Sampit (ANTARA) - Berbagai cara dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah agar warga mau mengikuti pemeriksaan cepat atau rapid test, termasuk ketika harus menjagakan dagangan ketika pedagangnya mengikuti pemeriksaan.
"Asal mereka mau ikut rapid test, ya petugas siap membantu. Kan beberapa dari mereka berjualan sendirian, jadi selama mereka mengikuti rapid test, maka petugas kita menjagakan sementara dagangan mereka," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Multazam di Sampit, Rabu.
Pelaksanaan rapid test kembali dilaksanakan, kali ini di Pasar Sejumput Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Sebanyak 50 pedagang dan pembeli mengikuti rapid test gratis tersebut yang semua hasilnya negatif atau nonreaktif.
Rapid test massal hari ini dilakukan mendadak karena sebelumnya upaya ini belum bisa dijalankan dengan baik. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 harus meyakinkan pedagang bahwa rapid test ini merupakan upaya pencegahan COVID-19 sehingga tidak perlu dihindari.
Sebelumnya rapid test sudah dilakukan di Pusat Perbelanjaan Mentaya, Pasar Al Kamal, Pasar Subuh dan Pasar Umar Hasyim Samuda. Pemeriksaan di Pusat Perbelanjaan Mentaya dilaksanakan dua kali dan ditemukan hasil tiga reaktif COVID-19, Pasar Subuh ditemukan dua reaktif dan Pasar Umar Hasyim Samuda ditemukan enam reaktif COVID-19.
Selain pemeriksaan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, upaya ini juga dibantu Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Kalimantan Tengah dengan menyiapkan 2000 alat rapid test untuk pemeriksaan di Kotawaringin Timur.
Multazam menegaskan, hasil reaktif pada rapid test belum tentu menunjukkan seseorang terjangkit COVID-19. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan laboratorium dengan cara swab.
Baca juga: 178 calon haji asal Kotim maklumi pembatalan pemberangkatan
Bagi mereka yang hasil rapid test reaktif disarankan untuk melakukan isolasi mandiri, sambil menunggu hasil pemeriksaan swab di laboratorium. Jika ternyata terkonfirmasi positif COVID-19 maka orang tersebut akan dirawat di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit.
Rapid test dilaksanakan sebagai upaya pencegahan penularan dan memutus mata rantai COVID-19 dengan cara deteksi dini. Tujuannya agar mereka yang terindikasi terpapar COVID-19 bisa segera ditangani dan potensi penularannya kepada orang lain bisa secepatnya ditelusuri.
"Jangan takut rapid test karena seharusnya kita bersyukur bisa ikut pemeriksaan ini karena kita bisa mengetahui kondisi kita, apalagi ini dilakukan secara gratis. Ini untuk kebaikan bersama," ujar Multazam yang juga menjabat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur.
Sementara itu, hingga hari ini jumlah kasus positif COVID-19 di Kotawaringin Timur sebanyak 20 kasus, terdiri dari 15 sembuh, 2 meninggal dunia dan 3 masih dirawat di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit. Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 30 orang.
Baca juga: Perlu terobosan selamatkan pelaku UMKM Kotim di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Legislator Kotim prihatin harga karet kembali anjlok
"Asal mereka mau ikut rapid test, ya petugas siap membantu. Kan beberapa dari mereka berjualan sendirian, jadi selama mereka mengikuti rapid test, maka petugas kita menjagakan sementara dagangan mereka," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Multazam di Sampit, Rabu.
Pelaksanaan rapid test kembali dilaksanakan, kali ini di Pasar Sejumput Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Sebanyak 50 pedagang dan pembeli mengikuti rapid test gratis tersebut yang semua hasilnya negatif atau nonreaktif.
Rapid test massal hari ini dilakukan mendadak karena sebelumnya upaya ini belum bisa dijalankan dengan baik. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 harus meyakinkan pedagang bahwa rapid test ini merupakan upaya pencegahan COVID-19 sehingga tidak perlu dihindari.
Sebelumnya rapid test sudah dilakukan di Pusat Perbelanjaan Mentaya, Pasar Al Kamal, Pasar Subuh dan Pasar Umar Hasyim Samuda. Pemeriksaan di Pusat Perbelanjaan Mentaya dilaksanakan dua kali dan ditemukan hasil tiga reaktif COVID-19, Pasar Subuh ditemukan dua reaktif dan Pasar Umar Hasyim Samuda ditemukan enam reaktif COVID-19.
Selain pemeriksaan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, upaya ini juga dibantu Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Kalimantan Tengah dengan menyiapkan 2000 alat rapid test untuk pemeriksaan di Kotawaringin Timur.
Multazam menegaskan, hasil reaktif pada rapid test belum tentu menunjukkan seseorang terjangkit COVID-19. Untuk memastikannya, diperlukan pemeriksaan laboratorium dengan cara swab.
Baca juga: 178 calon haji asal Kotim maklumi pembatalan pemberangkatan
Bagi mereka yang hasil rapid test reaktif disarankan untuk melakukan isolasi mandiri, sambil menunggu hasil pemeriksaan swab di laboratorium. Jika ternyata terkonfirmasi positif COVID-19 maka orang tersebut akan dirawat di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit.
Rapid test dilaksanakan sebagai upaya pencegahan penularan dan memutus mata rantai COVID-19 dengan cara deteksi dini. Tujuannya agar mereka yang terindikasi terpapar COVID-19 bisa segera ditangani dan potensi penularannya kepada orang lain bisa secepatnya ditelusuri.
"Jangan takut rapid test karena seharusnya kita bersyukur bisa ikut pemeriksaan ini karena kita bisa mengetahui kondisi kita, apalagi ini dilakukan secara gratis. Ini untuk kebaikan bersama," ujar Multazam yang juga menjabat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur.
Sementara itu, hingga hari ini jumlah kasus positif COVID-19 di Kotawaringin Timur sebanyak 20 kasus, terdiri dari 15 sembuh, 2 meninggal dunia dan 3 masih dirawat di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit. Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 30 orang.
Baca juga: Perlu terobosan selamatkan pelaku UMKM Kotim di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Legislator Kotim prihatin harga karet kembali anjlok