Dinkes catat kasus DBD di Kotim alami penurunan

id Dinas Kesehatan, Dinkes Kotawaringin Timur, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kotim, Kalimantan Tengah, Kalteng

Dinkes catat kasus DBD di Kotim alami penurunan

Bupati Kotim Halikinnor ketika menjenguk pasien DBD di RSUD dr Murjani Sampit beberapa waktu lalu. ANTARA/Devita Maulina.

Sampit (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat mengalami tren penurunan dibanding tahun lalu.

"Sementara ini kasus DBD cukup signifikan turunnya, tetapi masyarakat kami imbau agar tetap waspada," kata Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi di Sampit, Jumat.

Dia mengakui kasus DBD biasanya meningkat pada musim hujan dan pancaroba, sehingga biasanya angka kasus DBD cukup tinggi menjelang pergantian tahun dan tahun baru yang bertepatan dengan siklus musim hujan umumnya di Indonesia.

Seperti yang terlihat pada data kasus DBD Kotim tahun lalu. Pada 2024 tercatat ada total 292 kasus DBD di Kotim, jumlah kasus tertinggi terjadi pada Januari sebanyak 150 kasus, disusul Februari 44 kasus dan Maret 38 kasus.

Sementara, 2025 ini laporan kasus DBD pada Januari, Februari hingga Maret masing-masing hanya satu kasus. Artinya terjadi penurunan yang signifikan dibanding tahun lalu pada periode yang sama.

"Biasanya DBD ini ada siklus 5 tahunan, jadi kalau terjadi kasus yang tinggi maka tahun berikutnya agak turun. Meski belum diketahui penyebabnya, tapi siklus ini menuntut kesiapan kita semua agar bisa melakukan antisipasi," beber dia.

Umar melanjutkan, walaupun kasus DBD di Kotim mengalami tren penurunan namun masyarakat diimbau agar tetap waspada. Apalagi, informasi yang ia terima saat ini ada kasus DBD aktif di wilayah Kotim, meskipun tidak banyak.

Ia juga menyebut bahwa DBD merupakan penyakit yang berkaitan dengan lingkungan, pihaknya dari bidang kesehatan hanya bisa memberikan imbauan dan pencegahan melalui fogging atau pembagian bubuk abate, tetapi yang memiliki peran utama itu justru masyarakat.

Terlebih, menurutnya manfaat fogging hanya sementara dan tidak menutup kemungkinan telah terjadi resistensi nyamuk terhadap insektisida yang terkandung dalam fogging, sehingga tidak lagi efektif.

Baca juga: Disdik Kotim instruksikan acara perpisahan digelar di lingkungan sekolah

Cara terbaik untuk menekan kasus DBD adalah mencegah peningkatan populasi nyamuk aedes aegypti dengan membersihkan atau memusnahkan semua tempat yang berpotensi menampung air atau tergenang, seperti sampah botol atau ban bekas.

Masyarakat juga diimbau rutin membersihkan lingkungan dan parit atau saluran air di wilayah masing-masing, serta waspada terhadap genangan air yang bisa menjadi tempat kembang biak nyamuk.

"Lakukan 3M+ (Menguras, Menutup, dan Mengubur serta berbagai kegiatan tambahan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti) seminggu sekali dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Apalagi, belakangan ini curah hujan masih cukup tinggi," demikian Umar.

Baca juga: Usaha kopi gerobak keliling semakin ramai di Sampit mendapat respon positif

Baca juga: Pemkab Kotim salurkan alsintan Brigade Pangan untuk tingkatkan ketahanan pangan

Baca juga: Bupati Kotim bentuk tim khusus atur pembagian jasmed