Sampit (ANTARA) - Kehadiran mahasiswa Program Studi Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangka Raya Kalimantan Tengah di Kabupaten Kotawaringin Timur disambut antusias pemerintah daerah dan masyarakat karena bisa membantu mengedukasi masyarakat dalam mencegah stunting.
"Mudahan dengan kegitan PKL mahasiswa ini, warga Kecamatan Cempaga dapat memperhatikan betapa pentingnya gizi dalam pertumbuhan perkembangan anak dan kesehatan lansia. Terlebih pemerintah daerah sedang gencar mencegah dan menanggulangi stunting," kata Pelaksana Tugas Camat Cempaga H Dedi Purwanto di Cempaga, Kamis.
Kecamatan Cempaga merupakan salah satu lokasi praktik kerja lapangan (PKL) mahasiswa Program studi Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Kehadiran mereka disambut gembira oleh pemerintah dan masyarakat Kecamatan Cempaga.
Praktik kerja lapangan bidang Program Intervensi Gizi Masyarakat (PIGM) dilaksanakan di aula Kecamatan Cempaga. Masyarakat yang hadir pun antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Saat membuka kegiatan tersebut, Dedi menyampaikan dukungannya sekaligus berharap agar kegiatan yang bertujuan membina masyarakat itu terus dikembangkan dan dilanjutkan karena sangat penting bagi masyarakat.
Bagi mahasiswa, kegiatan ini merupakan salah satu pencapaian mata kuliah penyuluhan dan konsultasi gizi (PKG) yang merupakan bagian dari kegiatan PKL Bidang PIGM. Namun bagi masyarakat, kegiatan ini menjadi sarana mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan, khususnya gizi.
Kegiatan ini dalam rangka pembinaan masyarakat dan sosialisasi pangan dan gizi untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pangan yang bergizi demi menghasilkan generasi yang sehat.
Pria yang juga menjabat Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Publik Sekretariat Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur ini berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat ilmu kesehatan bagi masyarakat tentang pentingnya gizi dalam perkembangan pertumbuhan anak dan kesehatan lansia. Ini juga sekaligus untuk mencegah stunting atau gagal tumbuh pada anak.
Stunting adalah gagal tumbuh pada bayi yang ditandai dengan tubuh pendek disertai pengaruh terhadap kemampuan berpikir. Masalah ini menjadi perhatian serius karena Kotawaringin Timur termasuk daerah dengan angka penderita stunting cukup tinggi.
Baca juga: PN Sampit luncurkan inovasi layanan publik untuk tingkatkan pelayanan
Tahun 2019, Kotawaringin Timur termasuk satu dari 160 kabupaten/kota di Indonesia yang menjadi prioritas penanganan stunting. Pemerintah pusat menetapkan sepuluh desa di kabupaten ini yang dijadikan lokus penanggulangan stunting.
Sepuluh desa tersebut adalah tiga desa di Kecamatan Bukit Santuai terdiri Desa Tumbang Saluang, Tumbang Rawan dan Tumbang Kaminting, dua desa di Kecamatan Teluk Sampit meliputi Desa Ujung Pandaran dan Lempuyang.
Selain itu, Desa Rantau Suang Kecamatan Telaga Antang, Desa Babaung Kecamatan Pulau Hanaut, Desa Bukit Harapan Kecamatan Parenggean, Desa Bawan Kecamatan Mentaya Hulu dan Desa Handil Sohor Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
Terbatasnya pengetahuan ibu tentang pentingnya asupan gizi saat hamil dan persiapan gizi pada masa 1000 hari pertama kehidupan bayi, juga meningkatkan risiko anak mengalami gangguan pertumbuhan hingga menderita stunting.
"Pembinaan masyarakat seperti yang dilakukan mahasiswa Poltekkes Palangka Raya ini sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat, apalagi tentang kesehatan. Semoga terus dikembangkan dan dilanjutkan," demikian Dedi.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan pembagian kios Eks Mentaya prioritaskan pedagang lama
Baca juga: Polres Kotim tangkap delapan pelaku pengeroyokan