Jakarta (ANTARA) - Selain memperbanyak ibadah dan amal baik, warga muslim bisa memanfaatkan masa menjalankan ibadah puasa Ramadhan untuk menata pola makan dan menerapkan gaya hidup sehat demi kebaikan tubuh.
"Puasa bisa menjadi waktu untuk belajar mengontrol pola makan untuk menjaga lambung dan lebih selektif memilih makanan yang tepat, dan pastinya sehat juga," kata praktisi makanan sehat Max Mandias di Jakarta, Senin (13/5).
Lulusan Plant-Based Nutrition Program Cornell University itu menuturkan bahwa perubahan menuju gaya hidup sehat bisa dimulai dengan mengganti komposisi makanan yang disantap saat berbuka maupun sahur.
Mereka yang sebelumnya lebih banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berminyak, menurut dia, sebaiknya mulai beralih ke pangan nabati seperti sayur dan buah.
"Kalau kita mau puasa yang sehat jangan makan yang gitu (berlemak dan berminyak). Tapi kalau enggak ada pilihan bolehlah ambil satu, dengan catatan minum air putih dua gelas dan (makan) buah-buahan," kata Max.
Ia menyarankan diet dengan komposisi 50 persen sayur dan buah; 30 persen karbohidrat kompleks dari bahan makanan seperti kacang polong, gandum, jagung atau nasi; dan sisanya lauk pauk.
"Sebenarnya protein hewani sudah enggak harus lagi. Itu bisa disubstitusi (diganti) sama protein nabati, kayak tempe, tahu, kacang-kacangan, itu bisa banget," kata pemilik restoran sehat Burgreens itu.
Max juga menyarankan konsumsi minuman manis seperti jus atau kue berbahan dasar buah maupun sayur ditambah dua gelas air mineral saat berbuka puasa.
"Kedua pastikan sahur jangan di-skip (ditinggalkan), meski makan buah kurma itu enggak apa-apa asal jangan perut kosong terlalu lama, dan jangan berbuka terlalu malam," kata Max.
"Pastikan jangan sampai kenyang, itu memicu asam lambung jadi sekitar 80 persen lah," ia menambahkan.
Max juga mematahkan anggapan bahwa makanan sehat tidak selalu membosankan dan tidak enak dengan sajian di restorannya.
"Makanan sehat itu kan pasti ada stigma, boring, sedikit, enggak enak, enggak ada rasa. Kalau di sini kita mencoba mematahkan hal itu," kata dia.
Bersama istrinya, Max menjalankan restorannya bukan semata untuk meraup untung, namun juga sebagai ajang mengampanyekan konsumsi makanan kaya protein nabati dengan rasa yang enak.
"Jadi kita sendiri ada program Burgreens to School dan Burgreens to Office. Kita dipanggil buat mempromosikan gaya hidup yang berbasis nabati dan kita nyelipin gaya hidup yang ramah lingkungan," kata dia.
"Puasa bisa menjadi waktu untuk belajar mengontrol pola makan untuk menjaga lambung dan lebih selektif memilih makanan yang tepat, dan pastinya sehat juga," kata praktisi makanan sehat Max Mandias di Jakarta, Senin (13/5).
Lulusan Plant-Based Nutrition Program Cornell University itu menuturkan bahwa perubahan menuju gaya hidup sehat bisa dimulai dengan mengganti komposisi makanan yang disantap saat berbuka maupun sahur.
Mereka yang sebelumnya lebih banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berminyak, menurut dia, sebaiknya mulai beralih ke pangan nabati seperti sayur dan buah.
"Kalau kita mau puasa yang sehat jangan makan yang gitu (berlemak dan berminyak). Tapi kalau enggak ada pilihan bolehlah ambil satu, dengan catatan minum air putih dua gelas dan (makan) buah-buahan," kata Max.
Ia menyarankan diet dengan komposisi 50 persen sayur dan buah; 30 persen karbohidrat kompleks dari bahan makanan seperti kacang polong, gandum, jagung atau nasi; dan sisanya lauk pauk.
"Sebenarnya protein hewani sudah enggak harus lagi. Itu bisa disubstitusi (diganti) sama protein nabati, kayak tempe, tahu, kacang-kacangan, itu bisa banget," kata pemilik restoran sehat Burgreens itu.
Max juga menyarankan konsumsi minuman manis seperti jus atau kue berbahan dasar buah maupun sayur ditambah dua gelas air mineral saat berbuka puasa.
"Kedua pastikan sahur jangan di-skip (ditinggalkan), meski makan buah kurma itu enggak apa-apa asal jangan perut kosong terlalu lama, dan jangan berbuka terlalu malam," kata Max.
"Pastikan jangan sampai kenyang, itu memicu asam lambung jadi sekitar 80 persen lah," ia menambahkan.
Max juga mematahkan anggapan bahwa makanan sehat tidak selalu membosankan dan tidak enak dengan sajian di restorannya.
"Makanan sehat itu kan pasti ada stigma, boring, sedikit, enggak enak, enggak ada rasa. Kalau di sini kita mencoba mematahkan hal itu," kata dia.
Bersama istrinya, Max menjalankan restorannya bukan semata untuk meraup untung, namun juga sebagai ajang mengampanyekan konsumsi makanan kaya protein nabati dengan rasa yang enak.
"Jadi kita sendiri ada program Burgreens to School dan Burgreens to Office. Kita dipanggil buat mempromosikan gaya hidup yang berbasis nabati dan kita nyelipin gaya hidup yang ramah lingkungan," kata dia.