Peternak ayam Desa Jahitan merasa terbantu oleh PT GBSM
Kuala Pembuang (ANTARA) - Bantuan yang diberikan oleh PT Gawi Bahandep Sawit Mekar (GBSM), disambut gembira peternak ayam di Desa Jahitan, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
Mereka merasa sangat terbantu, lantaran selama ini salah satu kendala dalam pengembangan usaha ternak ayam adalah terkait permodalan.
“Senang sekali, karena selama ini kami kesulitan modal. Dengan bantuan ini, peternak bisa lebih maju,” kata Sarita salah seorang peternak ayam broiler di Desa Jahitan, Senin.
Sebagai peternak, menurutnya modal menjadi faktor utama dalam meningkatkan skala usaha yang dimiliki. Meski selama ini dirinya sudah sekitar dua tahun menggeluti ternak ayam, namun merasa sulit berkembang.
Beruntung pada akhirnya mereka menerima bantuan PT GBSM. Selain diberi ayam DOC, pihaknya juga dibuatkan kandang kayu bertingkat ukuran 4x6 meter, pakan sebanyak delapan karung per musim panen dan obat-obatan.
"Pendapatan meningkat dan kami bisa menjual ayam dengan harga Rp40-45 ribu per kilogram. Sehingga dalam satu musim, kami bisa mendapat penghasilan sekitar Rp8 juta,” jelasnya.
Tak hanya bantuan modal. Selain itu, PT GBSM juga melakukan pendampingan terhadap usaha yang digeluti. Arniwati, peternak lain Desa Jahitan, juga mengaku senang atas bantuan PT GBSM.
"Sama seperti Sarita, selama ini saya kesulitan untuk mengembangkan usaha ternak akibat terbatasnya modal. Saya merasa terbantu dan senang, kalau bisa bantuannya ditambah,” harapnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini, bantuan yang diberikan sudah mencapai dua siklus panen. Bantuan bagi peternak ayam di Desa Jahitan, merupakan bagian dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari PT GBSM. Melalui program DMPA, PT GBSM melakukan pemberdayaan kepada peternak.
Program DMPA merupakan pengembangan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dan Program Desa Bebas Kebakaran (DBK). Program yang dikembangkan sejak 2018 tersebut bertujuan untuk memberdayakan ekonomi desa, agar tumbuh makmur dan juga mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Program DMPA juga mengembangkan Program Pemberdayaan Ekonomi Desa melalui Badan Usaha Milik Desa dan usaha-usaha masyarakat, serta menyiapkan Asisten Community Development yang bertugas membantu masyarakat menggali potensi desanya, sehingga dapat dikembangkan menjadi unit usaha yang berkelanjutan.
Mereka merasa sangat terbantu, lantaran selama ini salah satu kendala dalam pengembangan usaha ternak ayam adalah terkait permodalan.
“Senang sekali, karena selama ini kami kesulitan modal. Dengan bantuan ini, peternak bisa lebih maju,” kata Sarita salah seorang peternak ayam broiler di Desa Jahitan, Senin.
Sebagai peternak, menurutnya modal menjadi faktor utama dalam meningkatkan skala usaha yang dimiliki. Meski selama ini dirinya sudah sekitar dua tahun menggeluti ternak ayam, namun merasa sulit berkembang.
Beruntung pada akhirnya mereka menerima bantuan PT GBSM. Selain diberi ayam DOC, pihaknya juga dibuatkan kandang kayu bertingkat ukuran 4x6 meter, pakan sebanyak delapan karung per musim panen dan obat-obatan.
"Pendapatan meningkat dan kami bisa menjual ayam dengan harga Rp40-45 ribu per kilogram. Sehingga dalam satu musim, kami bisa mendapat penghasilan sekitar Rp8 juta,” jelasnya.
Tak hanya bantuan modal. Selain itu, PT GBSM juga melakukan pendampingan terhadap usaha yang digeluti. Arniwati, peternak lain Desa Jahitan, juga mengaku senang atas bantuan PT GBSM.
"Sama seperti Sarita, selama ini saya kesulitan untuk mengembangkan usaha ternak akibat terbatasnya modal. Saya merasa terbantu dan senang, kalau bisa bantuannya ditambah,” harapnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini, bantuan yang diberikan sudah mencapai dua siklus panen. Bantuan bagi peternak ayam di Desa Jahitan, merupakan bagian dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari PT GBSM. Melalui program DMPA, PT GBSM melakukan pemberdayaan kepada peternak.
Program DMPA merupakan pengembangan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dan Program Desa Bebas Kebakaran (DBK). Program yang dikembangkan sejak 2018 tersebut bertujuan untuk memberdayakan ekonomi desa, agar tumbuh makmur dan juga mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Program DMPA juga mengembangkan Program Pemberdayaan Ekonomi Desa melalui Badan Usaha Milik Desa dan usaha-usaha masyarakat, serta menyiapkan Asisten Community Development yang bertugas membantu masyarakat menggali potensi desanya, sehingga dapat dikembangkan menjadi unit usaha yang berkelanjutan.