Muara Teweh (Antara Kalteng) - Harga karet di pedalaman Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, pada akhir November 2017 naik tipis dari Rp6.000 perkilogram menjadi Rp6.500/kg.
"Naiknya harga karet membuat petani di daerah ini kembali bergairah, karena harga sebelumnya sempat anjlok," kata Igang, seorang petani karet di Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara, Jumat.
Daerah pedalaman Kabupaten Barito Utara merupakan sentra kebun karet di Provinsi Kalimantan Tengah.
Membaiknya harga karet ini memang tidak merata, bahkan ada yang masih seharga Rp6.000/kg di sentra kebun karet. Hasil produksi kebun karet rakyat umumnya ditampung oleh para pedagang perantara atau tengkulak yang mendatangi kebun petani.
"Bervariasinya harga ini juga bisa karena ulah tengkulak yang memang menguasai petani," katanya dan menambahkan para tengkulak mengaku patokan harga beli disesuaikan dengan harga jualnya di kalangan pedagang atau pabrik di Banjarmasin.
"Masalahnya para petani daerah ini masih tergantung pada para tengkulak karena sampai sekarang belum ada pabrik karet, padahal hasil produksi karet petani cukup banyak," katanya.
Luas kebun karet rakyat di kabupaten juga dikenal kaya potensi sumber daya alam batu bara itu, tercatat 35.646 hektare dengan produksi karet kering mencapai 18.696 ton per tahun.
Kebun karet rakyat itu tersebar pada sembilan kecamatan di kabupaten tersebut.
"Naiknya harga karet membuat petani di daerah ini kembali bergairah, karena harga sebelumnya sempat anjlok," kata Igang, seorang petani karet di Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara, Jumat.
Daerah pedalaman Kabupaten Barito Utara merupakan sentra kebun karet di Provinsi Kalimantan Tengah.
Membaiknya harga karet ini memang tidak merata, bahkan ada yang masih seharga Rp6.000/kg di sentra kebun karet. Hasil produksi kebun karet rakyat umumnya ditampung oleh para pedagang perantara atau tengkulak yang mendatangi kebun petani.
"Bervariasinya harga ini juga bisa karena ulah tengkulak yang memang menguasai petani," katanya dan menambahkan para tengkulak mengaku patokan harga beli disesuaikan dengan harga jualnya di kalangan pedagang atau pabrik di Banjarmasin.
"Masalahnya para petani daerah ini masih tergantung pada para tengkulak karena sampai sekarang belum ada pabrik karet, padahal hasil produksi karet petani cukup banyak," katanya.
Luas kebun karet rakyat di kabupaten juga dikenal kaya potensi sumber daya alam batu bara itu, tercatat 35.646 hektare dengan produksi karet kering mencapai 18.696 ton per tahun.
Kebun karet rakyat itu tersebar pada sembilan kecamatan di kabupaten tersebut.