Palangka Raya (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri mengungkapkan, ada sebanyak tiga orang jemaah haji yang wafat saat melaksanakan ibadah di tanah suci pada tahun 2019.
"Tiga orang yang wafat itu, dua berasal dari Kabupaten Kotawaringin Timur dan satu orang lagi berasal dari Kabupaten Barito Utara," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Saat ditanya apakah ada santunan yang diberikan oleh pemprov, Fahrizal menjelaskan bahwa mereka sudah mendapatkan asuransi penyelenggaraan haji. Hal itu ia jelaskan usai rapat evaluasi dan koordinasi kedatangan dan pemulangan jemaah haji di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalteng.
Tiga orang jemaah yang wafat itu, yakni Darmawi Antar Taip (77) asal Pelangsian, Kotawaringin Timur, Tadjudinnoor Salmin Muhdar (77) asal Ketapang, Kotawaringin Timur dan Sahrum Tatai Sidik (73) asal Desa Malewai, Barito Utara. Ketiganya dimakamkan di Sharaye.
Selain itu, pihaknya juga menerima informasi bahwa sejumlah jemaah haji asal Kalteng mengalami sakit. Juga adanya jemaah yang tersesat saat berada di tanah suci hingga mengalami kecopetan.
"Kejadian-kejadian seperti itu memang seringkali terjadi saat pelaksanaan ibadah haji. Khususnya bagi jemaah yang masuk kategori lanjut usia, kebanyakan dari mereka tidak hafal lokasi makanya tersesat," ungkapnya.
Namun disana ada petugas yang disebar oleh pemerintah Indonesia untuk menangani berbagai masalah, salah satunya kasus jemaah yang tersesat. Jemaah asal Indonesia bisa dikenali dengan adanya gelang identitas dan saat ditemukan akan diantar ke tempatnya masing-masing.
Sedangkan kasus kecopetan, menurutnya itu kembali kepada kehati-hatian bersama, khususnya para jemaah yang sedang menjalankan ibadah di tanah suci. Sebab di tengah keramaian atau banyaknya manusia yang berkumpul, tentu masalah tersebut memang berpeluang terjadi.
"Pada saat ibadah umrah pun kasus kecopetan bisa terjadi, seperti yang pernah dialami oleh adik saya. Jadi semua ini sebagai pengingat bagi kita semua, saat melaksanakan ibadah hendaknya membawa uang dan perhiasan secukupnya saja," terangnya.
Sementara itu Kepala Kanwil Kemenag Kalteng Masrawan mengatakan, untuk tiga orang jemaah yang wafat di Arab Saudi saat menjalankan ibadah haji, mereka langsung dimakamkan disana.
Selanjutnya, terkait kasus kecopetan hal itu dianggap wajar, sebab dalam kondisi tersebut banyak orang berkumpul dalam satu tempat, sehingga tidak perlu dipermasalahkan dan bisa lebih berhati-hati kedepannya.
"Kemudian mengenai kedatangan jemaah haji asal Kalteng melalui Banjarmasin, telah kami rapatkan. Pemprov bersama masing-masing panitia dari daerah telah siap menyambutnya," ungkapnya.
"Tiga orang yang wafat itu, dua berasal dari Kabupaten Kotawaringin Timur dan satu orang lagi berasal dari Kabupaten Barito Utara," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Saat ditanya apakah ada santunan yang diberikan oleh pemprov, Fahrizal menjelaskan bahwa mereka sudah mendapatkan asuransi penyelenggaraan haji. Hal itu ia jelaskan usai rapat evaluasi dan koordinasi kedatangan dan pemulangan jemaah haji di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalteng.
Tiga orang jemaah yang wafat itu, yakni Darmawi Antar Taip (77) asal Pelangsian, Kotawaringin Timur, Tadjudinnoor Salmin Muhdar (77) asal Ketapang, Kotawaringin Timur dan Sahrum Tatai Sidik (73) asal Desa Malewai, Barito Utara. Ketiganya dimakamkan di Sharaye.
Selain itu, pihaknya juga menerima informasi bahwa sejumlah jemaah haji asal Kalteng mengalami sakit. Juga adanya jemaah yang tersesat saat berada di tanah suci hingga mengalami kecopetan.
"Kejadian-kejadian seperti itu memang seringkali terjadi saat pelaksanaan ibadah haji. Khususnya bagi jemaah yang masuk kategori lanjut usia, kebanyakan dari mereka tidak hafal lokasi makanya tersesat," ungkapnya.
Namun disana ada petugas yang disebar oleh pemerintah Indonesia untuk menangani berbagai masalah, salah satunya kasus jemaah yang tersesat. Jemaah asal Indonesia bisa dikenali dengan adanya gelang identitas dan saat ditemukan akan diantar ke tempatnya masing-masing.
Sedangkan kasus kecopetan, menurutnya itu kembali kepada kehati-hatian bersama, khususnya para jemaah yang sedang menjalankan ibadah di tanah suci. Sebab di tengah keramaian atau banyaknya manusia yang berkumpul, tentu masalah tersebut memang berpeluang terjadi.
"Pada saat ibadah umrah pun kasus kecopetan bisa terjadi, seperti yang pernah dialami oleh adik saya. Jadi semua ini sebagai pengingat bagi kita semua, saat melaksanakan ibadah hendaknya membawa uang dan perhiasan secukupnya saja," terangnya.
Sementara itu Kepala Kanwil Kemenag Kalteng Masrawan mengatakan, untuk tiga orang jemaah yang wafat di Arab Saudi saat menjalankan ibadah haji, mereka langsung dimakamkan disana.
Selanjutnya, terkait kasus kecopetan hal itu dianggap wajar, sebab dalam kondisi tersebut banyak orang berkumpul dalam satu tempat, sehingga tidak perlu dipermasalahkan dan bisa lebih berhati-hati kedepannya.
"Kemudian mengenai kedatangan jemaah haji asal Kalteng melalui Banjarmasin, telah kami rapatkan. Pemprov bersama masing-masing panitia dari daerah telah siap menyambutnya," ungkapnya.