Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Kasubdit Bina Kesertaan KB Jalur RS dan Klinik Pemerintah, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Wahidah Paheng mengatakan, salah satu sasaran program keluarga berencana (KB) bukan hanya pasangan yang telah menikah, tetapi juga termasuk kalangan generasi muda.

"Generasi muda kini menjadi salah satu dari tiga sasaran utama program KB, selain pasangan keluarga dan masyarakat lanjut usia. Tujuan utamanya adalah untuk menekan terjadinya pernikahan usia dini (PUD)," kata Wahidah, pada acara sosialisasi integrasi program KB dan Kesehatan Reproduksi (KR) era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BKKBN bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI, di Desa Montallat II, Kecamatan Montallat Kabupaten Barito Utara, Kamis.

Menurutnya, pencegahan pernikahan usia dini itu diharapkan para generasi muda memahami dampak jangka panjang dan mampu merencanakan masa depan keluarga yang berkualitas.
Hal itu juga dipaparkan Anggota Komisi IX DPR RI, Hang Ali Saputra Syah Pahan yang menjadi pemateri utama di kegiatan tersebut.

Menurut Hang Ali, terwujudnya masyarakat yang sejahtera, salah satunya diawali dari individu-individu yang sehat serta keluarga yang harmonis. Semua itu bisa dicapai dengan perencanaan di tingkat keluarga.

"Harus kita akui bersama, bahwa sampai saat ini banyak keluarga khususnya ibu-ibu atau bapak-bapak yang menggunakan alat kontrasepsi. Tetapi belum tentu mereka menjalankan program keluarga berencana (KB)," ucap Hang Ali.

Ia menjelaskan, pencegahan pasangan yang menikah dengan usia terlalu muda, bukan tanpa alasan. Secara nasional, BKKBN telah mensosialisasikan usia pernikahan ideal bagi perempuan adalah 21 tahun dan 25 tahun bagi laki-laki.

"Karena di usia tersebut, baik perempuan atau laki-laki diyakini telah siap secara fisik maupun psikologisnya. Secara fisik, dari sisi kesehatan reproduksi, perempuan di usia 21 tahun telah matang atau siap untuk hamil dan melahirkan. Demikian juga dengan kesiapan mental," jelas politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Kalteng itu.

Disamping itu, lanjut Hang Ali, pencegahan menikah usia dini di Kalteng memang harus diintensifkan serta memerlukan dukungan semua pihak. Khususnya oleh para orang tua dan masyarakat sendiri. Pasalnya, saat ini berdasarkan data statistik, Kalteng menduduki peringkat ke empat tertinggi secara nasional terjadinya pernikahan usia dini.

Kegiatan sosialisasi yang diikuti ratusan peserta itu juga dihadiri Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Perlindukan Anak (Dalduk KBP3A) Barito Utara, Siti Norhanah Irawati, Camat, Danramil dan Wakapolsek Montallat, serta tokoh masyarakat setempat.

Di akhir kegiatan juga dirangkai dengan dialog dan tanya jawab. Tidak sedikit warga yang mengajukan pertanyaan di seputar program KB, terutama penggunaan alat kontrasepsi.

Baca juga: Legislator dorong BKKBN intensifkan sosialisasi KB pria
 

Pewarta : Inforial
Editor : Rachmat Hidayat
Copyright © ANTARA 2024