Adi Wibowo (ANTARA) - Kepala Dinas Perhubungan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah Eldy memastikan keberadaan bus rapid transit (BRT) di wilayah ini, tidak akan menganggu ataupun mengurangi penumpang para supir angkot.
"BRT beroperasi dan melintas sama sekali tidak di jalur yang dilalui angkot, penumpanya telah ditetapkan Dishub dan hanya yang ingin ke tempat wisata," kata Eldy di Palangka Raya, Jumat.
BRT juga tidak akan pernah mengangkut penumpang yang berada dipinggir jalan. Bus tersebut hanya mengangkut penumpang di halte yang sudah di sediakan pihak Dishub, salah satunya yang berada di taman Pasuk Kameloh Jalan S Parman.
Dia mengatakan sebelum diresmikannya BRT beroperasi di 'Kota Cantik', Dishup telah mengajak duduk bersama dengan Organda, sopir angkot dan pihak angkutan dalam jaringan yang beroperasi di daerah itu.
"Bahkan mereka sepakat dan tidak ada merasa tersaingi mengenai program kami lakukan tersebut," kata Eldy.
Eldy menegaskan, bagi masyarakat yang ingin menggunakan jasa BRT menuju ke tempat wisata Kereng Bengkirai sama sekali tidak dipungut biaya. Sebab tahun ini selama lima bulan Dishub menggratiskan bagi penumpang yang ingin berwisata di kota setempat.
Selama lima bulan BRT digratiskan, pemkot setempat melalui Dishub juga sudah menganggarkan biaya bahan bakar bus tersebut sebesar Rp60 juta. Setelah lima bulan tentunya penggunaan jasa BRT akan dikenakan tarif.
Baca juga: Ini respons cepat Wali Kota tanggapi keluhan masyarakat Manjuhan
Berdasarkan studi banding Dishub ke daerah yang melakukan program serupa, tarif yang dipungut BRT Rp6.000 dan disubsidi pemerintah setempat sebesar Rp3.000. Jadi masyarakat yang menggunakan jasa BRT hanya membayar dengan uang pribadi sebesar Rp3.000.
"Palangka Raya tergantung arahan bapak Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, kalau kata beliau diberlakukan tentunya kami berlakukan. Kalau kata beliau digratiskan selama satu tahun kami juga tetap akan laksanakan," demikian Eldy.
Baca juga: Pengusaha minta pemkot tak hentikan operasional Kafe Terapung
"BRT beroperasi dan melintas sama sekali tidak di jalur yang dilalui angkot, penumpanya telah ditetapkan Dishub dan hanya yang ingin ke tempat wisata," kata Eldy di Palangka Raya, Jumat.
BRT juga tidak akan pernah mengangkut penumpang yang berada dipinggir jalan. Bus tersebut hanya mengangkut penumpang di halte yang sudah di sediakan pihak Dishub, salah satunya yang berada di taman Pasuk Kameloh Jalan S Parman.
Dia mengatakan sebelum diresmikannya BRT beroperasi di 'Kota Cantik', Dishup telah mengajak duduk bersama dengan Organda, sopir angkot dan pihak angkutan dalam jaringan yang beroperasi di daerah itu.
"Bahkan mereka sepakat dan tidak ada merasa tersaingi mengenai program kami lakukan tersebut," kata Eldy.
Eldy menegaskan, bagi masyarakat yang ingin menggunakan jasa BRT menuju ke tempat wisata Kereng Bengkirai sama sekali tidak dipungut biaya. Sebab tahun ini selama lima bulan Dishub menggratiskan bagi penumpang yang ingin berwisata di kota setempat.
Selama lima bulan BRT digratiskan, pemkot setempat melalui Dishub juga sudah menganggarkan biaya bahan bakar bus tersebut sebesar Rp60 juta. Setelah lima bulan tentunya penggunaan jasa BRT akan dikenakan tarif.
Baca juga: Ini respons cepat Wali Kota tanggapi keluhan masyarakat Manjuhan
Berdasarkan studi banding Dishub ke daerah yang melakukan program serupa, tarif yang dipungut BRT Rp6.000 dan disubsidi pemerintah setempat sebesar Rp3.000. Jadi masyarakat yang menggunakan jasa BRT hanya membayar dengan uang pribadi sebesar Rp3.000.
"Palangka Raya tergantung arahan bapak Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, kalau kata beliau diberlakukan tentunya kami berlakukan. Kalau kata beliau digratiskan selama satu tahun kami juga tetap akan laksanakan," demikian Eldy.
Baca juga: Pengusaha minta pemkot tak hentikan operasional Kafe Terapung