Sampit (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diimbau mencegah kebakaran hutan dan lahan karena potensi kebakaran saat ini cukup tinggi.
"Saat seperti sekarang ini, puntung rokok pun bisa menyebabkan muncul api karena rumput kering sangat mudah terbakar. Makanya kami meminta kepedulian masyarakat untuk mencegah kebakaran lahan," kata Camat Teluk Sampit Juliansyah di Sampit, Jumat.
Kecamatan Teluk Sampit termasuk kecamatan yang cukup banyak terjadi kebakaran lahan. Pemadaman kebakaran di sejumlah lokasi terpaksa mengandalkan helikopter dengan membom air karena lokasinya sulit dijangkau dari jalur darat.
Masyarakat diimbau peduli membantu mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan karena pemerintah tidak akan kewalahan jika tidak dibantu masyarakat. Jika terjadi kebakaran lahan, masyarakat diminta segera memadamkannya sehingga api tidak sampai meluas.
Seperti Kamis (8/8) sore, kebakaran lahan terjadi sisi Jalan HM Arsyad Desa Lempuyang. Api cukup cepat menjalar karena tiupan angin cukup kencang.
Melihat kejadian itu Juliansyah yang sedang melintas langsung berhenti. Dibantu polisi, dengan peralatan seadanya menggunakan ranting, Juliansyah berusaha memadamkan api agar tidak terus meluas, sambil menunggu petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi.
"Saya tidak tahu apakah akibat kesengajaan atau tidak. Mungkin juga karena ada yang membuang puntung rokok. Tapi tidak sampai meluas karena sempat dipadamkan," kata Juliansyah.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit, pada Jumat pagi pantauan satelit menunjukkan sebanyak 34 hot spot atau titik panas tersebar di sejumlah kecamatan di Kotawaringin Timur.
Titik panas tersebut tersebar di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sebanyak tujuh titik, Mentaya Hilir Selatan enam titik, Mentaya Hilir Utara sebelas titik, Telawang empat titik, Teluk Sampit empat titik, Mentaya Hulu satu titik dan Parenggean satu titik.
Kepala BMKG Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan memperkirakan, asap pekat yang sempat menyaput Sampit beberapa hari terakhir berasal dari kawasan selatan. Indikasi itu juga terlihat dari banyaknya titik panas di kawasan selatan yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit.
Sementara itu, cuaca Sampit pada Jumat pagi cukup cerah. Asap yang biasanya menyaput wilayah ini, kini nyaris tidak terlihat. Masyarakat berharap kabut asap kebakaran lahan tidak muncul lagi sehingga aktivitas masyarakat berjalan lancar.
"Saat seperti sekarang ini, puntung rokok pun bisa menyebabkan muncul api karena rumput kering sangat mudah terbakar. Makanya kami meminta kepedulian masyarakat untuk mencegah kebakaran lahan," kata Camat Teluk Sampit Juliansyah di Sampit, Jumat.
Kecamatan Teluk Sampit termasuk kecamatan yang cukup banyak terjadi kebakaran lahan. Pemadaman kebakaran di sejumlah lokasi terpaksa mengandalkan helikopter dengan membom air karena lokasinya sulit dijangkau dari jalur darat.
Masyarakat diimbau peduli membantu mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan karena pemerintah tidak akan kewalahan jika tidak dibantu masyarakat. Jika terjadi kebakaran lahan, masyarakat diminta segera memadamkannya sehingga api tidak sampai meluas.
Seperti Kamis (8/8) sore, kebakaran lahan terjadi sisi Jalan HM Arsyad Desa Lempuyang. Api cukup cepat menjalar karena tiupan angin cukup kencang.
Melihat kejadian itu Juliansyah yang sedang melintas langsung berhenti. Dibantu polisi, dengan peralatan seadanya menggunakan ranting, Juliansyah berusaha memadamkan api agar tidak terus meluas, sambil menunggu petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi.
"Saya tidak tahu apakah akibat kesengajaan atau tidak. Mungkin juga karena ada yang membuang puntung rokok. Tapi tidak sampai meluas karena sempat dipadamkan," kata Juliansyah.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit, pada Jumat pagi pantauan satelit menunjukkan sebanyak 34 hot spot atau titik panas tersebar di sejumlah kecamatan di Kotawaringin Timur.
Titik panas tersebut tersebar di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sebanyak tujuh titik, Mentaya Hilir Selatan enam titik, Mentaya Hilir Utara sebelas titik, Telawang empat titik, Teluk Sampit empat titik, Mentaya Hulu satu titik dan Parenggean satu titik.
Kepala BMKG Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan memperkirakan, asap pekat yang sempat menyaput Sampit beberapa hari terakhir berasal dari kawasan selatan. Indikasi itu juga terlihat dari banyaknya titik panas di kawasan selatan yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit.
Sementara itu, cuaca Sampit pada Jumat pagi cukup cerah. Asap yang biasanya menyaput wilayah ini, kini nyaris tidak terlihat. Masyarakat berharap kabut asap kebakaran lahan tidak muncul lagi sehingga aktivitas masyarakat berjalan lancar.