Sampit (ANTARA) - Usaha kopi gerobak keliling yang semakin menjamur di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mendapat respon positif sekaligus didukung oleh pemerintah daerah setempat, karena dinilai sebagai bentuk pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
"Menjamurnya usaha kopi gerobak keliling itu merupakan suatu hal yang bagus, karena artinya perputaran ekonomi masyarakat berjalan," kata Kepala Bapenda Kotim Ramadansyah di Sampit, Jumat.
Menurut dirinya, kopi gerobak keliling termasuk usaha kecil dan memang belum termasuk objek pendapatan daerah, karena sesuai peraturan daerah bahwa usaha yang terkena pajak adalah yang pendapatannya minimal Rp10 juta per bulan.
Kendati demikian, ia tetap menyambut baik fenomena yang terjadi belakangan, yakni keberadaan kopi gerobak keliling yang bisa dengan mudah ditemui di berbagai ruas jalan di Kota Sampit, sebab dinilai sebagai wujud pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terlebih, jika mengingat pada masa pandemi COVID-19 lalu ketika perekonomian di Indonesia mengalami krisis, keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) seperti ini yang membantu menopang perekonomian, khususnya di Kotim.
"Pada intinya kami menyambut baik dengan fenomena ini, karena ini berdampak positif bagi perekonomian masyarakat kita dan tentunya berdampak pula pada kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
Salah seorang pengusaha kopi gerobak keliling, Nur Fikri Fahriansyah mengaku sudah menjalankan usahanya selama empat bulan terakhir. Tingginya minat masyarakat Kotim akan kopi membuka peluang baginya untuk menjalankan usaha tersebut.
Ia biasanya di sekitar kawasan perkantoran dan taman kota. Ia mengaku rata-rata dalam sehari bisa menjual 100 gelas atau cup kopi. Jumlah itu terbilang cukup tinggi, apalagi yang menjalankan usaha serupa di kawasan yang sama cukup banyak.
"Alhamdulillah, peminatnya cukup tinggi, dalam sehari saya rata-rata bisa menjual 100 cup, tapi tergantung kondisi cuaca juga. Kopinya sudah diracik dari rumah dan di lokasi tinggal menyajikan jadi lebih praktis," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Kotim salurkan alsintan Brigade Pangan untuk tingkatkan ketahanan pangan
Kemudahan yang ditawarkan dari usaha kopi gerobak keliling menjadi daya tarik bagi masyarakat. Mulai dari harganya yang murah kisaran Rp8.000 - Rp10.000 per cup, waktu penyajian yang cepat hingga tidak perlu datang langsung ke kafe atau coffee shop.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang warga bernama Bayu Agusta yang sudah berlangganan kopi gerobak keliling selama beberapa bulan terakhir.
Karyawan kantoran ini menilai usaha tersebut sangat membantu dirinya sebagai pecinta kopi yang mempunyai waktu istirahat terbatas jika harus membeli kopi ke kafe.
"Yang jelas aksesnya lebih mudah dan tidak perlu jauh-jauh ke kafe, karena di depan kantor pun ada yang jualan kopi keliling. Harganya juga terjangkau dan kalau soal rasa tidak kalah dengan yang di kafe," demikian Bayu.
Baca juga: Bupati Kotim bentuk tim khusus atur pembagian jasmed
Baca juga: Samsat Kotim catat ratusan kendaraan plat merah menunggak pajak
Baca juga: BPS: Rata-rata warga Kotim menghabiskan Rp1,7 juta setiap bulan