpul cukup untuk menunjang perguruan tinggi di Kotim, termasuk sejumlah sekolah yang kondisinya sudah tua dan belum terakomodir melalui APBD.
“Banyak cara yang bisa kita upayakan untuk menunjang pendidikan di daerah, jangan hanya mengandalkan APBD Kotim,” demikian Halikinnor.
Baca juga: Legislator Kotim sebut Sampit darurat banjir
Baca juga: Kodim Sampit manfaatkan lahan kembangkan tanaman hidroponik
Baca juga: Bupati Kotim berharap antusias masyarakat jadi pemicu prestasi sepak bola