Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengapresiasi dan sangat terbantu karena pemeriksaan COVID-19 sudah bisa dilakukan di Banjarbaru Kalimantan Selatan sehingga hasilnya bisa dilakukan lebih cepat.
"Mudah-mudahan saja ini membuat hasil pemeriksaan bisa diketahui lebih cepat. Ini sangat penting sehingga kita juga bisa lebih cepat mengambil tindakan jika ternyata ada ODP atau PDP yang positif COVID-19 sehingga tidak terus terjadi penularan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dr Faisal Novendra Cahyanto di Sampit Rabu.
Selama ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur harus mengirim sampel untuk pemeriksaan swab ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Hal itu lantaran sebelumnya belum ada laboratorium di provinsi ini dan provinsi terdekat yang mendapat izin melakukan pemeriksaan swab tersebut.
Hal ini menjadi kendala karena memerlukan waktu beberapa hari untuk bisa mendapatkan hasil pemeriksaan dari Surabaya. Padahal selama itu, cukup rentan terjadi hal tidak diinginkan seperti penularan kepada orang lain.
Kondisi semakin sulit setelah pemerintah melarang pesawat mengangkut penumpang mulai 24 April hingga akhir Mei nanti. Dampaknya, kini penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit hanya diperbolehkan untuk angkutan kargo sehingga jadwal penerbangan tidak ada kepastian.
Tidak heran jika kabar bahwa Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) di Banjarbaru Kalimantan Selatan sudah bisa beroperasi memeriksa tes spesimen COVID-19 dengan metode polymerase chain resction (PCR), disambut gembira.
Baca juga: DPRD Kotim tetap wajib awasi penggunaan dana penanganan COVID-19
Bahkan mulai Selasa (27/4) pagi, Kotawaringin Timur mulai mengirim sampel pemeriksaan ke BTKL-PP Banjarbaru untuk dilakukan pemeriksaan. Faisal berharap sumber daya manusia di laboratorium tersebut lebih banyak sehingga bisa menyelesaikan pemeriksaan spesimen juga lebih cepat untuk diketahui hasilnya.
"Tapi kalau saat hari pengiriman ada pesawat pengangkut kargo yang berangkat dari Sampit, maka kita tetap akan kirim ke Surabaya supaya lebih cepat ada hasil uji laboratorium kesehatannya. Kita juga menyadari bahwa Banjarbaru juga memeriksa sampel seluruh kabupaten di Kalimantan Selatan, ditambah mungkin dari Kalimantan Tengah. Kalau di Surabaya biasanya tiga hari sudah bisa didapatkan hasilnya," kata Faisal.
Hingga saat ini ada 10 warga Kotawaringin Timur yang dinyatakan positif COVID-19 dirawat di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit. Sebelumnya ada ada satu pasien positif meninggal dunia dan ada satu pasien positif yang sembuh.
Sementara itu, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di Kecamatan Baamang yang meninggal pada 24 April lalu, hasil pemeriksaan swab menunjukkan negatif COVID-19.
Baca juga: Banjir mulai rendam kawasan utara Kotim
Baca juga: DPRD Kotim soroti kualitas jalan proyek tahun jamak
"Mudah-mudahan saja ini membuat hasil pemeriksaan bisa diketahui lebih cepat. Ini sangat penting sehingga kita juga bisa lebih cepat mengambil tindakan jika ternyata ada ODP atau PDP yang positif COVID-19 sehingga tidak terus terjadi penularan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dr Faisal Novendra Cahyanto di Sampit Rabu.
Selama ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur harus mengirim sampel untuk pemeriksaan swab ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Hal itu lantaran sebelumnya belum ada laboratorium di provinsi ini dan provinsi terdekat yang mendapat izin melakukan pemeriksaan swab tersebut.
Hal ini menjadi kendala karena memerlukan waktu beberapa hari untuk bisa mendapatkan hasil pemeriksaan dari Surabaya. Padahal selama itu, cukup rentan terjadi hal tidak diinginkan seperti penularan kepada orang lain.
Kondisi semakin sulit setelah pemerintah melarang pesawat mengangkut penumpang mulai 24 April hingga akhir Mei nanti. Dampaknya, kini penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit hanya diperbolehkan untuk angkutan kargo sehingga jadwal penerbangan tidak ada kepastian.
Tidak heran jika kabar bahwa Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) di Banjarbaru Kalimantan Selatan sudah bisa beroperasi memeriksa tes spesimen COVID-19 dengan metode polymerase chain resction (PCR), disambut gembira.
Baca juga: DPRD Kotim tetap wajib awasi penggunaan dana penanganan COVID-19
Bahkan mulai Selasa (27/4) pagi, Kotawaringin Timur mulai mengirim sampel pemeriksaan ke BTKL-PP Banjarbaru untuk dilakukan pemeriksaan. Faisal berharap sumber daya manusia di laboratorium tersebut lebih banyak sehingga bisa menyelesaikan pemeriksaan spesimen juga lebih cepat untuk diketahui hasilnya.
"Tapi kalau saat hari pengiriman ada pesawat pengangkut kargo yang berangkat dari Sampit, maka kita tetap akan kirim ke Surabaya supaya lebih cepat ada hasil uji laboratorium kesehatannya. Kita juga menyadari bahwa Banjarbaru juga memeriksa sampel seluruh kabupaten di Kalimantan Selatan, ditambah mungkin dari Kalimantan Tengah. Kalau di Surabaya biasanya tiga hari sudah bisa didapatkan hasilnya," kata Faisal.
Hingga saat ini ada 10 warga Kotawaringin Timur yang dinyatakan positif COVID-19 dirawat di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit. Sebelumnya ada ada satu pasien positif meninggal dunia dan ada satu pasien positif yang sembuh.
Sementara itu, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di Kecamatan Baamang yang meninggal pada 24 April lalu, hasil pemeriksaan swab menunjukkan negatif COVID-19.
Baca juga: Banjir mulai rendam kawasan utara Kotim
Baca juga: DPRD Kotim soroti kualitas jalan proyek tahun jamak