Sampit (ANTARA) - Lebih dari seratus santri Pondok Pesantren Darul Amin Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengikuti istigasah atau doa bersama meminta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.
"Ini merupakan salah satu upaya kita meminta pertolongan kepada Allah agar diturunkan hujan sehingga kebakaran lahan dan kabut asap di Kotawaringin Timur dan Kalimantan Tengah secara umum, segera berakhir," kata Pengasuh Pondok Pesantren Darul Amin Sampit Ustaz Ahmad Royyan Zuhdi Abrar di Sampit, Selasa.
Istigasah dilaksanakan di lapangan pondok pesantren yang terletak di Jalan HM Arsyad tersebut. Istigasah yang dipimpin Ustaz Taufiqurrahman digelar di sela sosialisasi pengelolaan lahan gambut tanpa bakar oleh Badan Restorasi Gambut.
Santri terlihat khusyuk mengikuti pembacaan zikir dan doa bersama. Sama seperti warga Kotawaringin Timur lainnya, para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Darul Amin juga turut merasakan asap kebakaran lahan yang terkadang muncul pada pagi dan malam hari.
Seluruh santri dan undangan yang hadir berharap Allah segera menurunkan hujan agar kebakaran lahan tidak semakin marak. Hujan sangat dibutuhkan agar kebakaran lahan bisa padam karena saat ini kebakaran lahan masih terjadi beberapa lokasi.
Bahkan Selasa pagi, kebakaran lahan sempat terjadi di Jalan Teratai 6 yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Pondok Pesantren Darul Amin. Untungnya petugas pemadam kebakaran cepat datang ke lokasi sehingga kebakaran lahan tidak sampai meluas.
Ahmad Royyan mengatakan, kebakaran lahan dan kabut asap yang terjadi di daerah ini sudah membawa dampak buruk dari masyarakat. Selain mengganggu kesehatan, kabut asap juga berimbas terhadap pendidikan dan kegiatan perekonomian masyarakat.
Pengasuh Majelis Tsanaul Khair ini mengajak masyarakat untuk membantu pemerintah mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Upaya itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama semua pihak.
Baca juga: Polres Kotim pasang garis polisi 71 lokasi kebakaran lahan
Baca juga: Potensi kebakaran lahan di Kotim semakin tinggi
"Kami juga mengimbau agar kita semua melaksanakan shalat istisqa agar Allah menurunkan hujan. Kami harap pemerintah daerah juga memfasilitasi ini di tingkat kabupaten dan kecamatan," harap Ahmad Royyan.
Sementara itu, beberapa hari terakhir asap yang biasanya menyaput Kota Sampit mulai berkurang diduga akibat tiupan angin cukup kencang. Namun, kebakaran lahan masih terjadi di beberapa lokasi seperti di Desa Eka Bahurui dan lokasi lainnya.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit pada Selasa pagi terdapat sembilan titik panas atau hotspot di Kotawaringin Timur. Sebarannya yaitu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sebanyak dua titik, Teluk Sampit satu titik, Telawang satu titik, Parenggean satu titik, Mentaya Hilir Utara satu titik, Mentaya Hilir Selatan satu titik, Cempaga Hulu satu titik dan Cempaga satu titik.
"Ini merupakan salah satu upaya kita meminta pertolongan kepada Allah agar diturunkan hujan sehingga kebakaran lahan dan kabut asap di Kotawaringin Timur dan Kalimantan Tengah secara umum, segera berakhir," kata Pengasuh Pondok Pesantren Darul Amin Sampit Ustaz Ahmad Royyan Zuhdi Abrar di Sampit, Selasa.
Istigasah dilaksanakan di lapangan pondok pesantren yang terletak di Jalan HM Arsyad tersebut. Istigasah yang dipimpin Ustaz Taufiqurrahman digelar di sela sosialisasi pengelolaan lahan gambut tanpa bakar oleh Badan Restorasi Gambut.
Santri terlihat khusyuk mengikuti pembacaan zikir dan doa bersama. Sama seperti warga Kotawaringin Timur lainnya, para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Darul Amin juga turut merasakan asap kebakaran lahan yang terkadang muncul pada pagi dan malam hari.
Seluruh santri dan undangan yang hadir berharap Allah segera menurunkan hujan agar kebakaran lahan tidak semakin marak. Hujan sangat dibutuhkan agar kebakaran lahan bisa padam karena saat ini kebakaran lahan masih terjadi beberapa lokasi.
Bahkan Selasa pagi, kebakaran lahan sempat terjadi di Jalan Teratai 6 yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Pondok Pesantren Darul Amin. Untungnya petugas pemadam kebakaran cepat datang ke lokasi sehingga kebakaran lahan tidak sampai meluas.
Ahmad Royyan mengatakan, kebakaran lahan dan kabut asap yang terjadi di daerah ini sudah membawa dampak buruk dari masyarakat. Selain mengganggu kesehatan, kabut asap juga berimbas terhadap pendidikan dan kegiatan perekonomian masyarakat.
Pengasuh Majelis Tsanaul Khair ini mengajak masyarakat untuk membantu pemerintah mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Upaya itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama semua pihak.
Baca juga: Polres Kotim pasang garis polisi 71 lokasi kebakaran lahan
Baca juga: Potensi kebakaran lahan di Kotim semakin tinggi
"Kami juga mengimbau agar kita semua melaksanakan shalat istisqa agar Allah menurunkan hujan. Kami harap pemerintah daerah juga memfasilitasi ini di tingkat kabupaten dan kecamatan," harap Ahmad Royyan.
Sementara itu, beberapa hari terakhir asap yang biasanya menyaput Kota Sampit mulai berkurang diduga akibat tiupan angin cukup kencang. Namun, kebakaran lahan masih terjadi di beberapa lokasi seperti di Desa Eka Bahurui dan lokasi lainnya.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit pada Selasa pagi terdapat sembilan titik panas atau hotspot di Kotawaringin Timur. Sebarannya yaitu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sebanyak dua titik, Teluk Sampit satu titik, Telawang satu titik, Parenggean satu titik, Mentaya Hilir Utara satu titik, Mentaya Hilir Selatan satu titik, Cempaga Hulu satu titik dan Cempaga satu titik.