Sampit (ANTARA) - DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah ikut mengawal penanganan insiden kapal pengangkut bahan bakar minyak yang dioperasikan Pertamina yang menyerempet lanting jamban dan kelotok ces milik warga di Sungai Mentaya Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang pada Rabu (25/8) sore.

"Hari ini pihak kelurahan bersama warga dan pemilik kapal akan menyelesaikan ganti rugi. Kami akan terus memantau dan mengawal ini agar masyarakat yang menjadi korban kejadian ini mendapatkan haknya secara penuh," kata Ketua Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur Dadang H Syamsu di Sampit, Kamis.

Dadang bersama Sekretaris Komisi IV Nadie dan anggotanya Handoyo J Wibowo, Bima Santoso dan Modika Latifah Munawarah berkunjung ke lokasi kejadian. Mereka berbincang dengan warga, lurah, ketua RW dan ketua RT.

Dadang mengatakan, Pertamina harus bertanggung jawab untuk mengganti semua kerugian warga. Ini juga harus menjadi perhatian Pertamina dan mitra kerjanya karena insiden seperti ini mengancam keselamatan warga, untungnya kejadian kemarin tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Menurut Dadang, kejadian yang berulang ini menjadi menunjukkan bahwa faktor kemanan dan keselamatan pelayaran terabaikan. Ini menjadi dasar bahwa keberadaan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) milik Pertamina di kawasan permukiman itu harus dievaluasi.

Pasokan bahan bakar minyak oleh Pertamina memang vital, namun jangan pula kegiatannya mengancam keamanan dan keselamatan masyarakat. Perlu dikaji apa solusi agar potensi kerawanan tersebut tidak terus menghantui masyarakat setempat.

"Kami di DPRD akan menindaklanjuti ini lebih jauh agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, apakah ini karena kelalaian, teknis, alam atau karena keberadaan TUKS itu sendiri yang perlu kita evaluasi karena berada di permukiman," kata Dadang.

Anggota Komisi IV Handoyo J Wibowo menyesalkan terulangnya insiden kapal pengangkut BBM menyerempet aset warga di bantaran sungai. Ini menjadi perhatian serius pihaknya, khususnya di Komisi IV untuk mencarikan solusinya.

"Kami akan terus memantau penyelesaian ini agar masyarakat benar-benar mendapatkan haknya. Kami juga akan membahas ini di Komisi IV agar kejadian serupa tidak terulang lagi dan tidak terus meresahkan masyarakat, khususnya di sekitar TUKS milik Pertamina ini," harap Handoyo.

Baca juga: Kecelakaan kapal Pertamina berulang, DPRD Kotim sebut perlu evaluasi

Ketua RW 001 Kelurahan Baamang Hulu Muhammad Mastiar mengatakan, kerusakan akibat kejadian itu ada di RT 20 ada tiga lanting jamban, sedangkan di RT 01 ada sembilan lanting jamban dan tiga kelotok ces yang rusak maupun tenggelam.

"Penghitungan tadi malam, total kerugian sementara Rp78 juta, tapi itu belum final karena masih ada kerugian warga lainnya yang belum terdata. Tadi malam, pihak Pertamina melalui perusahaan pemilik kapal menyatakan siap bertanggung jawab. Mudah-mudahan saja itu direalisasikan," kata Mastiar.

Sementara itu Lurah Baamang Hulu Kasmojoyo berharap Pertamina maupun perusahaan pemilik kapal untuk bertanggung jawab secara penuh. Kejadian itu memang tidak diinginkan oleh siapapun, namun kerugian warga tetap harus diganti.

"Kami berharap ini menjadi perhatian bersama agar tidak sampai terulang. Kejadian seperti ini harus dicegah karena juga mengancam keselamatan masyarakat," demikian Kasmojoyo.

Kapal tanker pengangkut BBM Pertamina dengan nama kapal SPOB Kapuas, menyerempet lanting jamban dan kelotok ces milik warga sehingga menimbulkan kerusakan, bahkan ada yang tenggelam. Mediasi dilakukan sejak tadi malam dan akan dilanjutkan hari ini.

Baca juga: Lanting rusak dan kelotok tenggelam akibat diserempet kapal Pertamina

Baca juga: Taufiq-Supriadi pastikan kantongi rekomendasi Golkar di Pilkada Kotim

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024