Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Hj Darmawati mengaku sangat prihatin dengan semakin banyaknya warga yang dinilai mengabaikan pencegahan COVID-19 padahal virus mematikan itu masih sangat mengancam keselamatan.
"Saya miris melihat masyarakat kita yang seolah-olah menganggap remeh ancaman penularan COVID-19. Sekarang semakin banyak yang tidak menggunakan masker dan mereka tidak takut berkerumun," kata Darmawati di Sampit, Selasa.
Politisi Partai Golkar ini mengakui, pandemi COVID-19 memang membawa dampak luas bagi masyarakat, termasuk dalam hal ekonomi. Masyarakat harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup meski di tengah pandemi COVID-19.
Namun justru itu, Darmawati mengimbau masyarakat mengikuti anjuran pemerintah dalam mencegah penularan COVID-19. Jika memang terpaksa beraktivitas di luar rumah, protokol kesehatan mencegah COVID-19 harus dijalankan, seperti wajib menggunakan masker, menjaga jarak, tidak bersentuhan, sering mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga asupan gizi, serta berolahraga dan beristirahat teratur.
Menjalankan protokol kesehatan tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menjaga agar tidak terjadi penularan terhadap orang lain. Akan sangat mengerikan jika ada pasien positif COVID-19 berada di tengah kerumunan warga seperti di pasar atau pusat perbelanjaan karena sangat rawan terjadi penularan kepada banyak orang.
Hal yang sangat mengkhawatirkan, kini ada kategori orang yang terjangkit COVID-19 namun tidak menunjukkan gejala sakit atau dikenal dengan sebutan orang tanpa gejala (OTG). Hal itu terjadi karena imunitasnya masih cukup baik, namun karena sudah terjangkit COVID-19 maka sangat rawan menyebabkan penularan kepada orang lain.
Melihat semakin menurunnya kesadaran masyarakat mematuhi anjuran pencegahan COVID-19, Darmawati khawatir kasus penyakit mematikan itu belum tuntas ditangani dalam waktu singkat. Justru ada kekhawatiran kasus COVID-19 akan kembali meningkat.
Baca juga: Pergantian pimpinan diharapkan membuat Polres Kotim semakin maju
Anjuran mencegah penularan COVID-19 banyak diabaikan sebagian masyarakat. Banyak warga yang dengan santainya tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Banyak pula warga yang tidak mengindahkan larangan berkerumun padahal itu sangat rawan penularan.
"Seperti di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan lainnya, masyarakat tidak mengindahkan anjuran menjaga jarak. Bahkan sebagian tidak menggunakan masker. Ini yang memprihatinkan karena kalau terus seperti ini maka semakin berat bagi pemerintah untuk menangani wabah COVID-19," tambah Darmawati.
Politisi dari daerah pemilihan 3 meminta pemerintah daerah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur menyikapi fenomena ini. Harus ada upaya secara masif untuk mendorong masyarakat mengikuti anjuran protokol kesehatan mencegah COVID-19.
Selain itu, ada dua orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 28 orang. Tingginya jumlah ODP menjadi keprihatinan karena menggambarkan rawannya penularan COVID-19.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Kotim tersisa tiga orang
Baca juga: Pusat perbelanjaan di Sampit mulai dipadati warga
"Saya miris melihat masyarakat kita yang seolah-olah menganggap remeh ancaman penularan COVID-19. Sekarang semakin banyak yang tidak menggunakan masker dan mereka tidak takut berkerumun," kata Darmawati di Sampit, Selasa.
Politisi Partai Golkar ini mengakui, pandemi COVID-19 memang membawa dampak luas bagi masyarakat, termasuk dalam hal ekonomi. Masyarakat harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup meski di tengah pandemi COVID-19.
Namun justru itu, Darmawati mengimbau masyarakat mengikuti anjuran pemerintah dalam mencegah penularan COVID-19. Jika memang terpaksa beraktivitas di luar rumah, protokol kesehatan mencegah COVID-19 harus dijalankan, seperti wajib menggunakan masker, menjaga jarak, tidak bersentuhan, sering mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga asupan gizi, serta berolahraga dan beristirahat teratur.
Menjalankan protokol kesehatan tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menjaga agar tidak terjadi penularan terhadap orang lain. Akan sangat mengerikan jika ada pasien positif COVID-19 berada di tengah kerumunan warga seperti di pasar atau pusat perbelanjaan karena sangat rawan terjadi penularan kepada banyak orang.
Hal yang sangat mengkhawatirkan, kini ada kategori orang yang terjangkit COVID-19 namun tidak menunjukkan gejala sakit atau dikenal dengan sebutan orang tanpa gejala (OTG). Hal itu terjadi karena imunitasnya masih cukup baik, namun karena sudah terjangkit COVID-19 maka sangat rawan menyebabkan penularan kepada orang lain.
Melihat semakin menurunnya kesadaran masyarakat mematuhi anjuran pencegahan COVID-19, Darmawati khawatir kasus penyakit mematikan itu belum tuntas ditangani dalam waktu singkat. Justru ada kekhawatiran kasus COVID-19 akan kembali meningkat.
Baca juga: Pergantian pimpinan diharapkan membuat Polres Kotim semakin maju
Anjuran mencegah penularan COVID-19 banyak diabaikan sebagian masyarakat. Banyak warga yang dengan santainya tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Banyak pula warga yang tidak mengindahkan larangan berkerumun padahal itu sangat rawan penularan.
"Seperti di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan lainnya, masyarakat tidak mengindahkan anjuran menjaga jarak. Bahkan sebagian tidak menggunakan masker. Ini yang memprihatinkan karena kalau terus seperti ini maka semakin berat bagi pemerintah untuk menangani wabah COVID-19," tambah Darmawati.
Politisi dari daerah pemilihan 3 meminta pemerintah daerah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur menyikapi fenomena ini. Harus ada upaya secara masif untuk mendorong masyarakat mengikuti anjuran protokol kesehatan mencegah COVID-19.
Selain itu, ada dua orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 28 orang. Tingginya jumlah ODP menjadi keprihatinan karena menggambarkan rawannya penularan COVID-19.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Kotim tersisa tiga orang
Baca juga: Pusat perbelanjaan di Sampit mulai dipadati warga