Palangka Raya (ANTARA) - Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Palangka Raya menyebut pada 2019 diketahui 63 warga Ibu kota di Provinsi Kalimantan Tengah dinyatakan positif mengidap penyakit mematikan HIV/AIDS.
"Data tersebut juga sudah divalidasi oleh Dinas Kesehatan Kota. Seluruhnya merupakan warga Palangka Raya. Kalau data warga penderita HIV/AIDS yang berobat di Palangka Raya lebih banyak lagi," kata Pengelola Program KPA Kota Palangka Raya, Mursalin saat dikonfirmasi, Selasa.
Berdasarkan data KPA "Kota Cantik" sebanyak 63 orang itu terdiri dari 32 persen atau sebanyak 20 orang penderita HIV dan 68 persen atau 43 orang penderita AIDS.
Baca juga: Rumah sakit ini dikunjungi 70-120 kunjungan pasien HIV/AIDS perhari
Sementara itu, jumlah penderita HIV/AIDS pada 2019 menurun dibanding tahun 2018 yang berada pada angka 75 penderita. Data KPA Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah juga menunjukkan jumlah penderita penyakit menular mematikan itu sejak 2003 hingga 2019 cenderung berubah.
Pada 2003 tercatat satu penderita, selanjutnya 2004 naik menjadi 13 orang, tahun berikutnya turun menjadi satu orang, pada 2006 tercatat empat orang, 2007 naik menjadi tujuh orang, pada 2008 turun menjadi lima orang dan pada 2009 naik lagi menjadi lima orang.
Kemudian pada 2010 tercatat empat orang, 2011 menjadi sembilan orang, pada 2012 tercatat 12 orang, 2013 naik menjadi 15 orang, pada 2014 menjadi 29 orang, tahun 2015 naik diangka 34 orang dan pada tahun berikutnya turun menjadi 27 orang.
Baca juga: 16 orang mengidap HIV hingga tiga orang meninggal di Pasman Barat
Angka penderita HIV/AIDS pada 2017 naik signifikan menjadi 53, kemudian naik lagi di tahun 2018 sebanyak 75 orang dan kembali turun diangka 63 pada 2019.
Mursalin mengatakan, berdasarkan data kami khusus pada 2019 yang lalu tidak ada satu penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia. Semua masih dalam perawatan.
Pihaknya pun mengajak masyarakat setempat turut aktif memerangi HIV/AIDS minimal pada lingkungan keluarga.
"Kenali HIV/AIDS dengan benar, kenali pula cara-cara penyebarannya agar bisa dicegah penularannya. Hindari penyakitnya bukan penderitanya," katanya.
Baca juga: Orang-orang di China incar obat HIV karena putus asa hadapi virus corona
Baca juga: 170 warga meninggal akibat HIV/AIDS
Baca juga: Masyarakat diberi pengetahuan cara memandikan jenazah penderita HIV/AIDS
"Data tersebut juga sudah divalidasi oleh Dinas Kesehatan Kota. Seluruhnya merupakan warga Palangka Raya. Kalau data warga penderita HIV/AIDS yang berobat di Palangka Raya lebih banyak lagi," kata Pengelola Program KPA Kota Palangka Raya, Mursalin saat dikonfirmasi, Selasa.
Berdasarkan data KPA "Kota Cantik" sebanyak 63 orang itu terdiri dari 32 persen atau sebanyak 20 orang penderita HIV dan 68 persen atau 43 orang penderita AIDS.
Baca juga: Rumah sakit ini dikunjungi 70-120 kunjungan pasien HIV/AIDS perhari
Sementara itu, jumlah penderita HIV/AIDS pada 2019 menurun dibanding tahun 2018 yang berada pada angka 75 penderita. Data KPA Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah juga menunjukkan jumlah penderita penyakit menular mematikan itu sejak 2003 hingga 2019 cenderung berubah.
Pada 2003 tercatat satu penderita, selanjutnya 2004 naik menjadi 13 orang, tahun berikutnya turun menjadi satu orang, pada 2006 tercatat empat orang, 2007 naik menjadi tujuh orang, pada 2008 turun menjadi lima orang dan pada 2009 naik lagi menjadi lima orang.
Kemudian pada 2010 tercatat empat orang, 2011 menjadi sembilan orang, pada 2012 tercatat 12 orang, 2013 naik menjadi 15 orang, pada 2014 menjadi 29 orang, tahun 2015 naik diangka 34 orang dan pada tahun berikutnya turun menjadi 27 orang.
Baca juga: 16 orang mengidap HIV hingga tiga orang meninggal di Pasman Barat
Angka penderita HIV/AIDS pada 2017 naik signifikan menjadi 53, kemudian naik lagi di tahun 2018 sebanyak 75 orang dan kembali turun diangka 63 pada 2019.
Mursalin mengatakan, berdasarkan data kami khusus pada 2019 yang lalu tidak ada satu penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia. Semua masih dalam perawatan.
Pihaknya pun mengajak masyarakat setempat turut aktif memerangi HIV/AIDS minimal pada lingkungan keluarga.
"Kenali HIV/AIDS dengan benar, kenali pula cara-cara penyebarannya agar bisa dicegah penularannya. Hindari penyakitnya bukan penderitanya," katanya.
Baca juga: Orang-orang di China incar obat HIV karena putus asa hadapi virus corona
Baca juga: 170 warga meninggal akibat HIV/AIDS
Baca juga: Masyarakat diberi pengetahuan cara memandikan jenazah penderita HIV/AIDS