Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi menyambut gembira janji Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran bahwa pemerintah provinsi akan menyerap gabah atau beras hasil panen petani lokal di provinsi ini.
"Saya sempat pusing karena banyak keluhan petani bagaimana memasarkan hasil panen nanti, tapi dengan kebijakan Pak Gubernur bahwa hasil panen akan diserap, saya merasa lega. Kami sangat mendukung dan berterima kasih atas kebijakan ini," kata Supian Hadi saat 'video conference' dengan Gubernur H Sugianto Sabran di Sampit, Selasa.
Sambungan video antara gubernur dengan seluruh bupati dan wali kota pada Selasa sore terkait penanganan wabah virus Corona jenis COVID-19. Gubernur menyampaikan berbagai kebijakan dan arahan yang diharapkan bisa dilaksanakan dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota.
Salah satunya adalah rencana pemerintah provinsi dan Bulog memaksimalkan penyerapan gabah atau beras hasil panen petani lokal. Selain untuk membantu petani, kebijakan ini juga untuk menjaga ketahanan pangan dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum diketahui sampai kapan terjadi.
Supian Hadi mengaku banyak menerima keluhan dari petani terkait rendahnya serapan beras di pasaran. Terlebih saat terjadi pandemi COVID-19, permintaan beras lokal cenderung turun.
Kondisi ini menimbulkan kecemasan bagi petani, apalagi dalam waktu dekat akan ada panen. Data sementara, sedikitnya sekitar 10.000 hektare padi akan dipanen pada April hingga Mei nanti.
Jika permintaan masih rendah, petani khawatir hasil panen mereka tidak terserap oleh pasar. Untuk itulah petani meminta pemerintah daerah membantu mencarikan solusi lebih awal mengatasi masalah ini.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi pejabat berstatus ODP lakukan isolasi mandiri
"Saya sangat senang dengan kabar baik ini. Saya akan segera sosialisasikan ini kepada petani bahwa Pak Gubernur sudah membuat kebijakan menyerap gabah hasil panen petani lokal. Mudah-mudahan ini bisa terealisasi sesuai harapan bersama," kata Supian.
Sementara itu, Gubernur Sugianto Sabran mengatakan, kebijakan itu untuk menjamin ketahanan pangan Kalimantan Tengah tetap terjaga. Ini sebagai antisipasi karena siapapun belum bisa memastikan kondisi ini akan terjadi sampai kapan.
Janji akan menyerap panen lokal ini juga disampaikan Sugianto saat meninjau upaya pencegahan COVID-19 di Bandara Haji Asan Sampit, Senin (23/3) kemarin. Kebijakan ini menjadi upaya pemerintah mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.
"Bulog menyiapkan dana Rp43 miliar dan pemerintah provinsi menyiapkan Rp50 miliar. Ini kan rata-rata mau panen. Nanti kita beli sehingga tidak dibawa ke luar, nantinya kita stok di Bulog," jelas Sugianto.
Sugianto menambahkan, hasil koordinasi dengan Bulog, stok beras di Kalimantan Tengah saat ini cukup untuk lima hingga tujuh bulan. Seluruh kabupaten diminta memetakan prediksi panen padi agar bisa dialokasikan untuk penyerapan hasil panennya nanti oleh pemerintah provinsi dan Bulog.
Baca juga: DPRD Kotim ajak masyarakat dukung penanganan COVID-19
Baca juga: Wabup Kotim ingatkan masyarakat jangan tergiur bisnis narkoba
"Saya sempat pusing karena banyak keluhan petani bagaimana memasarkan hasil panen nanti, tapi dengan kebijakan Pak Gubernur bahwa hasil panen akan diserap, saya merasa lega. Kami sangat mendukung dan berterima kasih atas kebijakan ini," kata Supian Hadi saat 'video conference' dengan Gubernur H Sugianto Sabran di Sampit, Selasa.
Sambungan video antara gubernur dengan seluruh bupati dan wali kota pada Selasa sore terkait penanganan wabah virus Corona jenis COVID-19. Gubernur menyampaikan berbagai kebijakan dan arahan yang diharapkan bisa dilaksanakan dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota.
Salah satunya adalah rencana pemerintah provinsi dan Bulog memaksimalkan penyerapan gabah atau beras hasil panen petani lokal. Selain untuk membantu petani, kebijakan ini juga untuk menjaga ketahanan pangan dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum diketahui sampai kapan terjadi.
Supian Hadi mengaku banyak menerima keluhan dari petani terkait rendahnya serapan beras di pasaran. Terlebih saat terjadi pandemi COVID-19, permintaan beras lokal cenderung turun.
Kondisi ini menimbulkan kecemasan bagi petani, apalagi dalam waktu dekat akan ada panen. Data sementara, sedikitnya sekitar 10.000 hektare padi akan dipanen pada April hingga Mei nanti.
Jika permintaan masih rendah, petani khawatir hasil panen mereka tidak terserap oleh pasar. Untuk itulah petani meminta pemerintah daerah membantu mencarikan solusi lebih awal mengatasi masalah ini.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi pejabat berstatus ODP lakukan isolasi mandiri
"Saya sangat senang dengan kabar baik ini. Saya akan segera sosialisasikan ini kepada petani bahwa Pak Gubernur sudah membuat kebijakan menyerap gabah hasil panen petani lokal. Mudah-mudahan ini bisa terealisasi sesuai harapan bersama," kata Supian.
Sementara itu, Gubernur Sugianto Sabran mengatakan, kebijakan itu untuk menjamin ketahanan pangan Kalimantan Tengah tetap terjaga. Ini sebagai antisipasi karena siapapun belum bisa memastikan kondisi ini akan terjadi sampai kapan.
Janji akan menyerap panen lokal ini juga disampaikan Sugianto saat meninjau upaya pencegahan COVID-19 di Bandara Haji Asan Sampit, Senin (23/3) kemarin. Kebijakan ini menjadi upaya pemerintah mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.
"Bulog menyiapkan dana Rp43 miliar dan pemerintah provinsi menyiapkan Rp50 miliar. Ini kan rata-rata mau panen. Nanti kita beli sehingga tidak dibawa ke luar, nantinya kita stok di Bulog," jelas Sugianto.
Sugianto menambahkan, hasil koordinasi dengan Bulog, stok beras di Kalimantan Tengah saat ini cukup untuk lima hingga tujuh bulan. Seluruh kabupaten diminta memetakan prediksi panen padi agar bisa dialokasikan untuk penyerapan hasil panennya nanti oleh pemerintah provinsi dan Bulog.
Baca juga: DPRD Kotim ajak masyarakat dukung penanganan COVID-19
Baca juga: Wabup Kotim ingatkan masyarakat jangan tergiur bisnis narkoba