Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo meminta perintah daerah memperketat penerapan protokol kesehatan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Obat terbaik adalah kemampuan kita menjaga imunitas dan patuhi protokol kesehatan. Kalau masyarakat memahami ini, kita percaya COVID-19 segera hilang. Bagi Pemkot Palangka Raya, kita dorong agar pahami masalahnya lalu temukan solusinya. Perketat protokol kesehatan dan gencarkan sosialisasi hidup sehat," kata Doni di Palangka Raya, Kamis.

Dia pun mengajak seluruh masyarakat selalu taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti dalam penggunaan masker, menjaga jarak fisik, tidak berkerumun, rajin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan "hand sanitizer".

Baca juga: Empat daerah di Kalteng masuk zona risiko tinggi COVID-19

"Kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir. Belum ada obat maupun vaksin untuk melawan COVID-19. Hanya tiga cara, yakni disiplin, disiplin, dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. kita harus disiplin mulai dari sendiri baru kepada orang sekitar kita. Niscaya pandemi ini bisa segera berakhir," kata Doni.

Pernyataan itu diungkapkan Doni, didampingi Wakil Gubernur Kalteng, Habib Ismail Bin Yahya saat meninjau Posko Utama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya di komplek kantor wali kota setempat.

Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin yang didampingi sejumlah pejabat kota setepat saat menyambut kedatangan Kepala BNPB beserta rombongannya mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah upaya pencegahan dan penanganan COVID-19.

Baca juga: Rp3,3 triliun telah disalurkan ke BNPB untuk tangani COVID-19

"Kami telah melaksanakan Pembatasan Sosial Kelurahan Humanis hingga PSBB termasuk menutup pasar tradisional selama beberpa waktu dan melakukan rapid tes massal untuk para pedagang. Saat ini pun tim gugus juga terus bergerak baik untuk sosialisasi, penelusuran hingga penindakan," kata Fairid.

Di sisi, Fairid menjelaskan mengenai peningkatan kasus yang cukup signifikan dia meminta pihak BNPB tidak menganggapnya secara berlebih. Sebab dengan kemampuan diagnosa yang cepat serta kemampuan pemerintah dalam memfasilitasi rapid test massal maka wajar adanya peningkatan kasus positif.

"Kita mendapatkan dukungan penuh dari Pak Doni Monardo, dimana langkah kita sejauh ini untuk memutus mata rantai COVID-19 sudah cukup tepat. Beliau meminta kita untuk terus melakukan evaluasi sesuai dengan kebutuhan daerah kita dan meningkatkan sinergitas antar elemen, tak terkecuali bagaimana kita merangkul masyarakat agar berperan aktif membantu pemerintah mengatasi pandemi ini," kata Fairid.

Baca juga: BNPB gandeng puluhan 'influencer' cegah COVID-19

Baca juga: Setiap WNI dari Wuhan dibekali biaya transportasi sebesar Rp1 juta per orang

Baca juga: ANTARA raih penghargaan dari BNPB
 

Pewarta : Rendhik Andika
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024