Sampit (ANTARA) - Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Halikinnor menilai, pembangunan pabrik sawit menjadi solusi bagi permasalahan yang sering dihadapi perkebunan sawit rakyat.

"Selama ini kalau musim panen melimpah, harga jadi turun karena perusahaan pun banyak pasokan dari kebun mereka sendiri, sementara masyarakat tidak ada pilihan, mau menjual ke mana lagi? Kalau dibiarkan, sawit ini bisa rusak," kata Halikinnor di Sampit, Sabtu.

Pria yang maju dalam pilkada menjadi calon Bupati Kotawaringin Timur berpasangan dengan calon Wakil Bupati Irawati ini menilai, saat ini perkebunan sawit rakyat terus berkembang di Kotawaringin Timur. Hal yang sering menjadi keluhan petani adalah anjloknya harga tandan buah segar kelapa sawit.

Saat kondisi normal, harga sawit sekitar Rp1.300/kg, sedangkan saat lesu, harga sawit bisa turun menjadi hanya Rp600/kg. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena petani masih harus mengeluarkan upah memanen Rp300/kg.

Halikinnor menilai, solusi masalah ini adalah membangun pabrik agar panen perkebunan sawit rakyat terserap sehingga warga mendapat penghasilan yang menggembirakan. Petani juga mempunyai pilihan jika ingin menjual hasil panen kebun mereka.

Hal itu pulalah yang membuat pemerintah daerah membuka diri bagi investor yang ingin membangun pabrik sawit. Seperti belum lama ini diberikan izin pendirian pabrik sawit tanpa kebun di wilayah Sebabi Kecamatan Telawang dan Pelantaran Kecamatan Cempaga Hulu.

Baca juga: Halikinnor sebut pembangunan jalan antardesa jadi prioritas utama

Pabrik ini nantinya diharapkan membawa dampak positif bagi petani sawit. Pabrik diharapkan bisa menyerap hasil panen kebun masyarakat sehingga harga sawit diharapkan lebih stabil menguntungkan bagi petani.

"Untuk wilayah utara perlu dua atau tiga pabrik sawit untuk menampung hasil kebun rakyat. Ada tujuh investor yang sudah siap membangun pabrik tanpa kebun. Kami menilai ini akan menjadi solusi bagi masyarakat supaya hasil panen terserap dan harga lebih stabil," tambah Halikinnor.

Halikinnor menyarankan masyarakat tidak menjual tanah mereka karena bisa dijadikan kebun sawit, baik dikelola sendiri maupun bermitra dengan perkebunan kelapa sawit. Dengan begitu warga akan memperoleh pendapatan, sementara tanah tetap menjadi hak milik mereka.

Halikinnor menegaskan komitmennya memperhatikan bidang pertanian karena diyakini masih sangat potensial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kendala bidang pertanian sawit, karet dan rotan, menjadi perhatiannya untuk dicarikan solusinya karena menyangkut hajat hidup orang banyak di daerah ini.

Baca juga: Atasi kekurangan pegawai Kotim melalui beasiswa penuh, kata Halikinnor

Baca juga: Sambangi desa belum tersentuh listrik PLN, Halikinnor optimistis mampu memperjuangkan

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024