Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Sutik mengatakan, objek wisata andalan daerah yaitu pantai Ujung Pandaran terancam hancur akibat abrasi yang terus menggerus pantai itu.

"Butuh penanganan segera, sebab apabila tidak ditangani maka dikhawatirkan akan berdampak luas dan menimbulkan kerugian lebih besar, khususnya bagi daerah," katanya di Sampit, Kamis.

Pemerintah kabupaten diharapkan meminta bantuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan pemerintah pusat untuk menangani permasalahan tersebut. Jika hanya mengandalkan dana sendiri, tentunya akan sangat berat karena dana yang dimiliki pemerintah kabupaten sangat terbatas, sementara penanganan abrasi membutuhkan dana besar 

Kawasan Pantai Ujung Pandaran telah dicanangkan oleh pemerintah daerah sebagai objek wisata unggulan, bahkan pemerintah daerah telah menyiapkan anggaran puluhan miliar rupiah untuk peningkatan kawasan tersebut.

“Harus ada aksi nyata dan cepat untuk menanganinya. Saya khawatir abrasi semakin meluas dan objek wisata kita tersebut akan hilang," tegasnya.

Kader Partai Gerindra Kabupaten Kotawaringin Timur yang terpilih kembali untuk periode 2019-2024 tersebut juga mendesak agar pemerintah kabupaten aktif menyampaikan persoalan itu kepada pemerintah pusat.

Dengan terus disampaikan, sejumlah permasalahan tersebut diharapkan dapat perhatian serius dari pemerintah pusat, dalam hal ini pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Kalau daerah menunggu pembahasan APBD Perubahan di penghujung tahun nanti, iya kalau ada anggarannya yang bisa di alihkan, kalau tidak ada bagaimana? Makanya untuk itu kita harus meminta bantuan penanganan dari pemerintah pusat," ucapnya.

Dikatakan Sutik, penanganan sebelumnya telah dilaksanakan, seperti pembuatan pemecah ombak dan tanggul dari geotextile yang menelan dana miliaran dari APBN belum ada memperlihatkan perubahan yang signifikan. Bahkan sejak ada proyek itu, abrasi pantai semakin tidak terkendali.

“Masih belum diketahui secara pasti penyebab utama terjadinya abrasi di wilayah itu, karena abrasi terjadi dalam beberapa tahun terakhir  akibatnya daratan untuk arena kegiatan mulai habis terkikis," terangnya.

Abrasi juga telah menghancurkan beberapa rumah nelayan yang tidak jauh dari pantai, sehingga nelayan terpaksa harus direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Pewarta : Untung Setiawan
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024