Jakarta (ANTARA) - Kenneth Omeruo direkrut Chelsea sebelum klub kaya London itu mendatangkan bintang-bintang lain seperti Eden Hazard, Cesar Azpilicueta, dan Gary Cahill, namun tujuh tahun setelah resmi pindah ke The Blues, ia sama sekali belum pernah mencatatkan penampilan untuk klub Liga Inggris tersebut.
Kemungkinan bek tengah 25 tahun tersebut tidak akan kembali ke Stamford Bridge, meski ia telah mengokohkan diri sebagai salah satu pemain bertahan terbaik pada Piala Afrika 2019 yang berlangsung di Mesir.
Ia adalah salah satu dari tiga pemain timnas yang masih bertahan, bersama John Obi Mikel dan Ahmed Musa, dari tim Elang Super yang memenangi gelar pada 2013. Saat itu, Omeuro yang masih berstatus pemain muda menjadi pemain inti pada lima dari enam pertandingan, termasuk saat mereka menang 1-0 atas Burkina Faso di final.
Setelah Nigeria gagal lolos pada dua edisi berikutnya, keikutsertaan mereka kali ini dinodai oleh kisruh terkait bonus-bonus yang tidak terbayarkan, yang berujung pada mogok latihan setelah kalah 0-1 dari Burundi pada laga pembukaan.
Di dalam negeri, para pejabat sepak bola papan atas Nigeria mendapat surat perintah penahanan akibat mereka tidak hadir di persidangan terkait kasus korupsi, namun Omeruo bertekad menepikan gangguan-gangguan semacam itu.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi di belakang, pekerjaan kami adalah untuk bermain dan rakyat Nigeria berharap kami memenangi setiap pertandingan, maka kami tahu bahwa kami harus melupakan hal-hal lain dan ... menjadi (tim) yang pertama lolos dari fase grup," kata Omeruo seperti dikutip AFP, setelah tandukannya mengamankan kemenangan 1-0 atas Guyana, yang sekaligus memastikan Nigeria melaju ke 16 besar.
"Penting untuk tetap fokus, kami memiliki skuat yang bagus. Saya telah absen selama beberapa waktu dan mereka bermain dan tampil bagus. Tidak masalah siapa yang kami hadapi, kami memiliki pertahanan yang kuat, itu terlihat (saat melawan Guyana) dan saya hanya ingin melakukan yang terbaik," imbuhnya.
Kekalahan 0-2 dari Madagaskar membuat Nigeria menghadapi pertandingan berat melawan juara bertahan Kamerun. Namun, kekalahan itu sekaligus juga akan menyoroti pentingnya Omeruo bagi pasukan Gernot Rohr.
Ia diistirahatkan oleh pelatih Jerman itu pada pertandingan terakhir grup, di mana Madagaskar dapat unggul cepat dan Nigeria tidak mampu bangkit. Kekalahan itu menempatkan Elang-elang Super pada jalur yang berpotensi mempertemukan mereka dengan Mesir, seandainya mampu menyingkirkan juara lima kali Kamerun.
Dampak yang diberikan Omeruo di timnas sangat berarti jika mengingat ia berkali-kali pindah klub akibat dipinjamkan Chelsea. Di klub terakhirnya, Leganes di Liga Spanyol, Omeruo merupakan pemain reguler di bawah asuhan mantan manajer Southampton Mauricio Pellegrino.
Setelah ditransfer Chelsea dari Standard Liege pada 2012, Omeruo sudah pernah menghabiskan waktu di Belanda dan Turki, serta pernah bermain selama 18 bulan di klub strata kedua Inggris Middlesbrough.
Kini Omeruo sudah makin mantap bermain di Liga Spanyol. Ia tidak menyesal telah dipinjamkan ke klub itu, dan menganggap hal ini sebagai keputusan yang sangat tepat.
"Kesempatan untuk bermain melawan pemain-pemain terbaik dunia merupakan hal besar bagi karier saya," ucapnya kepada BBC Sport perihal pengalamannya bermain di Liga Spanyol.
"Saya telah bermain jauh dari Inggris, di Turki untuk sementara waktu, dan setiap kali saya selalu mendambakan (tampil) di liga yang lebih tersorot, di mana orang-orang dapat melihat saya," lanjutnya.
"Untunglah setelah Piala Dunia, di mana saya tampil pada dua pertandingan, saya memiliki lebih banyak opsi, dan saya memilih Liga Spanyol di mana semua orang dapat melihat saya, dan sejauh ini hal itu merupakan keputusan sempurna bagi saya."
Kemungkinan bek tengah 25 tahun tersebut tidak akan kembali ke Stamford Bridge, meski ia telah mengokohkan diri sebagai salah satu pemain bertahan terbaik pada Piala Afrika 2019 yang berlangsung di Mesir.
Ia adalah salah satu dari tiga pemain timnas yang masih bertahan, bersama John Obi Mikel dan Ahmed Musa, dari tim Elang Super yang memenangi gelar pada 2013. Saat itu, Omeuro yang masih berstatus pemain muda menjadi pemain inti pada lima dari enam pertandingan, termasuk saat mereka menang 1-0 atas Burkina Faso di final.
Setelah Nigeria gagal lolos pada dua edisi berikutnya, keikutsertaan mereka kali ini dinodai oleh kisruh terkait bonus-bonus yang tidak terbayarkan, yang berujung pada mogok latihan setelah kalah 0-1 dari Burundi pada laga pembukaan.
Di dalam negeri, para pejabat sepak bola papan atas Nigeria mendapat surat perintah penahanan akibat mereka tidak hadir di persidangan terkait kasus korupsi, namun Omeruo bertekad menepikan gangguan-gangguan semacam itu.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi di belakang, pekerjaan kami adalah untuk bermain dan rakyat Nigeria berharap kami memenangi setiap pertandingan, maka kami tahu bahwa kami harus melupakan hal-hal lain dan ... menjadi (tim) yang pertama lolos dari fase grup," kata Omeruo seperti dikutip AFP, setelah tandukannya mengamankan kemenangan 1-0 atas Guyana, yang sekaligus memastikan Nigeria melaju ke 16 besar.
"Penting untuk tetap fokus, kami memiliki skuat yang bagus. Saya telah absen selama beberapa waktu dan mereka bermain dan tampil bagus. Tidak masalah siapa yang kami hadapi, kami memiliki pertahanan yang kuat, itu terlihat (saat melawan Guyana) dan saya hanya ingin melakukan yang terbaik," imbuhnya.
Kekalahan 0-2 dari Madagaskar membuat Nigeria menghadapi pertandingan berat melawan juara bertahan Kamerun. Namun, kekalahan itu sekaligus juga akan menyoroti pentingnya Omeruo bagi pasukan Gernot Rohr.
Ia diistirahatkan oleh pelatih Jerman itu pada pertandingan terakhir grup, di mana Madagaskar dapat unggul cepat dan Nigeria tidak mampu bangkit. Kekalahan itu menempatkan Elang-elang Super pada jalur yang berpotensi mempertemukan mereka dengan Mesir, seandainya mampu menyingkirkan juara lima kali Kamerun.
Dampak yang diberikan Omeruo di timnas sangat berarti jika mengingat ia berkali-kali pindah klub akibat dipinjamkan Chelsea. Di klub terakhirnya, Leganes di Liga Spanyol, Omeruo merupakan pemain reguler di bawah asuhan mantan manajer Southampton Mauricio Pellegrino.
Setelah ditransfer Chelsea dari Standard Liege pada 2012, Omeruo sudah pernah menghabiskan waktu di Belanda dan Turki, serta pernah bermain selama 18 bulan di klub strata kedua Inggris Middlesbrough.
Kini Omeruo sudah makin mantap bermain di Liga Spanyol. Ia tidak menyesal telah dipinjamkan ke klub itu, dan menganggap hal ini sebagai keputusan yang sangat tepat.
"Kesempatan untuk bermain melawan pemain-pemain terbaik dunia merupakan hal besar bagi karier saya," ucapnya kepada BBC Sport perihal pengalamannya bermain di Liga Spanyol.
"Saya telah bermain jauh dari Inggris, di Turki untuk sementara waktu, dan setiap kali saya selalu mendambakan (tampil) di liga yang lebih tersorot, di mana orang-orang dapat melihat saya," lanjutnya.
"Untunglah setelah Piala Dunia, di mana saya tampil pada dua pertandingan, saya memiliki lebih banyak opsi, dan saya memilih Liga Spanyol di mana semua orang dapat melihat saya, dan sejauh ini hal itu merupakan keputusan sempurna bagi saya."