Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mematangkan persiapan groundbreaking atau peletakan batu pertama pabrik pengolahan limbah medis B3 yang sempat beberapa kali tertunda.
“Kami bersama beberapa dinas terkait dan BUMD membahas persiapan peletakan batu pertama fasilitas limbah B3 medis, insyaallah akan dilaksanakan 16 Mei ini,” kata Bupati Kotim Halikinnor di Sampit, Senin.
Rapat persiapan peletakan batu pertama pabrik pengolahan limbah medis B3 dilaksanakan di rumah jabatan Bupati Kotim. Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Daerah Fajrurrahman, Staf Ahli Bupati, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan sejumlah dinas terkait, serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Hapakat Betang Mandiri.
Dalam kesempatan itu Halikinnor meminta DLH berkoordinasi dengan Bagian Umum Setda Kotim untuk persiapan peletakan batu pertama pabrik pengolahan limbah medis, baik terkait tenda, konsumsi dan lainnya.
Ia juga meminta agar Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng, semua bupati dan wali kota, Direktur Rumah Sakit dan Kepala Dinas Kesehatan se-Kalteng diundang dalam acara tersebut. Hal ini pertama kalinya akan dibangun pabrik pengolahan limbah medis di Kalteng.
“Ini sekaligus menunjukkan komitmen kita dalam upaya penanganan limbah medis,” imbuhnya.
Kepala DLH Kotim, Machmoer menyampaikan selain persiapan lokasi acara yang menjadi fokus pihaknya adalah jalan masuk tempat pembuangan akhir (TPA) yang menjadi lokasi pembangunan pabrik pengolahan limbah medis.
Tahun 2023 lalu, DLH Kotim mendapat bantuan anggaran Rp2 miliar untuk peningkatan jalan masuk TPA sepanjang 400 meter. Namun, itu baru sebagian kecil dari total panjang jalan yang perlu ditingkatkan, yakni 1,3 km.
Baca juga: DPMD Kotim edukasi BPD cegah pelanggaran aturan
“Rp2 miliar itu meliputi Rp1,8 miliar untuk pekerjaan fisik dan Rp200 juta untuk pengawasan untuk panjang jalan kurang lebih 400 meter, sementara panjang jalan masuk menuju lokasi pembangunan pabrik itu 1,3 km,” ujarnya.
Machmoer melanjutkan, tahun 2024 ini Kotim kembali mendapat bantuan Rp2,5 miliar untuk melanjutkan peningkatan jalan TPA dengan panjang 300 meter. Meski anggaran terbilang lebih besar, namun panjang jalan yang ditingkatkan lebih pendek karena menggunakan sistem rigid.
Dengan demikian, masih tersisa kurang lebih 600 meter yang perlu ditingkatkan sebelum peletakan batu pertama. Dalam hal ini DLH dengan dana daerah mencoba agar sisa jalan tersebut bisa ditingkatkan, minimal fungsional, serta meminta bantuan dari OPD lainnya.
“Kami mencoba melalui dana daerah untuk jalan supaya fungsional mampunya sekitar 400 meter. Kekurangannya 200 meter mudah-mudahan opd lain baik itu Dinas PUPR atau BUMD bisa membantu,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur PT Hapakat Betang Mandiri Dina Fariza Triani Sarif menyebut peletakan batu pertama pembangunan pabrik pengolahan limbah medis B3 sudah direncanakan hampir dua tahun terakhir.
Sesuai instruksi Bupati, peletakan batu pertama ini akan digemakan di wilayah Kalteng bahwa Kotim adalah yang pertama peduli terkait penanganan limbah medis B3 dengan memberikan fasilitas pengolahan.
“Terkait acara dan lainnya telah dibahas dan diarahkan oleh Bupati. Mudah-mudahan tanggal 16 Mei nanti semua berjalan lancar,” demikian Dina.
Baca juga: Perpustakaan Keliling sambangi Lapas Sampit layani warga binaan
Baca juga: Angka stunting naik, Bupati Kotim instruksikan evaluasi menyeluruh
Baca juga: Pemkab Kotim pertimbangkan tali asih bagi pemilik bangunan di bantaran sungai