Wulandoni-Lembata, NTT (ANTARA) - Sejumlah masyarakat di Desa Wulandoni, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengaku bahagia karena akhirnya selama bertahun-tahun baru kali ini ada kapal yang bersandar di Pelabuhan Wulandoni.
Tokoh masyarakat Desa Wulandoni Servas Beding kepada ANTARA di Desa Wulandoni, Rabu mengatakan bahwa dermaga tersebut sudah dibangun sejak tahun 2014 namun baru kali ini disinggahi kapal besar.
"Apalagi kapal yang sandar di sini adalah kapal perang yang sama sekali tanpa kami pikirkan akan berlabuh di pelabuhan ini, " katanya.
Saat KRI Hiu 634 TNI-AL bersandar di Pelabuhan Wulandoni pukul 07.00 WITA puluhan warga di desa yang berhadapan langsung dengan Laut Sawu tersebut berbondong-bondong datang ke pelabuhan itu.
Menurut Servas, warga ingin naik ke dalam kapal perang tersebut dan melihat langsung dari dalam apa saja yang tersimpan di dalam kapal perang.
Hal tersebut diakui juga oleh tokoh masyarakat Desa Wulandoni lainnya, Thomas Aquino.
Ia mengaku bahwa kaget saat kapal KRI Hiu berlabuh di pelabuhan tersebut.
"Tadi saya minta ke komandannya kalau boleh kami naik ke atas, dan mereka bilang boleh, " katanya
Beberapa sekolah di desa itu pun langsung mengarahkan para pelajarnya datang ke kapal tersebut.
Thomas menilai bahwa dengan adanya kapal perang tersebut warga dan pelajar akan mengetahui tahu lebih banyak tentang kapal perang yang dimiliki Indonesia.
Tokoh masyarakat Desa Wulandoni Servas Beding kepada ANTARA di Desa Wulandoni, Rabu mengatakan bahwa dermaga tersebut sudah dibangun sejak tahun 2014 namun baru kali ini disinggahi kapal besar.
"Apalagi kapal yang sandar di sini adalah kapal perang yang sama sekali tanpa kami pikirkan akan berlabuh di pelabuhan ini, " katanya.
Saat KRI Hiu 634 TNI-AL bersandar di Pelabuhan Wulandoni pukul 07.00 WITA puluhan warga di desa yang berhadapan langsung dengan Laut Sawu tersebut berbondong-bondong datang ke pelabuhan itu.
Menurut Servas, warga ingin naik ke dalam kapal perang tersebut dan melihat langsung dari dalam apa saja yang tersimpan di dalam kapal perang.
Hal tersebut diakui juga oleh tokoh masyarakat Desa Wulandoni lainnya, Thomas Aquino.
Ia mengaku bahwa kaget saat kapal KRI Hiu berlabuh di pelabuhan tersebut.
"Tadi saya minta ke komandannya kalau boleh kami naik ke atas, dan mereka bilang boleh, " katanya
Beberapa sekolah di desa itu pun langsung mengarahkan para pelajarnya datang ke kapal tersebut.
Thomas menilai bahwa dengan adanya kapal perang tersebut warga dan pelajar akan mengetahui tahu lebih banyak tentang kapal perang yang dimiliki Indonesia.