Kuala Kurun (ANTARA) - Upaya pencegahan penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19 di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah gencar dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk agama.
Salah satu elemen agama yang ikut melakukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Gumas adalah Gereja Kalimantan Evangelist (GKE) Bereng Jun, di Desa Bereng Jun, Kecamatan Manuhing.
Ketua Majelis Jemaat GKE Bereng Jun Pdt. Rina Dwi Jayanti, S.Th saat dihubungi dari Kuala Kurun, Senin, mengatakan bahwa keselamatan semua warga dari ancaman COVID-19 adalah tanggungjawab bersama.
“Jemaat GKE Bereng Jun yang terdiri dari 130 kepala keluarga merupakan bagian dari masyarakat. Oleh sebab itu GKE Bereng Jun ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di desa ini,” ucapnya.
Jemaat GKE Bereng Jun melakukan penyemprotan desinfektan secara mandiri di beberapa tempat di Desa Bereng Jun, baru-baru ini. (ANTARA/HO – Tri Pradjaka Wara Bhisma)
Perempuan kelahiran Dusun Polongan, Desa Saba'u, Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat ini menyebut bahwa GKE Bereng Jun telah melakukan beberapa upaya guna mencegah penyebaran COVID-19.
Baca juga: Dukung pembangunan jaringan listrik, masyarakat diminta relakan pohon ditebang
Diantaranya dengan melaksanakan Surat Edaran Majelis Sinode GKE No. 97 Tahun 2020 yakni meniadakan ibadah di gereja dan mengganti dengan ibadah di rumah masing-masing, sebagai tindaklanjut kebijakan pemerintah terkait COVID-19.
“Kami juga menyosialisasikan maklumat Kapolri terkait COVID-19, mengedukasi jemaat terkait pentingnya melakukan physical distancing, pemakaian masker, serta cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,” ujarnya.
Dia mengakui, awalnya sempat terjadi perdebatan di kalangan jemaat GKE Bereng Jun dimana sebagian jemaat menilai ibadah tetap harus dilakukan di gereja, sedangkan sebagian lagi menilai bahwa ibadah dapat dilakukan di rumah.
Namun berkat kesabaran dalam memberi edukasi, didukung seluruh Badan Pekerja Harian (BPH) dan Penasihat Jemaat, jemaat menjadi mengerti tentang pentingnya physical distancing dalam memutus mata rantai COVID-19.
“Sebelum disampaikan ke jemaat, seluruh BPH dan Penasihat Jemaat dikumpulkan dulu. Jadi pendekatan yang dilakukan dengan tokoh jemaat, ditambah lagi dengan maklumat Kapolri, akhirnya sekarang jemaat menjadi paham,” paparnya.
Baca juga: PKK Gumas manfaatkan TikTok sosialisasikan langkah cuci tangan
Menurut ibu dari Djanitra Aryani Pradjaka ini, bahkan jemaat berbalik mendukung upaya pencegahan penyebaran COVID-19, dengan menyumbangkan barang bekas yakni jeriken untuk disulap menjadi tempat pencucian tangan.
Dia menuturkan, pembuatan tempat cuci tangan dari barang bekas dilakukan dengan melibatkan jemaat GKE Bereng Jun dan diletakkan di 20 titik strategis di desa setempat, sekaligus dengan sabunnya.
“Jemaat dengan sukarela menyumbangkan jeriken bekas yang tidak terpakai untuk dijadikan sarana tempat cuci tangan. Mereka juga mengisi air bersih di tempat cuci tangan tersebut secara bergiliran,” bebernya.
Disamping itu, jemaat GKE Bereng Jun juga berinisiatif melakukan penyemprotan desinfektan secara mandiri, di sejumlah fasilitas umum yang ada di desa setempat seperti gereja, sekolah, kantor desa, pasar dadakan, dan lainnya.
Istri dari Tri Pradjaka Wara Bhisma ini menyebut, sejauh ini penyemprotan desinfektan secara mandiri telah dilakukan sebanyak tiga kali, tepatnya pada 22, 25, dan 27 Maret 2020.
Baca juga: PLN rencanakan bangun jaringan listrik untuk empat desa di Gumas
Saat ini, sambung dia, penyemprotan desinfektan telah dilanjutkan secara rutin oleh Pemerintah Desa Bereng Jun dan salah satu perusahaan besar swasta yang beroperasi di wilayah setempat.
Tak hanya itu, GKE Bereng Jun juga mengadakan usaha penggalangan dana dengan menjual masker kain, yang sebagian hasil penjualannya didonasikan untuk Posko COVID-19 di Desa Bereng Jun.
Dalam pembelian masker kain, jelas dia, modal awal yang digunakan berasal dari kas jemaat GKE Bereng Jun. Sejauh ini sekitar 600an masker kain sudah ludes dibeli oleh jemaat dan juga pemerintah desa.
Perempuan kelahiran 24 Februari 1989 ini menyampaikan, jemaat dengan sukarela membeli masker kain tadi, karena jemaat menyadari keuntungan yang didapat sebagian didonasikan untuk kepentingan para petugas posko.
“Sebagian hasil penjualan masker kain kami donasikan kepada petugas posko dalam bentuk air mineral, gula, serta kopi,” imbuh alumni Sekolah Tinggi Teologia GKE Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini.
Baca juga: Gumas berduka banjir bandang telan korban jiwa
Bendahara Majelis Jemaat GKE Bereng Jun Lory (kanan) menyerahkan bantuan dari GKE Bereng Jun kepada Ketua Posko COVID-19 yang juga merupakan Pj Kades Bereng Jun Begin, baru-baru ini. (ANTARA/HO – Tri Pradjaka Wara Bhisma)
Sedangkan sebagian keuntungan lainnya masih disimpan dan akan disalurkan untuk hal-hal yang dianggap perlu, mengingat masih belum ada kepastian kapan tepatnya pandemi COVID-19 akan berakhir.
Baca juga: Bupati Gumas ajak masyarakat cegah penyebaran COVID-19
Sejauh ini, perempuan yang akrab disapa Pdt Rina ini mengaku masih bisa membagi waktu dalam menjalankan tugas sebagai pendeta, istri, ibu, serta menggerakkan jemaat untuk mencegah penyebaran penularan COVID-19.
Lebih lanjut, agar ibadah tetap berjalan tanpa harus mengumpulkan orang banyak di gereja, saat ini Majelis Jemaat GKE Bereng Jun melakukan pelayanan alternatif dengan cara menyiapkan dan membagikan liturgi ibadah di gereja.
Liturgi ibadah diletakkan di gereja, tepatnya di dekat tempat fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, yang telah disiapkan oleh Majelis Jemaat. Liturgi ibadah tersebut menjadi panduan ibadah dalam keluarga setiap jemaat.
Secara umum, pandemi COVID-19 membawa dampak terhadap pelayanan gereja, dimana rutinitas kegiatan pelayanan dalam bentuk ritual keagamaan untuk sementara waktu dilaksanakan di rumah jemaat masing-masing.
Walau demikian, hal itu memberi ruang baginya untuk melakukan pelayanan dalam bentuk kegiatan sosial, yakni menggerakkan jemaat GKE Bereng Jun untuk turut berperan dan ambil bagian dalam mencegah penyebaran COVID-19.
“Pada intinya kegiatan pelayanan bersinergi dengan upaya sosialisasi pencegahan COVID-19 di Desa Bereng Jun, karena sebagai pendeta saya langsung berinteraksi dengan jemaat yang juga merupakan bagian dari warga desa,” jelasnya.
Baca juga: Pemerintah diminta perhatikan masyarakat yang tidak merasakan listrik gratis
Baca juga: 1.291 pelanggan PLN Kuala Kurun bebas tagihan listrik
Baca juga: PDP meninggal di RSUD Doris Sylvanus sempat berkunjung ke Gumas
Salah satu elemen agama yang ikut melakukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Gumas adalah Gereja Kalimantan Evangelist (GKE) Bereng Jun, di Desa Bereng Jun, Kecamatan Manuhing.
Ketua Majelis Jemaat GKE Bereng Jun Pdt. Rina Dwi Jayanti, S.Th saat dihubungi dari Kuala Kurun, Senin, mengatakan bahwa keselamatan semua warga dari ancaman COVID-19 adalah tanggungjawab bersama.
“Jemaat GKE Bereng Jun yang terdiri dari 130 kepala keluarga merupakan bagian dari masyarakat. Oleh sebab itu GKE Bereng Jun ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di desa ini,” ucapnya.
Perempuan kelahiran Dusun Polongan, Desa Saba'u, Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat ini menyebut bahwa GKE Bereng Jun telah melakukan beberapa upaya guna mencegah penyebaran COVID-19.
Baca juga: Dukung pembangunan jaringan listrik, masyarakat diminta relakan pohon ditebang
Diantaranya dengan melaksanakan Surat Edaran Majelis Sinode GKE No. 97 Tahun 2020 yakni meniadakan ibadah di gereja dan mengganti dengan ibadah di rumah masing-masing, sebagai tindaklanjut kebijakan pemerintah terkait COVID-19.
“Kami juga menyosialisasikan maklumat Kapolri terkait COVID-19, mengedukasi jemaat terkait pentingnya melakukan physical distancing, pemakaian masker, serta cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,” ujarnya.
Dia mengakui, awalnya sempat terjadi perdebatan di kalangan jemaat GKE Bereng Jun dimana sebagian jemaat menilai ibadah tetap harus dilakukan di gereja, sedangkan sebagian lagi menilai bahwa ibadah dapat dilakukan di rumah.
Namun berkat kesabaran dalam memberi edukasi, didukung seluruh Badan Pekerja Harian (BPH) dan Penasihat Jemaat, jemaat menjadi mengerti tentang pentingnya physical distancing dalam memutus mata rantai COVID-19.
“Sebelum disampaikan ke jemaat, seluruh BPH dan Penasihat Jemaat dikumpulkan dulu. Jadi pendekatan yang dilakukan dengan tokoh jemaat, ditambah lagi dengan maklumat Kapolri, akhirnya sekarang jemaat menjadi paham,” paparnya.
Baca juga: PKK Gumas manfaatkan TikTok sosialisasikan langkah cuci tangan
Menurut ibu dari Djanitra Aryani Pradjaka ini, bahkan jemaat berbalik mendukung upaya pencegahan penyebaran COVID-19, dengan menyumbangkan barang bekas yakni jeriken untuk disulap menjadi tempat pencucian tangan.
Dia menuturkan, pembuatan tempat cuci tangan dari barang bekas dilakukan dengan melibatkan jemaat GKE Bereng Jun dan diletakkan di 20 titik strategis di desa setempat, sekaligus dengan sabunnya.
“Jemaat dengan sukarela menyumbangkan jeriken bekas yang tidak terpakai untuk dijadikan sarana tempat cuci tangan. Mereka juga mengisi air bersih di tempat cuci tangan tersebut secara bergiliran,” bebernya.
Disamping itu, jemaat GKE Bereng Jun juga berinisiatif melakukan penyemprotan desinfektan secara mandiri, di sejumlah fasilitas umum yang ada di desa setempat seperti gereja, sekolah, kantor desa, pasar dadakan, dan lainnya.
Istri dari Tri Pradjaka Wara Bhisma ini menyebut, sejauh ini penyemprotan desinfektan secara mandiri telah dilakukan sebanyak tiga kali, tepatnya pada 22, 25, dan 27 Maret 2020.
Baca juga: PLN rencanakan bangun jaringan listrik untuk empat desa di Gumas
Saat ini, sambung dia, penyemprotan desinfektan telah dilanjutkan secara rutin oleh Pemerintah Desa Bereng Jun dan salah satu perusahaan besar swasta yang beroperasi di wilayah setempat.
Tak hanya itu, GKE Bereng Jun juga mengadakan usaha penggalangan dana dengan menjual masker kain, yang sebagian hasil penjualannya didonasikan untuk Posko COVID-19 di Desa Bereng Jun.
Dalam pembelian masker kain, jelas dia, modal awal yang digunakan berasal dari kas jemaat GKE Bereng Jun. Sejauh ini sekitar 600an masker kain sudah ludes dibeli oleh jemaat dan juga pemerintah desa.
Perempuan kelahiran 24 Februari 1989 ini menyampaikan, jemaat dengan sukarela membeli masker kain tadi, karena jemaat menyadari keuntungan yang didapat sebagian didonasikan untuk kepentingan para petugas posko.
“Sebagian hasil penjualan masker kain kami donasikan kepada petugas posko dalam bentuk air mineral, gula, serta kopi,” imbuh alumni Sekolah Tinggi Teologia GKE Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini.
Baca juga: Gumas berduka banjir bandang telan korban jiwa
Sedangkan sebagian keuntungan lainnya masih disimpan dan akan disalurkan untuk hal-hal yang dianggap perlu, mengingat masih belum ada kepastian kapan tepatnya pandemi COVID-19 akan berakhir.
Baca juga: Bupati Gumas ajak masyarakat cegah penyebaran COVID-19
Sejauh ini, perempuan yang akrab disapa Pdt Rina ini mengaku masih bisa membagi waktu dalam menjalankan tugas sebagai pendeta, istri, ibu, serta menggerakkan jemaat untuk mencegah penyebaran penularan COVID-19.
Lebih lanjut, agar ibadah tetap berjalan tanpa harus mengumpulkan orang banyak di gereja, saat ini Majelis Jemaat GKE Bereng Jun melakukan pelayanan alternatif dengan cara menyiapkan dan membagikan liturgi ibadah di gereja.
Liturgi ibadah diletakkan di gereja, tepatnya di dekat tempat fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, yang telah disiapkan oleh Majelis Jemaat. Liturgi ibadah tersebut menjadi panduan ibadah dalam keluarga setiap jemaat.
Secara umum, pandemi COVID-19 membawa dampak terhadap pelayanan gereja, dimana rutinitas kegiatan pelayanan dalam bentuk ritual keagamaan untuk sementara waktu dilaksanakan di rumah jemaat masing-masing.
Walau demikian, hal itu memberi ruang baginya untuk melakukan pelayanan dalam bentuk kegiatan sosial, yakni menggerakkan jemaat GKE Bereng Jun untuk turut berperan dan ambil bagian dalam mencegah penyebaran COVID-19.
“Pada intinya kegiatan pelayanan bersinergi dengan upaya sosialisasi pencegahan COVID-19 di Desa Bereng Jun, karena sebagai pendeta saya langsung berinteraksi dengan jemaat yang juga merupakan bagian dari warga desa,” jelasnya.
Baca juga: Pemerintah diminta perhatikan masyarakat yang tidak merasakan listrik gratis
Baca juga: 1.291 pelanggan PLN Kuala Kurun bebas tagihan listrik
Baca juga: PDP meninggal di RSUD Doris Sylvanus sempat berkunjung ke Gumas