Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR mempersiapkan agar proyek lumbung pangan (food estate) di Kalimantan Tengah dapat diuji coba pada musim tanam kedua, yakni mulai Oktober 2020 sampai Maret 2021.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa dari total luas 164.598 hektare lahan yang akan digarap, Pemerintah memprioritaskan agar dapat mengejar musim tanam tahun ini dengan tahap awal seluas 30.000 hektare.
"Kami menyiapkan untuk musim tanam besok, Oktober-Maret. Jadi kami (PUPR) memperbaiki saluran irigasinya, beliau dari Kementan menyiapkan semuanya untuk bisa tanam Oktober-Maret," kata Basuki dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PUPR Jakarta, Jumat.
Basuki menjelaskan bahwa area pengembangan food estate seluas 164.598 hektare tersebut berada di eks pengembangan lahan gambut era Presiden Soeharto.
Baca juga: Gubernur jabarkan berbagai manfaat 'food estate' di Kalteng
Dari total keseluruhan, lahan seluas 85.456 hektare sudah menjadi lahan sawah yang memang sudah ditanami oleh para petani eks transmigran, sementara sisanya 79.142 hektare sudah menjadi semak belukar yang memerlukan pembersihan lahan (land clearing).
Ada pun lahan pengembangan food estate ini berada di antara Sungai Kapuas dan Sungai Barito. Namun demikian, pihaknya akan memperbaiki jaringan irigasi pertanian, baik primer, sekunder dan tersier.
Basuki menambahkan bahwa Kementerian Pertahanan juga akan membantu menyiapkan tenaga kerja yang terlatih (skilled labour), mengingat lumbung pangan ini akan menjadi pertanian modern dengan bantuan mekanisasi dan teknologi.
Baca juga: Pusat sediakan Rp6 triliun realisasikan 'food estate' di Kalteng
"Karena ini harus dijadikan 'food estate' modern, tidak hanya manual tetapi juga harus dengan 'skilled labour', jadi harus tenaga kerja yang terlatih karena ini tidak hanya produksi tetapi juga sampai ke pasca produksi," kata Basuki.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa setelah manajemen irigasi selesai, pihaknya segera mempersiapkan budidaya penanaman, seperti sarana produksi (saprodi) hingga alat mesin pertanian (alsintan).
"Sesudah pengairan 'water management' selesai, kami siapkan dalam budidaya, salah satunya persiapan para petani, persiapan sarana, alsintan, kemudian bibit, pupuk hingga dolomit untuk mengatur keasaman," kata Syahrul.
Baca juga: Cegah alih fungsi lahan pertanian di Kalteng
Baca juga: Program 'Food estate' rawan mengulangi kesalahan PLG sejuta hektare
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau tambah 56.000 hektare lahan pengembangan 'Food Estate'
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa dari total luas 164.598 hektare lahan yang akan digarap, Pemerintah memprioritaskan agar dapat mengejar musim tanam tahun ini dengan tahap awal seluas 30.000 hektare.
"Kami menyiapkan untuk musim tanam besok, Oktober-Maret. Jadi kami (PUPR) memperbaiki saluran irigasinya, beliau dari Kementan menyiapkan semuanya untuk bisa tanam Oktober-Maret," kata Basuki dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PUPR Jakarta, Jumat.
Basuki menjelaskan bahwa area pengembangan food estate seluas 164.598 hektare tersebut berada di eks pengembangan lahan gambut era Presiden Soeharto.
Baca juga: Gubernur jabarkan berbagai manfaat 'food estate' di Kalteng
Dari total keseluruhan, lahan seluas 85.456 hektare sudah menjadi lahan sawah yang memang sudah ditanami oleh para petani eks transmigran, sementara sisanya 79.142 hektare sudah menjadi semak belukar yang memerlukan pembersihan lahan (land clearing).
Ada pun lahan pengembangan food estate ini berada di antara Sungai Kapuas dan Sungai Barito. Namun demikian, pihaknya akan memperbaiki jaringan irigasi pertanian, baik primer, sekunder dan tersier.
Basuki menambahkan bahwa Kementerian Pertahanan juga akan membantu menyiapkan tenaga kerja yang terlatih (skilled labour), mengingat lumbung pangan ini akan menjadi pertanian modern dengan bantuan mekanisasi dan teknologi.
Baca juga: Pusat sediakan Rp6 triliun realisasikan 'food estate' di Kalteng
"Karena ini harus dijadikan 'food estate' modern, tidak hanya manual tetapi juga harus dengan 'skilled labour', jadi harus tenaga kerja yang terlatih karena ini tidak hanya produksi tetapi juga sampai ke pasca produksi," kata Basuki.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa setelah manajemen irigasi selesai, pihaknya segera mempersiapkan budidaya penanaman, seperti sarana produksi (saprodi) hingga alat mesin pertanian (alsintan).
"Sesudah pengairan 'water management' selesai, kami siapkan dalam budidaya, salah satunya persiapan para petani, persiapan sarana, alsintan, kemudian bibit, pupuk hingga dolomit untuk mengatur keasaman," kata Syahrul.
Baca juga: Cegah alih fungsi lahan pertanian di Kalteng
Baca juga: Program 'Food estate' rawan mengulangi kesalahan PLG sejuta hektare
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau tambah 56.000 hektare lahan pengembangan 'Food Estate'