Jakarta (ANTARA) - Kelompok yang memboikot iklan di Facebook berpendapat jejaring media sosial tersebut belum berkomitmen untuk beraksi terhadap ujaran kebencian.

Facebook Inc bertemu dengan Ant-Defamation, Free Press, Color of Change dan NAACP mengadakan pertemuan virtual pada Rabu, waktu setempat, bersama CEO Facebook Mark Zuckerberg dan COO Sheryl Sandberg.

Color of Change, dikutip dari Reuters, dalam siaran resmi menyatakan satu-satunya rekomendasi yang keluar dari Zuckerberg dan Sandberg adalah rencana jabatan yang mengurus hak asasi manusia, namun, bukan berupa eksekutif senior.

Baca juga: TikTok diblokir, Instagram perluas fitur Reels di India

Color of Change menyatakan Facebook juga tidak menjelaskan fungsi jabatan tersebut.

Facebook, menurut Color of Change, menolak memberikan bantuan berupa dukungan dari perwakilan Facebook untuk korban pelecehan, jejaring sosial terseubt juga tidak menjelaskan soal audit independen ujaran kebencian yang sudah dibicarakan dengan para pengiklan.

Kelompok boikot tersebut mengemukakan ada 10 hal yang mereka harapkan, antara lain mengizinkan korban pelecehan berat untuk berbicara dengan perwakilan Facebook dan memberikan pengembalian dana (refund) untuk merk yang iklannya berdampingan dengan konten ofensif.

Facebook melalui keterangan tertulis menyatakan "kami tahu kami akan dinilai berdasarkan aksi kami, bukan kata-kata kami, dan beruntung kelompok-kelompok ini dan juga yang lainnya untuk keterlibatan yang berkelanjutan".

Baca juga: Redakan boikot iklan, Facebook setuju audit kontrol ujaran kebencian

Baca juga: Media sosial terpopuler di Indonesia versi 3

Baca juga: Facebook akan lakukan audit kontrol ujaran kebencian

Pewarta : Natisha Andarningtyas
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024