Jakarta (ANTARA) - Orangtua yang ingin bebas dari rasa stres ketika mengajari anak yang sekolah jarak jauh secara daring di rumah saat ini sebaiknya membuang jauh-jauh rasa gengsi.
Ada kalanya orangtua juga tidak terlalu memahami pelajaran yang dihadapi anak, dan sebaiknya bersikaplah jujur ketika itu terjadi kepada Anda.
"Orangtua harus mengakui kalau dia tidak bisa, jangan memaksakan diri, nanti orangtua kecewa, 'kok saya tidak bisa mengajarkan ya?'" kata psikolog Ajeng Raviando di bincang-bincang “Jaga Kesehatan, Belajar di Rumah, Bebas Stres" Frisian Flag, Rabu (29/7).
Baca juga: Anak ingin jumpai teman saat pandemi, sebaiknya larang atau izinkan?
Baca juga: Belajar daring bukan alasan abaikan batasan "screen time" untuk anak
Berusaha menanggung beban dalam mengajari anak sendirian dapat menimbulkan rasa tertekan. Jika merasa kurang mampu, tak perlu sungkan mencari bantuan dari orang lain. Tanyakan kepada pasangan atau orang-orang terdekat lain yang bisa lebih membantu anak dalam belajar.
"Cari bantuan yang bisa membuat orangtua merasa lebih nyaman, jangan menanggung beban sendirian."
Cara ini dapat membantu orangtua mengatur energi dan suasana hati agar kondisi di rumah menyenangkan. Bila orangtua memaksakan diri untuk membantu anak belajar, meski kurang memahaminya, justru yang terjadi adalah emosi meledak-ledak.
Orangtua yang menjadi lebih galak saat menjadi guru di rumah malah bisa membuat anak tidak nyaman ketika harus melewati proses belajar jarak jauh.
"Harus ada kesadaran orangtua, kalau dia cara mengajarnya galak, bisa jadi anak tidak nyaman. Orangtua harus paham apa kebutuhan anak, bacalah ekspresi wajah anak agar komunikasi efektif dan menyenangkan."
Mengenali kepribadian anak merupakan salah satu strategi untuk menciptakan pola komunikasi yang baik dan efektif.
Jangan lupa, tanyakan kepada anak cara belajar yang dia inginkan agar buah hati merasa gembira.
Ada kalanya orangtua juga tidak terlalu memahami pelajaran yang dihadapi anak, dan sebaiknya bersikaplah jujur ketika itu terjadi kepada Anda.
"Orangtua harus mengakui kalau dia tidak bisa, jangan memaksakan diri, nanti orangtua kecewa, 'kok saya tidak bisa mengajarkan ya?'" kata psikolog Ajeng Raviando di bincang-bincang “Jaga Kesehatan, Belajar di Rumah, Bebas Stres" Frisian Flag, Rabu (29/7).
Baca juga: Anak ingin jumpai teman saat pandemi, sebaiknya larang atau izinkan?
Baca juga: Belajar daring bukan alasan abaikan batasan "screen time" untuk anak
Berusaha menanggung beban dalam mengajari anak sendirian dapat menimbulkan rasa tertekan. Jika merasa kurang mampu, tak perlu sungkan mencari bantuan dari orang lain. Tanyakan kepada pasangan atau orang-orang terdekat lain yang bisa lebih membantu anak dalam belajar.
"Cari bantuan yang bisa membuat orangtua merasa lebih nyaman, jangan menanggung beban sendirian."
Cara ini dapat membantu orangtua mengatur energi dan suasana hati agar kondisi di rumah menyenangkan. Bila orangtua memaksakan diri untuk membantu anak belajar, meski kurang memahaminya, justru yang terjadi adalah emosi meledak-ledak.
Orangtua yang menjadi lebih galak saat menjadi guru di rumah malah bisa membuat anak tidak nyaman ketika harus melewati proses belajar jarak jauh.
"Harus ada kesadaran orangtua, kalau dia cara mengajarnya galak, bisa jadi anak tidak nyaman. Orangtua harus paham apa kebutuhan anak, bacalah ekspresi wajah anak agar komunikasi efektif dan menyenangkan."
Mengenali kepribadian anak merupakan salah satu strategi untuk menciptakan pola komunikasi yang baik dan efektif.
Jangan lupa, tanyakan kepada anak cara belajar yang dia inginkan agar buah hati merasa gembira.