Sampit (ANTARA) - Operasional laboratorium PCR RSUD dr Murjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, untuk pemeriksaan swab warga yang diduga terpapar COVID-19, disesuaikan dengan kemampuan personel yang ada.
"Kami juga harus menjaga kondisi personel yang bertugas. Virus ini kan sangat berbahaya, makanya kondisi kesehatan petugas harus kita perhatikan. Jangan sampai kita mengejar kuantitas, tapi mengabaikan kualitas karena kita ini akan terus diawasi," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Febby Yudha Herlambang di Sampit, Sabtu.
Laboratorium PCR BSL 2 RSUD dr Murjani sudah dioperasionalkan mulai Selasa (20/10) lalu. Dengan begitu, pemeriksaan spesimen swab tidak perlu lagi menunggu lama dikirim ke rumah sakit di luar daerah.
Yudha menjelaskan, untuk sementara operasional pemeriksaan spesimen dilakukan paling banyak sebanyak dua sesi dalam satu hari. Ini karena jumlah tenaga yang masih terbatas serta menyesuaikan kondisi irama pemeriksaan.
Setiap kali proses memakan waktu sekitar tiga jam dengan jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 15 spesimen. Satu sesi bisa untuk memeriksa 30 sampel, sedangkan jika dalam sehari dilaksanakan dua sesi maka sampel yang diperiksa sebanyak 60 spesimen atau sampel.
Demi efisiensi, pemeriksaan baru dilakukan ketika spesimen atau sampel darah yang akan diperiksa sudah sebanyak 15 spesimen. Jika hanya ada beberapa spesimen, maka diupayakan menunggu hingga jumlahnya lumayan mengisi kapasitas maksimal tiap sesi.
Laboratorium tersebut juga melayani pemeriksaan secara mandiri bagi warga yang membutuhkan untuk berbagai keperluan. Tarif pemeriksaan mandiri ditetapkan sebesar Rp900 ribu, sedangkan pemeriksaan untuk kepentingan pelacakan kasus penularan COVID-19 oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19, semua digratiskan karena ditanggung pemerintah daerah.
Baca juga: Penularan COVID-19 meningkat, Bawaslu Kotim perketat pengawasan protokol kesehatan
"Untuk sementara ini pemeriksaan kami lakukan pada Senin dan Kamis. Tapi bagi warga yang ingin memeriksakan secara mandiri, pengambilan sampel atau spesimen darah bisa dilayani setiap hari, namun untuk kami memeriksanya di laboratorium disesuaikan jadwal tersebut. Makanya kami sarankan warga memeriksakan lebih awal. Jangan mendadak," kata Yudha.
Alat yang digunakan di laboratorium PCR ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat yang diberikan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Palangka Raya, belum lama ini. Jika pemerintah daerah ingin menambah kapasitas pemeriksaan maka bisa dilakukan dengan menambah yang harganya miliaran tersebut.
Keberadaan laboratorium PCR ini diharapkan dapat membantu pemeriksaan swab secara cepat sehingga mempermudah dalam pelacakan dan penanganan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Sabtu siang, jumlah warga kabupaten ini yang terjangkit COVID-19 sudah mencapai 423 orang, terdiri dari 345 orang sembuh, 65 orang masih dirawat dan 13 orang meninggal dunia. Jumlah termasuk termasuk 13 kasus baru COVID-19 pada hari ini.
Baca juga: Optimisme Kotim bangkit di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Legislator Kotim ingatkan jangan ada intimidasi terhadap ASN dalam pilkada
"Kami juga harus menjaga kondisi personel yang bertugas. Virus ini kan sangat berbahaya, makanya kondisi kesehatan petugas harus kita perhatikan. Jangan sampai kita mengejar kuantitas, tapi mengabaikan kualitas karena kita ini akan terus diawasi," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Febby Yudha Herlambang di Sampit, Sabtu.
Laboratorium PCR BSL 2 RSUD dr Murjani sudah dioperasionalkan mulai Selasa (20/10) lalu. Dengan begitu, pemeriksaan spesimen swab tidak perlu lagi menunggu lama dikirim ke rumah sakit di luar daerah.
Yudha menjelaskan, untuk sementara operasional pemeriksaan spesimen dilakukan paling banyak sebanyak dua sesi dalam satu hari. Ini karena jumlah tenaga yang masih terbatas serta menyesuaikan kondisi irama pemeriksaan.
Setiap kali proses memakan waktu sekitar tiga jam dengan jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 15 spesimen. Satu sesi bisa untuk memeriksa 30 sampel, sedangkan jika dalam sehari dilaksanakan dua sesi maka sampel yang diperiksa sebanyak 60 spesimen atau sampel.
Demi efisiensi, pemeriksaan baru dilakukan ketika spesimen atau sampel darah yang akan diperiksa sudah sebanyak 15 spesimen. Jika hanya ada beberapa spesimen, maka diupayakan menunggu hingga jumlahnya lumayan mengisi kapasitas maksimal tiap sesi.
Laboratorium tersebut juga melayani pemeriksaan secara mandiri bagi warga yang membutuhkan untuk berbagai keperluan. Tarif pemeriksaan mandiri ditetapkan sebesar Rp900 ribu, sedangkan pemeriksaan untuk kepentingan pelacakan kasus penularan COVID-19 oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19, semua digratiskan karena ditanggung pemerintah daerah.
Baca juga: Penularan COVID-19 meningkat, Bawaslu Kotim perketat pengawasan protokol kesehatan
"Untuk sementara ini pemeriksaan kami lakukan pada Senin dan Kamis. Tapi bagi warga yang ingin memeriksakan secara mandiri, pengambilan sampel atau spesimen darah bisa dilayani setiap hari, namun untuk kami memeriksanya di laboratorium disesuaikan jadwal tersebut. Makanya kami sarankan warga memeriksakan lebih awal. Jangan mendadak," kata Yudha.
Alat yang digunakan di laboratorium PCR ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat yang diberikan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Palangka Raya, belum lama ini. Jika pemerintah daerah ingin menambah kapasitas pemeriksaan maka bisa dilakukan dengan menambah yang harganya miliaran tersebut.
Keberadaan laboratorium PCR ini diharapkan dapat membantu pemeriksaan swab secara cepat sehingga mempermudah dalam pelacakan dan penanganan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Sabtu siang, jumlah warga kabupaten ini yang terjangkit COVID-19 sudah mencapai 423 orang, terdiri dari 345 orang sembuh, 65 orang masih dirawat dan 13 orang meninggal dunia. Jumlah termasuk termasuk 13 kasus baru COVID-19 pada hari ini.
Baca juga: Optimisme Kotim bangkit di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Legislator Kotim ingatkan jangan ada intimidasi terhadap ASN dalam pilkada