Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah melalui Dinas Kesehatan setempat telah melakukan pemantauan terhadap warga yang bepergian ke luar daerah maupun ke luar negeri sebagai antisipasi penyebaran wabah Corona Virus atau COVID-19.

“Hingga 20 Maret 2020, sudah ada 14 warga Bartim yang masuk kategori sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan tiga diantaranya sudah selesai pemantauan, sehingga tersisa 11 ODP,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bartim dr Simon Biring di Tamiang Layang, Sabtu.

Menurutnya, 14 ODP tersebt adalah warga yang memiliki gejala panas tubuh atau gangguan saluran pernapasan ringan dan pernah mengunjungi atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan COVID-19.

Jumlah ODP yang ada pada data tersebut bisa saja terus bertambah, demikian pula dengan jumlah orang yang sudah selesai dilakukan pemantauan. Warga yang berstatus ODP, dilakukan isolasi selama 14  hari, sedangkan Pasien Dengan Pengawasan (PDP) masih nihil.

Simon mengharapkan warga mengindahkan surat edaran Bupati Bartim yang telah disampaikan ke publik, seperti melakukan pola hidup bersih dan sehat, mencuci tangan, menjaga jarak, tidak melakukan aktivitas tidak penting di luar rumah serta tetap berolahraga.

“Jika ada warga yang demam disertai batuk, sesak napas, atau mempunyai riwayat dengan orang atau daerah terjangkit, segera melakukan pemeriksaan ke Puskesmas terdekat,” kata Simon.

Wakil Ketua I DPRD Barito Timur, Kalimantan Tengah Ariantho S Muler meminta kepala desa dan lurah hingga RT untuk memantau warganya yang baru pulang bepergian keluar daerah maupun luar negeri. Hal itu sebagai upaya antisipasi pencegahan wabah COVID-19.

“Ini sebagai antisipasi saja agar tidak terjadi penularan COVID-19 di Bartim. Saya harapkan masyarakat kompak bersama pemerintah dalam penanganan COVID-19,” kata Ariantho.

Baca juga: Antisipasi penyebaran COVID-19, pelaksanaan SKB CPNS Bartim ditunda

Politisi PKPI itu juga meminta kepada seluruh orang tua mengawasi anaknya saat kegiatan belajar mengajar di sekolah tingkat TK, SD, SMP dan SMA. Meliburkan sekolah merupakan salah satu cara pemerintah antisipasi penyebaran wabah COVID-19.

“Memang perlu diawasi. Jangan sampai masa libur tidak diisi kegiatan belajar mengajar karena kita tahu, bahwa sebentar lagi akan ada ujian, baik ujian nasional maupun ujian kenaikan kelas,” kata Ariantho.

Menurutnya, perhatian orangtua kepada anak perlu ditingkatkan saat sekolah diliburkan. Di kabupaten lain, ada kedapatan sejumlah pelajar yang diliburkan mengisi waktu dengan main game online di warnet-warnet.

Dia juga meminta orangtua tetap mengawasi anak di rumah, mengurangi aktivitas diluar rumah dan tidak berkunjung ke tempat keramaian. Selama peserta didik belajar di rumah dalam 14 hari kedepan.

“Para siswa dan pelajar dapat belajar menggunakan sistem e-learning atau aplikasi online atau pelajaran yang diberikan guru,” demikian Ariantho.

Baca juga: Antisipasi COVID-19, Bartim terkendala sarana dan prasarana


Pewarta : Habibullah
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024