Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Jum'atni meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat berupaya melakukan normalisasi harga ayam potong yang terus mengalami kenaikan menjelang Natal dan tahun baru 2020.
"Peran Disperindag disini haruslah aktif, agar harga daging ayam potong tidak tinggi, apalagi jelang Natal dan tahun baru harganya berpotensi naik," kata Jum'atni di Palangka Raya, Minggu.
Ia mendorong, agar instansi terkait melakukan survei di sejumlah pasar yang ada di Palangka Raya, guna mengetahui apa penyebab terus merangkak naiknya harga daging ayam potong tersebut.
Apabila sudah mengetahui penyebab naiknya harga daging ayam potong dan komoditas lainnya, maka instansi yang membidangi masalah itu wajib mencarikan solusinya, agar naiknya juga dalam ambang batas wajar.
"Saat ini memang kenaikan harga ayam potong masih dalam batas wajar, yang kami khawatirkan bila tidak dikontrol maka harganya kian melambung tinggi," tegasnya.
Politisi Partai Amanat Nasional Palangka Raya menambahkan, jangan sampai persoalan tersebut, membuat masyarakat resah serta berimbas kepada harga bahan pokok lainnya dan turut melambung tinggi.
Jangan sampai jelang perayaan hari besar keagamaan, menjadi kesempatan bagi oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan pribadi dan merugikan banyak pihak.
"Saya yakin untuk menangani hal seperti ini tidak hanya Disperindag yang bergerak, melainkan Satgas Pangan di daerah setempat akan bergerak, apabila kondisinya sudah membuat masyarakat resah," jelas Jum'atni
Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan, harga daging ayam potong di sejumlah pasar Palangka Raya bervariasi, yakni berkisar antara Rp40-42 ribu per kilogramnya.
Tidak menutup kemungkinan harga tersebut jelang Natal dan tahun baru 2020 akan kembali naik. Kenaikan tersebut tentunya juga sudah menjadi hukum pasar yang setiap tahunnya selalu terjadi.
"Peran Disperindag disini haruslah aktif, agar harga daging ayam potong tidak tinggi, apalagi jelang Natal dan tahun baru harganya berpotensi naik," kata Jum'atni di Palangka Raya, Minggu.
Ia mendorong, agar instansi terkait melakukan survei di sejumlah pasar yang ada di Palangka Raya, guna mengetahui apa penyebab terus merangkak naiknya harga daging ayam potong tersebut.
Apabila sudah mengetahui penyebab naiknya harga daging ayam potong dan komoditas lainnya, maka instansi yang membidangi masalah itu wajib mencarikan solusinya, agar naiknya juga dalam ambang batas wajar.
"Saat ini memang kenaikan harga ayam potong masih dalam batas wajar, yang kami khawatirkan bila tidak dikontrol maka harganya kian melambung tinggi," tegasnya.
Politisi Partai Amanat Nasional Palangka Raya menambahkan, jangan sampai persoalan tersebut, membuat masyarakat resah serta berimbas kepada harga bahan pokok lainnya dan turut melambung tinggi.
Jangan sampai jelang perayaan hari besar keagamaan, menjadi kesempatan bagi oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan pribadi dan merugikan banyak pihak.
"Saya yakin untuk menangani hal seperti ini tidak hanya Disperindag yang bergerak, melainkan Satgas Pangan di daerah setempat akan bergerak, apabila kondisinya sudah membuat masyarakat resah," jelas Jum'atni
Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan, harga daging ayam potong di sejumlah pasar Palangka Raya bervariasi, yakni berkisar antara Rp40-42 ribu per kilogramnya.
Tidak menutup kemungkinan harga tersebut jelang Natal dan tahun baru 2020 akan kembali naik. Kenaikan tersebut tentunya juga sudah menjadi hukum pasar yang setiap tahunnya selalu terjadi.