Sampit (ANTARA) - Seorang nelayan bernama Marhasan (26) warga Desa Bapinang Hilir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, yang hilang setelah terjatuh dari perahu saat mencari ikan, akhirnya ditemukan namun dalam keadaan sudah meninggal dunia.
"Jenazah nelayan tersebut sudah ditemukan. Ini jenazahnya langsung dimakamkan hari ini juga," Camat Pulau Hanaut H Eddy Mashami yang menghadiri pemakaman, Jumat.
Tenggelamnya Marhasan terjadi pada Kamis (2/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu korban seperti biasa berangkat mencari ikan ke Sungai Mentaya sekitar pukul 06.00 WIB. Dia berangkat bersama beberapa orang rekan sesama nelayan, namun menggunakan perahu motor masing-masing.
Saat kejadian, Sungai Mentaya sedang surut sehingga arus cukup deras. Namun bagi nelayan setempat, hal ini sudah biasa karena memang rutin terjadi.
Saat hendak mengangkat jaring ikan, korban terjatuh dari perahu motor yang dinaikinya. Rekan-rekan korban yang menyaksikan kejadian itu langsung mendatangi dan mencoba menyelamatkan.
Warga berusaha mencari korban namun belum berhasil menemukan tubuh pria bujangan tersebut. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polisi dan aparatur pemerintahan setempat.
Korban diketahui bisa berenang karena profesinya memang sebagai nelayan. Ada dugaan korban terjatuh akibat penyakit elilepsi yang dideritanya.
Baca juga: SOPD Kotim didorong laksanakan kegiatan lebih awal
Pencarian dilakukan oleh warga bersama tim gabungan, diantaranya dari Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah, Polres Kotawaringin Timur, Basarnas, TNI AL, Satbrimob Polda Kalimantan Tengah, Palang Merah Indonesia, Tagana, Orari dan lainnya.
Setelah melakukan pencarian satu hari lebih, tim berhasil menemukan jenazah korban. Tubuh nelayan itu mengapung tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Tadi ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB. Lokasi ditemukannya berjarak sekitar 150 meter dari tempat asal korban terjatuh. Kami turut berduka atas kejadian ini. Semoga pihak keluarga diberi ketabahan," harap Eddy.
Eddy mengimbau warganya lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai, tidak terkecuali bagi nelayan. Sikap hati-hati diharapkan bisa menghindarkan warga dari musibah.
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi kinerja Kemenag dalam pembinaan umat
Baca juga: BMKG Sampit ingatkan waspadai hujan deras berpotensi memicu banjir
"Jenazah nelayan tersebut sudah ditemukan. Ini jenazahnya langsung dimakamkan hari ini juga," Camat Pulau Hanaut H Eddy Mashami yang menghadiri pemakaman, Jumat.
Tenggelamnya Marhasan terjadi pada Kamis (2/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu korban seperti biasa berangkat mencari ikan ke Sungai Mentaya sekitar pukul 06.00 WIB. Dia berangkat bersama beberapa orang rekan sesama nelayan, namun menggunakan perahu motor masing-masing.
Saat kejadian, Sungai Mentaya sedang surut sehingga arus cukup deras. Namun bagi nelayan setempat, hal ini sudah biasa karena memang rutin terjadi.
Saat hendak mengangkat jaring ikan, korban terjatuh dari perahu motor yang dinaikinya. Rekan-rekan korban yang menyaksikan kejadian itu langsung mendatangi dan mencoba menyelamatkan.
Warga berusaha mencari korban namun belum berhasil menemukan tubuh pria bujangan tersebut. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polisi dan aparatur pemerintahan setempat.
Korban diketahui bisa berenang karena profesinya memang sebagai nelayan. Ada dugaan korban terjatuh akibat penyakit elilepsi yang dideritanya.
Baca juga: SOPD Kotim didorong laksanakan kegiatan lebih awal
Pencarian dilakukan oleh warga bersama tim gabungan, diantaranya dari Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah, Polres Kotawaringin Timur, Basarnas, TNI AL, Satbrimob Polda Kalimantan Tengah, Palang Merah Indonesia, Tagana, Orari dan lainnya.
Setelah melakukan pencarian satu hari lebih, tim berhasil menemukan jenazah korban. Tubuh nelayan itu mengapung tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Tadi ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB. Lokasi ditemukannya berjarak sekitar 150 meter dari tempat asal korban terjatuh. Kami turut berduka atas kejadian ini. Semoga pihak keluarga diberi ketabahan," harap Eddy.
Eddy mengimbau warganya lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai, tidak terkecuali bagi nelayan. Sikap hati-hati diharapkan bisa menghindarkan warga dari musibah.
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi kinerja Kemenag dalam pembinaan umat
Baca juga: BMKG Sampit ingatkan waspadai hujan deras berpotensi memicu banjir