Kuala Kurun (ANTARA) - Wakil Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah Efrensia LP Umbing mengatakan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian lapangan (PPL) menjadi perhatian bagi pemerintah kabupaten itu.
Sebab, PPL merupakan pendamping petani atau masyarakat yang menjadi sasaran program kerja kegiatan, kata Efrensia saat membuka pertemuan teknis PPL tingkat Kabupaten Gumas di Kuala Kurun, Selasa.
“Terkadang ada petani yang lebih tahu dari PPL. Bisa jadi petani lebih tahu karena lebih berpengalaman, tapi tidak semua seperti itu. Oleh karena itu, pengetahuan penyuluh harus ditingkatkan,” ucapnya.
Baca juga: Pelayanan Polres Gunung Mas diharapkan semakin baik
Salah satu program prioritas dari Bupati dan Wabup Gumas periode 2019 – 2024 adalah smart agro atau smart farming, yakni pertanian dalam arti luas. Disini kepala daerah ingin pertanian di Kabupaten Gumas menjadi unggul.
Untuk mendukung smart agro/smart farming, fokus pengembangan pada tahun 2020 ini adalah jagung hibrida seluas 500 hektare dengan sumber dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Gumas.
“Dalam rangka mensukseskan program pengembangan jagung di Kabupaten Gumas, saya mengharapkan peran Balai Penyuluh Pertanian dan penyuluh pertanian,” papar perempuan pertama yang menjadi Wakil Bupati Gumas ini.
Lebih lanjut, saat ini jumlah PPL di Kabupaten Gumas dapat dikatakan masih kurang, dimana hanya terdapat 46 orang PPL dan tiga petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman sedangkan di kabupaten itu terdapat 127 desa/kelurahan.
Baca juga: Pengunjung tahura di Gumas akan dilengkapi asuransi
“Idealnya memang satu desa satu penyuluh. Namun saya minta kondisi itu jangan sampai menggoyahkan semangat penyuluh untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada petani,” tutur Efrensia.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gumas Rody Aristo Robinson menerangkan kegiatan ini bertujuan untuk mensinergikan kegiatan pihaknya pada tahun 2020, dalam rangka pengembangan jagung hibrida di kabupaten itu.
Tujuan lainnya adalah untuk mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya manusia PPL dan petugas POPT, dalam mengawal pengembangan jagung hibrida di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau.
“Peserta kegiatan adalah seluruh PPL dan POPT. Sedangkan narasumber kegiatan ini adalah dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalteng serta dari Dinas Pertanian Kabupaten Gumas,” jelas Rody.
Baca juga: Cegah peredaran uang palsu di Gumas melalui sistem transfer antar bank
Baca juga: Polisi ingatkan BPD untuk melapor jika ada indikasi penyelewengan dana desa
Baca juga: KPU Gunung Mas cari 381 orang untuk jadi PPS
Sebab, PPL merupakan pendamping petani atau masyarakat yang menjadi sasaran program kerja kegiatan, kata Efrensia saat membuka pertemuan teknis PPL tingkat Kabupaten Gumas di Kuala Kurun, Selasa.
“Terkadang ada petani yang lebih tahu dari PPL. Bisa jadi petani lebih tahu karena lebih berpengalaman, tapi tidak semua seperti itu. Oleh karena itu, pengetahuan penyuluh harus ditingkatkan,” ucapnya.
Baca juga: Pelayanan Polres Gunung Mas diharapkan semakin baik
Salah satu program prioritas dari Bupati dan Wabup Gumas periode 2019 – 2024 adalah smart agro atau smart farming, yakni pertanian dalam arti luas. Disini kepala daerah ingin pertanian di Kabupaten Gumas menjadi unggul.
Untuk mendukung smart agro/smart farming, fokus pengembangan pada tahun 2020 ini adalah jagung hibrida seluas 500 hektare dengan sumber dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Gumas.
“Dalam rangka mensukseskan program pengembangan jagung di Kabupaten Gumas, saya mengharapkan peran Balai Penyuluh Pertanian dan penyuluh pertanian,” papar perempuan pertama yang menjadi Wakil Bupati Gumas ini.
Lebih lanjut, saat ini jumlah PPL di Kabupaten Gumas dapat dikatakan masih kurang, dimana hanya terdapat 46 orang PPL dan tiga petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman sedangkan di kabupaten itu terdapat 127 desa/kelurahan.
Baca juga: Pengunjung tahura di Gumas akan dilengkapi asuransi
“Idealnya memang satu desa satu penyuluh. Namun saya minta kondisi itu jangan sampai menggoyahkan semangat penyuluh untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada petani,” tutur Efrensia.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gumas Rody Aristo Robinson menerangkan kegiatan ini bertujuan untuk mensinergikan kegiatan pihaknya pada tahun 2020, dalam rangka pengembangan jagung hibrida di kabupaten itu.
Tujuan lainnya adalah untuk mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya manusia PPL dan petugas POPT, dalam mengawal pengembangan jagung hibrida di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau.
“Peserta kegiatan adalah seluruh PPL dan POPT. Sedangkan narasumber kegiatan ini adalah dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalteng serta dari Dinas Pertanian Kabupaten Gumas,” jelas Rody.
Baca juga: Cegah peredaran uang palsu di Gumas melalui sistem transfer antar bank
Baca juga: Polisi ingatkan BPD untuk melapor jika ada indikasi penyelewengan dana desa
Baca juga: KPU Gunung Mas cari 381 orang untuk jadi PPS