Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi C DPRD Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Beta Syailendra mengimbau masyarakat di daerah itu agar mewaspadai bahaya kebakaran, terlebih di permukiman padat penduduk.
"Berbagai hal bisa jadi penyebab kebakaran, misalnya akibat korsleting listrik, obat nyamuk, kompor serta barang elektronik yang mengalami korsleting listrik," kata Beta Syailendra di Palangka Raya, Jumat.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPRD Kota Palangka Raya itu menjelaskan, bahaya kebakaran rumah penduduk rata-rata akibat korsleting listrik. Kondisi itu diduga terjadi akibat lapuknya instalasi listrik yang umurnya sudah sangat tua.
Baca juga: Dua kejadian kebakaran di Palangka Raya terjadi dalam satu malam
Cuaca panas saat memasuki musim kemarau seperti sekarang ini juga perlu lebih diwaspadai. Bangunan dan rumah yang berkonstruksi kayu atau beton dalam kondisi kering akan mudah terbakar.
"Yang perlu diperhatikan oleh masyarakat agar peristiwa kebakaran tidak terjadi seperti di daerah kita, hal-hal yang saya sebutkan itu harus diperiksa. Lebih baik mengantisipasi daripada menanggulangi setelah terjadi," bebernya.
Beta Syailendra yang juga menjabat Ketua PAN Kota Palangka Raya mengingatkan kepada masyarakat yang berada di kawasan padat penduduk untuk melakukan pengecekan sumur bor atau saluran air PDAM yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat.
Keberadaan sumur bor di kawasan pemukiman warga bertujuan agar masyarakat mudah mendapatkan air untuk memadamkan kobaran api apabila terjadi kebakaran di wilayah setempat.
Baca juga: Pemkot permudah pengurusan administrasi kependudukan korban kebakaran
"Sebaiknya dicek terlebih dahulu apakah sumur bor tersebut berfungsi atau tidak. Jangan sampai ketika ada kejadian, sumur bor tersebut tidak berfungsi sehingga membuat kerugian bagi masyarakat setempat," bebernya.
Dia menyarankan kepada pemerintah setempat agar memasang sumur bor kembali di sejumlah permukiman warga yang kategorinya padat penduduk. Hal itu dilakukan agar ketika ada peristiwa kebakaran, masyarakat mudah mengakses air untuk memadamkan api.
"Semoga saja pemkot melalui instansi terkait memiliki program pemasangan sumur bor di sejumlah pemukiman warga terkhusus di kawasan padat penduduk," demikian Beta.
Baca juga: Satu kecamatan mampu pertahankan zona hijau COVID-19
Baca juga: Presiden Jokowi siapkan sapi kurban untuk Kalteng
Baca juga: Bertambah 51 orang, positif COVID-19 di Kalteng capai 1.529 kasus
"Berbagai hal bisa jadi penyebab kebakaran, misalnya akibat korsleting listrik, obat nyamuk, kompor serta barang elektronik yang mengalami korsleting listrik," kata Beta Syailendra di Palangka Raya, Jumat.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPRD Kota Palangka Raya itu menjelaskan, bahaya kebakaran rumah penduduk rata-rata akibat korsleting listrik. Kondisi itu diduga terjadi akibat lapuknya instalasi listrik yang umurnya sudah sangat tua.
Baca juga: Dua kejadian kebakaran di Palangka Raya terjadi dalam satu malam
Cuaca panas saat memasuki musim kemarau seperti sekarang ini juga perlu lebih diwaspadai. Bangunan dan rumah yang berkonstruksi kayu atau beton dalam kondisi kering akan mudah terbakar.
"Yang perlu diperhatikan oleh masyarakat agar peristiwa kebakaran tidak terjadi seperti di daerah kita, hal-hal yang saya sebutkan itu harus diperiksa. Lebih baik mengantisipasi daripada menanggulangi setelah terjadi," bebernya.
Beta Syailendra yang juga menjabat Ketua PAN Kota Palangka Raya mengingatkan kepada masyarakat yang berada di kawasan padat penduduk untuk melakukan pengecekan sumur bor atau saluran air PDAM yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat.
Keberadaan sumur bor di kawasan pemukiman warga bertujuan agar masyarakat mudah mendapatkan air untuk memadamkan kobaran api apabila terjadi kebakaran di wilayah setempat.
Baca juga: Pemkot permudah pengurusan administrasi kependudukan korban kebakaran
"Sebaiknya dicek terlebih dahulu apakah sumur bor tersebut berfungsi atau tidak. Jangan sampai ketika ada kejadian, sumur bor tersebut tidak berfungsi sehingga membuat kerugian bagi masyarakat setempat," bebernya.
Dia menyarankan kepada pemerintah setempat agar memasang sumur bor kembali di sejumlah permukiman warga yang kategorinya padat penduduk. Hal itu dilakukan agar ketika ada peristiwa kebakaran, masyarakat mudah mengakses air untuk memadamkan api.
"Semoga saja pemkot melalui instansi terkait memiliki program pemasangan sumur bor di sejumlah pemukiman warga terkhusus di kawasan padat penduduk," demikian Beta.
Baca juga: Satu kecamatan mampu pertahankan zona hijau COVID-19
Baca juga: Presiden Jokowi siapkan sapi kurban untuk Kalteng
Baca juga: Bertambah 51 orang, positif COVID-19 di Kalteng capai 1.529 kasus