Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Komunitas Nansarunai Jaya Barito Timur (Bartim) kembali memproduksi sebuah film drama pendek berjudul Secangkir Harapan, dengan menggaet sutradara nasional asal Yogjakarta yaitu X-Jo.
"Dengan X-Jo selaku sutradara yang memiliki pengalaman dan pandangan jauh kedepan tentang perfilman, kami berharap bisa berkolaborasi memberi warna yang beda terhadap hasilnya nanti, khususnya mengangkat daerah Bartim ke industri film Indonesia," kata Pembina Nansarunai Jaya Bartim, Ariantho Muller, di Tamiang Layang, Selasa.
Pria yang juga Ketua Persatuan Artis, Penyanyi dan Pemusik Indonesia (PAPPRI) Kalimantan Tengah tersebut mengatakan dengan jelas bahwa ada pesan yang ingin disampaikan melalui film tersebut.
Singkatnya, film Secangkir Harapan bercerita tentang perjuangan, ketabahan dan kesabaran seorang ibu yang tuna wicara menghidupi anak perempaun semata wayang dengan kondisi fisik semampunya. Demi menjaga psikis anaknya, ibu itu rela merahasiakan kehidupan suaminya yang ternyata berkehidupan berkecukupan dengan seorang wanita muda.
Baca juga: Film Asal Mula Dayak Ma'anyan 'Siung Mangkuwung' Segera Tayang Perdana
Arianto yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bartim itu, mengatakan pihaknya selalu ingin menyampaikan pesan moral kepada penonton sama halnya dengan film yang pernah dirilis sebelumnya seperti film Siung Mangkuwungan, HP Idaman, Mulek, Nirwana Semu dan Semangat Tanpa Menggugat yang menjadi juara 1 film Bhabinkamtibas se Kalteng.
Film yang disutradarai X-Jo dan Iwan Prasetya itu juga mengangkat harkat dan martabat Barito Timur dengan mengedepankan kearifan lokal seperti film-film sebelumnya yakni berbahasa Dayak Ma'anyan.
Sementara itu, X-Jo menambahkan, cikal bakal perfilman di Kalteng ada di Bartim yang memiliki potensi-potensi luar biasa dan akan membawa nama Kalteng dalam kancah perfilman nasional.
"Cikal bakalnya perfilman yang membawa nama Kalimantan Tengah itu ada di Barito Timur. Saya melihat itu," kata Sutradara film Garuda Superhero itu.
X-Jo berharap, kedepan ada perencanaan yang membuat film berskala nasional dari Barito Timur dengan mengkolaborasikan artis nasional dan lokal.
Menurutnya, untuk sementara artis lokal di Bartim perlu dipoles lagi agar bisa lebih berkarakter dan menghayati ketika memerankan tokoh dalam cerita film itu sendiri. Sedangkan dalam kreatifitas produksi film yang dimotori komunitas itu bisa diandalkan, terlebih lagi di era digitalisasi saat ini.
Baca juga: Wow, Polres Bartim Wakili Kalteng Ikuti Festival Film Polri
"Dengan X-Jo selaku sutradara yang memiliki pengalaman dan pandangan jauh kedepan tentang perfilman, kami berharap bisa berkolaborasi memberi warna yang beda terhadap hasilnya nanti, khususnya mengangkat daerah Bartim ke industri film Indonesia," kata Pembina Nansarunai Jaya Bartim, Ariantho Muller, di Tamiang Layang, Selasa.
Pria yang juga Ketua Persatuan Artis, Penyanyi dan Pemusik Indonesia (PAPPRI) Kalimantan Tengah tersebut mengatakan dengan jelas bahwa ada pesan yang ingin disampaikan melalui film tersebut.
Singkatnya, film Secangkir Harapan bercerita tentang perjuangan, ketabahan dan kesabaran seorang ibu yang tuna wicara menghidupi anak perempaun semata wayang dengan kondisi fisik semampunya. Demi menjaga psikis anaknya, ibu itu rela merahasiakan kehidupan suaminya yang ternyata berkehidupan berkecukupan dengan seorang wanita muda.
Baca juga: Film Asal Mula Dayak Ma'anyan 'Siung Mangkuwung' Segera Tayang Perdana
Arianto yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bartim itu, mengatakan pihaknya selalu ingin menyampaikan pesan moral kepada penonton sama halnya dengan film yang pernah dirilis sebelumnya seperti film Siung Mangkuwungan, HP Idaman, Mulek, Nirwana Semu dan Semangat Tanpa Menggugat yang menjadi juara 1 film Bhabinkamtibas se Kalteng.
Film yang disutradarai X-Jo dan Iwan Prasetya itu juga mengangkat harkat dan martabat Barito Timur dengan mengedepankan kearifan lokal seperti film-film sebelumnya yakni berbahasa Dayak Ma'anyan.
Sementara itu, X-Jo menambahkan, cikal bakal perfilman di Kalteng ada di Bartim yang memiliki potensi-potensi luar biasa dan akan membawa nama Kalteng dalam kancah perfilman nasional.
"Cikal bakalnya perfilman yang membawa nama Kalimantan Tengah itu ada di Barito Timur. Saya melihat itu," kata Sutradara film Garuda Superhero itu.
X-Jo berharap, kedepan ada perencanaan yang membuat film berskala nasional dari Barito Timur dengan mengkolaborasikan artis nasional dan lokal.
Menurutnya, untuk sementara artis lokal di Bartim perlu dipoles lagi agar bisa lebih berkarakter dan menghayati ketika memerankan tokoh dalam cerita film itu sendiri. Sedangkan dalam kreatifitas produksi film yang dimotori komunitas itu bisa diandalkan, terlebih lagi di era digitalisasi saat ini.
Baca juga: Wow, Polres Bartim Wakili Kalteng Ikuti Festival Film Polri