Nanga Bulik (ANTARA) - Wakil Bupati Lamandau  Kalimantan Tengah Riko Porwanto mengaku, telah menerima laporan masyarakat terkait kondisi jembatan Saharaan, di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Sematu Jaya yang kondisinya nyaris ambruk sehingga akan diupayakan dibangun permanen.

"Kami sudah menerima laporan dari masyarakat bahwa jembatan di desa mereka butuh perhatian serius pemerintah daerah, dan hal ini akan kami tindak lanjuti," kata Riko Porwanto di Nanga Bulik, Selasa.

Rencananya ke depannya pemerintah daerah membangun jembatan yang merupakan akses utama masyarakat di desa tersebut dengan jembatan permanen.

Kepala Desa Mekar Mulya, Kecamatan Sematu Jaya, Herlangga Triatmaja mengungkapkan bahwa jembatan yang dibangun sejak 10 tahun silam itu, nyaris ambruk lantaran sering dilewati oleh kendaraan yang melebihi tonase dari perusahaan besar swasta.

Jembatan dengan material kayu tersebut saat ini dalam kondisi miring, karena tiang pondasi jembatan mengalami ambles, bahkan bagian lantai jembatan sudah berlubang besar.

Apabila tidak disikapi dengan cepat, dikhawatirkan jembatan tersebut ambruk maka akan banyak pihak yang dirugikan. Selain terhambatnya akses manusia dan barang ke desa mereka, juga berimbas pada bidang pendidikan, karena jembatan itu akses utama menuju sekolahan.

Ia mengungkapkan, pemerintah desa sudah berulangkali memasukkan rencana perbaikan jembatan tersebut sebagai program prioritas dalam musyawarah perencanaan pembangunan, sayangnya hingga saat ini belum ada tanggapan dari pemerintah daerah.

Agar jembatan tersebut tetap aman dilewati, sebelum ini pemerintah desa hampir setiap tahun menganggarkan untuk perawatan, namun hanya sebatas perawatan lantai jembatan. Sementara untuk mengganti pondasi pemerintah desa belum mampu.

"Jika tidak dilakukan perbaikan dengan segera, dikhawatirkan jembatan tersebut ambruk ketika dilewati kendaraan, terlebih kendaraan dengan muatan di atas lima ton, kami harap pemkab memperhatikan hal ini," demikian Herlangga.

Pewarta : Koko Sulistyo
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024