Palangka Raya (ANTARA) - Pakar pertanian dan peternakan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Prof Danang Biyatmoko mengapresiasi, bantuan PT Gawi Bahandep Sawit Mekar (PT GBSM) kepada peternak ayam di Desa Muara Dua, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
"Layak diapresiasi karena peternakan memang tepat dijadikan ujung tombak program pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi dan program lainnya untuk peningkatan pendapatan,” kata Danang ketika dihubungi dari Palangka Raya, Minggu.
Kondisi demikian, lanjut Danang, tak lepas dari karakteristik usaha peternakan itu sendiri. Diantaranya, karena peternakan bersentuhan langsung dengan masyarakat, hasil peternakan memang mudah dijual dan paling mudah dianalisis, termasuk keuntungannya.
“Jamur misalnya, sulit dijual. Begitu pula pertanian seperti pisang, itu juga kalau berhasil panen dan masih harus menunggu. Jadi, signifikansi keberhasilan yang lebih mudah terlihat memang pada peternakan, karena peternak bisa menjual hasilnya secara langsung,” ujarnya.
Sebagai usaha yang memiliki periode panen jangka pendek, usaha peternakan memang mudah dianalisis. Contohnya ayam pedaging, bisa dengan mudah diperhitungkan besaran konversi dari pakan ke bobot daging saat panen.
Rosmiyah salah seorang warga RT 01/01 Desa Muara Dua yang menerima bantuan peternakan dari PT GBSM mengaku sangat terbantu. Menurutnya bantuan tersebut bisa meningkatkan pendapatan.
“Tentu senang sekali, apalagi peternakan kami sudah tiga kali panen. PT GBSM memberi bantuan berupa bibit ayam, kandang ayam, pakan dan obat-obatan," tuturnya.
Bantuan bagi peternak ayam di Desa Muara Dua itu sendiri, merupakan perwujudan dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) PT GBSM. Program DMPA merupakan pengembangan dari program 'corporate social responsibility' (CSR) perusahaan dan program Desa Bebas Kebakaran (DBK).
Program yang dikembangkan sejak tahun 2018 tersebut, bertujuan untuk memberdayakan ekonomi desa agar dapat tumbuh makmur dan juga mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Program DMPA juga mengembangkan program Pemberdayaan Ekonomi Desa melalui Badan Usaha Milik Desa dan usaha-usaha masyarakat, serta menyediakan Asisten Community Development yang bertugas membantu masyarakat menggali potensi desanya agar dapat dikembangkan menjadi unit usaha yang berkelanjutan.
"Layak diapresiasi karena peternakan memang tepat dijadikan ujung tombak program pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi dan program lainnya untuk peningkatan pendapatan,” kata Danang ketika dihubungi dari Palangka Raya, Minggu.
Kondisi demikian, lanjut Danang, tak lepas dari karakteristik usaha peternakan itu sendiri. Diantaranya, karena peternakan bersentuhan langsung dengan masyarakat, hasil peternakan memang mudah dijual dan paling mudah dianalisis, termasuk keuntungannya.
“Jamur misalnya, sulit dijual. Begitu pula pertanian seperti pisang, itu juga kalau berhasil panen dan masih harus menunggu. Jadi, signifikansi keberhasilan yang lebih mudah terlihat memang pada peternakan, karena peternak bisa menjual hasilnya secara langsung,” ujarnya.
Sebagai usaha yang memiliki periode panen jangka pendek, usaha peternakan memang mudah dianalisis. Contohnya ayam pedaging, bisa dengan mudah diperhitungkan besaran konversi dari pakan ke bobot daging saat panen.
Rosmiyah salah seorang warga RT 01/01 Desa Muara Dua yang menerima bantuan peternakan dari PT GBSM mengaku sangat terbantu. Menurutnya bantuan tersebut bisa meningkatkan pendapatan.
“Tentu senang sekali, apalagi peternakan kami sudah tiga kali panen. PT GBSM memberi bantuan berupa bibit ayam, kandang ayam, pakan dan obat-obatan," tuturnya.
Bantuan bagi peternak ayam di Desa Muara Dua itu sendiri, merupakan perwujudan dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) PT GBSM. Program DMPA merupakan pengembangan dari program 'corporate social responsibility' (CSR) perusahaan dan program Desa Bebas Kebakaran (DBK).
Program yang dikembangkan sejak tahun 2018 tersebut, bertujuan untuk memberdayakan ekonomi desa agar dapat tumbuh makmur dan juga mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Program DMPA juga mengembangkan program Pemberdayaan Ekonomi Desa melalui Badan Usaha Milik Desa dan usaha-usaha masyarakat, serta menyediakan Asisten Community Development yang bertugas membantu masyarakat menggali potensi desanya agar dapat dikembangkan menjadi unit usaha yang berkelanjutan.