Payakumbuh (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Payakumbuh, Sumatera Barat akan menyelidiki kemungkinan adanya pihak-pihak yang melakukan penimbunan masker dan pembersih tangan untuk keuntungan sendiri.
Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan di Payakumbuh, Selasa, menyebutkan saat ini di swalayan, mini market, toko-toko dan apotek tidak ada lagi masker dan pembersih tangan yang dapat dibeli.
"Personel kita juga sudah ada yang melaporkan bahwa masker dan pembersih tangan sudah habis. Padahal dari fakta yang kita lihat, tidak banyak masyarakat kita yang memakai masker," kata dia.
Dari laporan yang didapatkan, jika pun ada yang memiliki masker untuk dijual, masyarakat harus membeli dengan harga yang tidak wajar dan naik berkali-kali lipat dari harga normal.
"Padahal kalau kita lihat kan isu dari virus corona ini khusus untuk Payakumbuh dan Limapuluh Kota belum terlalu besar. Tapi masker dan pembersih tangan sudah langka," ujarnya.
Oleh sebab itu, saat ini Polres Payakumbuh sedang menyelidiki indikasi ada penimbunan barang untuk masker dan pembersih tangan. Polres Payakumbuh juga akan menindak toko atau oknum yang dengan sengaja melakukan penimbunan.
"Kita akan tindak oknum yang dengan sengaja menimbun untuk mencari keuntungannya sendiri. Ini akan kita selidiki dulu dan kita pastikan dulu sebelum ditindak," kata dia.
Ia juga mengimbau masyarakat agar dapat melaporkan ke pihak kepolisian apabila mencurigai atau mendapatkan oknum yang sengaja melakukan penimbunan.
"Mohon kerja sama juga dari masyarakat, kalau ada yang dicurigai coba lapor dulu nanti kami akan selidiki kepastiannya," ujarnya.
Salah seorang masyarakat Didi (34) menyebutkan semenjak Senin (2/3) malam dirinya belum mendapatkan masker yang dapat dibeli meski sudah mencari ke beberapa toko yang biasanya menjual masker.
"Sudah banyak toko dan apotek yang saya datangi, tapi sampai saat ini tidak ada yang didapatkan," sebutnya.
Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan di Payakumbuh, Selasa, menyebutkan saat ini di swalayan, mini market, toko-toko dan apotek tidak ada lagi masker dan pembersih tangan yang dapat dibeli.
"Personel kita juga sudah ada yang melaporkan bahwa masker dan pembersih tangan sudah habis. Padahal dari fakta yang kita lihat, tidak banyak masyarakat kita yang memakai masker," kata dia.
Dari laporan yang didapatkan, jika pun ada yang memiliki masker untuk dijual, masyarakat harus membeli dengan harga yang tidak wajar dan naik berkali-kali lipat dari harga normal.
"Padahal kalau kita lihat kan isu dari virus corona ini khusus untuk Payakumbuh dan Limapuluh Kota belum terlalu besar. Tapi masker dan pembersih tangan sudah langka," ujarnya.
Oleh sebab itu, saat ini Polres Payakumbuh sedang menyelidiki indikasi ada penimbunan barang untuk masker dan pembersih tangan. Polres Payakumbuh juga akan menindak toko atau oknum yang dengan sengaja melakukan penimbunan.
"Kita akan tindak oknum yang dengan sengaja menimbun untuk mencari keuntungannya sendiri. Ini akan kita selidiki dulu dan kita pastikan dulu sebelum ditindak," kata dia.
Ia juga mengimbau masyarakat agar dapat melaporkan ke pihak kepolisian apabila mencurigai atau mendapatkan oknum yang sengaja melakukan penimbunan.
"Mohon kerja sama juga dari masyarakat, kalau ada yang dicurigai coba lapor dulu nanti kami akan selidiki kepastiannya," ujarnya.
Salah seorang masyarakat Didi (34) menyebutkan semenjak Senin (2/3) malam dirinya belum mendapatkan masker yang dapat dibeli meski sudah mencari ke beberapa toko yang biasanya menjual masker.
"Sudah banyak toko dan apotek yang saya datangi, tapi sampai saat ini tidak ada yang didapatkan," sebutnya.