Sampit (ANTARA) - Seorang pria bernama Muchran (70) ditemukan meninggal di sebuah losmen di Jalan Iskandar Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, dan langsung dievakuasi oleh tim dengan menjalankan protokol penanganan COVID-19.
"Kami tidak ingin mengambil risiko, makanya langsung dikoordinasikan dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan evakuasi dilakukan sesuai protokol kesehatan penanganan COVID-19," kata Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel melalui Kabag Ops AKP Ahmad Budi Martono di Sampit, Rabu.
Meninggalnya Muchran pertama kali diketahui oleh petugas losmen sekitar pukul 16.00 WIB. Pria yang merupakan warga Pegagan Kabupaten Katingan itu diketahui menginap di losmen itu sejak sehari sebelumnya.
Petugas yang datang tidak langsung mengevakuasi jenazah. Saat pandemi COVID-19 ini, kewaspadaan memang diharuskan untuk mencegah penularan COVID-19 karena belum diketahui apa penyakit yang diderita pria tua itu.
Kejadian ini menjadi perhatian warga setempat. Banyak warga yang tetap menunggu untuk menyaksikan evakuasi padahal saat itu sudah menjelang Magrib.
Petugas menggunakan APD kemudian mengevakuasi jenazah Muchran dan membawanya ke RSUD dr Murjani Sampit. Polisi meminta keterangan dari sejumlah pihak terkait kejadian itu, khususnya dari pengelola losmen.
"Petugas menjalankan protokol kesehatan sebagai antisipasi untuk mengurangi risiko penularan. Terkait apa penyebab kematiannya, nanti petugas kesehatan yang lebih tahu," kata Budi Martono.
Baca juga: Ini rencana rasionalisasi anggaran Pemkab Kotim jika wabah COVID-19 berkepanjangan
Sementara itu Asmadi yang mengaku saudara Muchran, mengatakan saudaranya itu datang ke Sampit untuk berbelanja, sekaligus jalan-jalan. Dia mengaku kaget ketika mendapat kabar duka tersebut.
Asmadi mengaku tidak tahu apa penyebab meninggalnya saudaranya tersebut. Namun menurutnya, selama ini almarhum ada riwayat menderita tekanan darah tinggi. Selain itu dia mendapat informasi bahwa almarhum sempat mengeluh sesak nafas sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia.
"Kami memaklumi petugas harus menggunakan alat pelindung diri karena situasi kita saat ini memang sedang wabah COVID-19. Kami menyerahkan sepenuhnya penanganan sesuai aturan, tapi kami berharap bisa membawa pulang jenazah untuk dimakamkan di Pegatan," harap Asmadi.
Sementara itu, pemeriksaan masih dilakukan di RSUD dr Murjani Sampit. Belum diketahui apa penyebab kematian Muchran dan apakah pihak keluarga diizinkan membawa pulang jenazah ke Pegatan untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan penggunaan dana penanganan COVID-19 harus transparan
Baca juga: Pemkab Kotim siap terapkan kebijakan larangan mudik
"Kami tidak ingin mengambil risiko, makanya langsung dikoordinasikan dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan evakuasi dilakukan sesuai protokol kesehatan penanganan COVID-19," kata Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel melalui Kabag Ops AKP Ahmad Budi Martono di Sampit, Rabu.
Meninggalnya Muchran pertama kali diketahui oleh petugas losmen sekitar pukul 16.00 WIB. Pria yang merupakan warga Pegagan Kabupaten Katingan itu diketahui menginap di losmen itu sejak sehari sebelumnya.
Petugas yang datang tidak langsung mengevakuasi jenazah. Saat pandemi COVID-19 ini, kewaspadaan memang diharuskan untuk mencegah penularan COVID-19 karena belum diketahui apa penyakit yang diderita pria tua itu.
Kejadian ini menjadi perhatian warga setempat. Banyak warga yang tetap menunggu untuk menyaksikan evakuasi padahal saat itu sudah menjelang Magrib.
Petugas menggunakan APD kemudian mengevakuasi jenazah Muchran dan membawanya ke RSUD dr Murjani Sampit. Polisi meminta keterangan dari sejumlah pihak terkait kejadian itu, khususnya dari pengelola losmen.
"Petugas menjalankan protokol kesehatan sebagai antisipasi untuk mengurangi risiko penularan. Terkait apa penyebab kematiannya, nanti petugas kesehatan yang lebih tahu," kata Budi Martono.
Baca juga: Ini rencana rasionalisasi anggaran Pemkab Kotim jika wabah COVID-19 berkepanjangan
Sementara itu Asmadi yang mengaku saudara Muchran, mengatakan saudaranya itu datang ke Sampit untuk berbelanja, sekaligus jalan-jalan. Dia mengaku kaget ketika mendapat kabar duka tersebut.
Asmadi mengaku tidak tahu apa penyebab meninggalnya saudaranya tersebut. Namun menurutnya, selama ini almarhum ada riwayat menderita tekanan darah tinggi. Selain itu dia mendapat informasi bahwa almarhum sempat mengeluh sesak nafas sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia.
"Kami memaklumi petugas harus menggunakan alat pelindung diri karena situasi kita saat ini memang sedang wabah COVID-19. Kami menyerahkan sepenuhnya penanganan sesuai aturan, tapi kami berharap bisa membawa pulang jenazah untuk dimakamkan di Pegatan," harap Asmadi.
Sementara itu, pemeriksaan masih dilakukan di RSUD dr Murjani Sampit. Belum diketahui apa penyebab kematian Muchran dan apakah pihak keluarga diizinkan membawa pulang jenazah ke Pegatan untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan penggunaan dana penanganan COVID-19 harus transparan
Baca juga: Pemkab Kotim siap terapkan kebijakan larangan mudik