Sampit (Antaranews Kalteng) - Suasana bantaran Sungai Mentaya Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah pada Sabtu pagi mendadak ramai karena warga yang mandi maupun mencuci pakaian lebih banyak dari hari-hari biasanya.

Pemandangan ini bukan karena warga sedang melaksanakan tradisi Mandi Safar karena tradisi budaya itu baru akan dilaksanakan Rabu (7/11) nanti. Warga beramai-ramai mandi di sungai karena air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat sudah dua hari tidak mengalir sehingga warga kehabisan cadangan air bersih.

"Mau tidak mau harus ke sungai karena air di rumah sudah habis. Ada cadangan sedikit, tapi itu untuk keperluan memasak. Ini sangat menyulitkan," kata Yadi, seorang warga Kecamatan Baamang Sampit, Sabtu.

Terlihat di bantaran sungai sepanjang Jalan Usman Harun dan Baamang I Kecamatan Baamang, banyak warga memadati lanting atau batang untuk mandi maupun mencuci. Beberapa terlihat datang menggunakan sepeda motor, menandakan rumah mereka cukup jauh dari sungai.

Masyarakat mengeluhkan aktivitas mereka terganggu sejak Jumat (2/11). Listrik padam dan air bersih dari PDAM juga tidak mengalir. Warga yang mengandalkan sumur bor pun ikut kewalahan karena mesin pompa air tidak bisa dihidupkan akibat listrik padam.

Pemadaman listrik bergilir terjadi berjam-jam sehingga sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Dampaknya sangat luas, bahkan terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, khususnya yang operasionalnya membutuhkan daya listrik.

Terhentinya distribusi air bersih juga imbas pemadaman listrik. Proses pengolahan air bersih di instalasi milik PDAM Tirta Mentaya Sampit membutuhkan pasokan daya listrik yang sangat besar sehingga ketika listrik pada maka proses pengolahan dan distribusi air juga terganggu.

Direktur PDAM Tirta Mentaya Sampit, Firdaus Herman Ranggan beberapa kali mengungkapkan pentingnya pasokan listrik untuk proses pengolahan dan distribusi air bersih. Pihaknya berharap pasokan listrik normal sehingga distribusi air bersih juga tidak terganggu.

"Bahkan setelah listrik hidup, kualitas air untuk beberapa saat biasanya belum benar-benar jernih karena ketika kembali mengalir maka endapan-endapan ikut terangkat. Perlu waktu dulu agar air benar-benar jernih," kata Firdaus.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Muhammad Shaleh mengkritik belum maksimalnya pelayanan air bersih oleh PDAM) Tirta Mentaya Sampit. Hingga saat ini banyak keluhan yang disampaikan warga kepada kami terkait kualitas pelayanan perusahaan daerah itu.

"Contohnya seperti tidak lancarnya distribusi air bersih ke pelanggan karena adanya pemadaman aliran listrik dari PLN seperti saat ini. Ini masalah yang sudah nyata tapi belum juga bisa diatasi. Seharusnya PDAM memiliki mesin cadangan, sehingga jika terjadi pemadaman aliran listrik mendadak distribusi tidak terganggu," tegasnya.

Shaleh meminta pemerintah daerah mengevaluasi kinerja PDAM Tirta Mentaya Sampit. Kendala yang sering terjadi harus segera diatasi agar pelayanan kepada masyarakat menjadi maksimal.

Pemerintah kabupaten mengalokasikan anggaran puluhan miliar untuk peningkatan pelayanan, namun faktanya sampai saat ini hasilnya belun sesuai harapan. Tidak lancarnya distribusi air bersih sangat merugikan pelanggan karena sebagian besar pelanggan PDAM bergantung dari pasokan tersebut.

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024