Sampit (ANTARA) - Kabar duka menyelimuti Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Febby Yudha Herlambang wafat dalam perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta pada Rabu (25/11) sekitar pukul 18.00 WIB.
"Upaya maksimal sudah dilakukan tim dokter yang juga rekan sejawat saat di RSUD Murjani Sampit, maupun oleh tim dokter di RS Polri Kramat Jati. Informasi yang kami terima, beliau wafat sekitar pukul 18.00 WIB," kata Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Rabu.
Sebelumnya diketahui dr Yudha dirawat di ruang isolasi penanganan COVID-19 RSUD dr Murjani Sampit, namun kondisinya menurun. Dokter yang selama ini dikenal ramah dan suka membantu itu kemudian dirujuk ke RS Polri Kramat Jati.
Yudha diterbangkan dari Sampit menuju Jakarta pada Senin (23/11) malam menggunakan pesawat carteran dengan menerapkan protokol kesehatan. Petugas menggunakan alat pelindung diri.
Nasib berkata lain. Kondisi kesehatan Yudha terus memburuk. Dokter yang selama ini dinilai memiliki peranan penting dalam penanganan COVID-19 di Kotawaringin Timur itu akhirnya mengembuskan napas terakhirnya saat dalam perawatan.
Tidak dirincikan riwayat medis kondisi terakhir almarhum. Namun Multazam membenarkan bahwa selain terkonfirmasi positif COVID-19, almarhum juga memiliki penyakit penyerta yang membuat kondisi kesehatannya terus menurun.
"Saat ini masih dikoordinasikan antar rumah sakit dengan rumah sakit dan antar Dinas Kesehatan dengan Dinas Kesehatan, termasuk dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan terkait rencana pemulangan jenazah," kata Multazam.
Kabar wafatnya dr Yudha menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat Kotawaringin Timur. Ucapan belasungkawa pun langsung disampaikan masyarakat melalui berbagai saluran seperti media sosial dan lainnya.
Ketua DPRD Kotawaringin Timur, Rinie mengaku sangat sedih mendengar kabar wafatnya Yudha. Dia merasa sangat kehilangan sosok yang dikenal baik, cerdas dan suka membantu siapapun.
Baca juga: Dua kali hasil swab Yudha Herlambang negatif COVID-19
"Almarhum itu orang baik. Saya sangat merasa kehilangan sosok yang baik dan ramah. Sosok yang berpotensi dan memiliki kemampuan mumpuni," kata Rinie.
Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Abdoel Harris Jakin menyampaikan duka mendalam atas wafatnya dr Yudha yang menurutnya merupakan salah satu pahlawan kesehatan di Kotawaringin Timur.
"Almarhum mendedikasikan diri sepenuhnya untuk berjuangan memberikan pelayanan kesehatan dan memutus mata rantai Covid-19, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur. Jangan membuat perjuangan almarhum sia-sia. Kita harus tetap berjuang memutus mata rantai penyebaran COVID-19," ujar Jakin.
Wafatnya dr Yudha menjadikan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur kehilangan sosok dokter yang mempunyai kemampuan yang dinilai mumpuni meski usianya masih relatif muda, yakni 43 tahun.
Baca juga: Operasional laboratorium PCR RSUD Murjani Sampit disesuaikan kemampuan personel
Yudha diberi amanah menjadi Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Murjani Sampit pada 30 April 2020, saat pandemi COVID-19 terjadi. Sebelumnya dia menjabat sebagai Wakil Direktur Bidang Pelayanan di rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut.
Sebagai pemimpin rumah sakit, peran Yudha sangat penting karena RSUD dr Murjani Sampit menjadi tumpuan utama penanganan pasien COVID-19, tidak hanya dari Kotawaringin Timur sendiri, tetapi juga dari kabupaten tetangga yakni Seruyan dan Katingan.
Saat kondisi genting lantaran kasus baru COVID-19 melonjak tajam beberapa waktu lalu, Yudha dituntut membuat kebijakan-kebijakan penting sebagai solusi dalam waktu cepat agar pasien penyakit menular tersebut bisa ditangani sesuai standar kesehatan.
Sebagai seorang dokter, apalagi mengemban amanat sebagai direktur rumah sakit, Yudha menyadari betul profesinya berisiko tinggi tertular COVID-19. Namun dia tetap mengedepankan tanggung jawabnya kepada masyarakat.
Kini selesai sudah perjuangan dr Yudha membantu menyelamatkan masyarakat dari keganasan COVID-19. Salah satu pahlawan kesehatan dan pejuang penanganan COVID-19 itu kini telah tiada. Semangat dan perjuangannya harus memotivasi semua orang untuk terus melindungi diri dari penularan COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Covid-19 mengancam, RSUD Murjani Sampit usulkan bangunan khusus isolasi
Baca juga: RSUD Murjani gencar sosialisasikan pencegahan virus Covid-19
"Upaya maksimal sudah dilakukan tim dokter yang juga rekan sejawat saat di RSUD Murjani Sampit, maupun oleh tim dokter di RS Polri Kramat Jati. Informasi yang kami terima, beliau wafat sekitar pukul 18.00 WIB," kata Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Rabu.
Sebelumnya diketahui dr Yudha dirawat di ruang isolasi penanganan COVID-19 RSUD dr Murjani Sampit, namun kondisinya menurun. Dokter yang selama ini dikenal ramah dan suka membantu itu kemudian dirujuk ke RS Polri Kramat Jati.
Yudha diterbangkan dari Sampit menuju Jakarta pada Senin (23/11) malam menggunakan pesawat carteran dengan menerapkan protokol kesehatan. Petugas menggunakan alat pelindung diri.
Nasib berkata lain. Kondisi kesehatan Yudha terus memburuk. Dokter yang selama ini dinilai memiliki peranan penting dalam penanganan COVID-19 di Kotawaringin Timur itu akhirnya mengembuskan napas terakhirnya saat dalam perawatan.
Tidak dirincikan riwayat medis kondisi terakhir almarhum. Namun Multazam membenarkan bahwa selain terkonfirmasi positif COVID-19, almarhum juga memiliki penyakit penyerta yang membuat kondisi kesehatannya terus menurun.
"Saat ini masih dikoordinasikan antar rumah sakit dengan rumah sakit dan antar Dinas Kesehatan dengan Dinas Kesehatan, termasuk dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan terkait rencana pemulangan jenazah," kata Multazam.
Kabar wafatnya dr Yudha menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat Kotawaringin Timur. Ucapan belasungkawa pun langsung disampaikan masyarakat melalui berbagai saluran seperti media sosial dan lainnya.
Ketua DPRD Kotawaringin Timur, Rinie mengaku sangat sedih mendengar kabar wafatnya Yudha. Dia merasa sangat kehilangan sosok yang dikenal baik, cerdas dan suka membantu siapapun.
Baca juga: Dua kali hasil swab Yudha Herlambang negatif COVID-19
"Almarhum itu orang baik. Saya sangat merasa kehilangan sosok yang baik dan ramah. Sosok yang berpotensi dan memiliki kemampuan mumpuni," kata Rinie.
Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Abdoel Harris Jakin menyampaikan duka mendalam atas wafatnya dr Yudha yang menurutnya merupakan salah satu pahlawan kesehatan di Kotawaringin Timur.
"Almarhum mendedikasikan diri sepenuhnya untuk berjuangan memberikan pelayanan kesehatan dan memutus mata rantai Covid-19, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur. Jangan membuat perjuangan almarhum sia-sia. Kita harus tetap berjuang memutus mata rantai penyebaran COVID-19," ujar Jakin.
Wafatnya dr Yudha menjadikan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur kehilangan sosok dokter yang mempunyai kemampuan yang dinilai mumpuni meski usianya masih relatif muda, yakni 43 tahun.
Baca juga: Operasional laboratorium PCR RSUD Murjani Sampit disesuaikan kemampuan personel
Yudha diberi amanah menjadi Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Murjani Sampit pada 30 April 2020, saat pandemi COVID-19 terjadi. Sebelumnya dia menjabat sebagai Wakil Direktur Bidang Pelayanan di rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut.
Sebagai pemimpin rumah sakit, peran Yudha sangat penting karena RSUD dr Murjani Sampit menjadi tumpuan utama penanganan pasien COVID-19, tidak hanya dari Kotawaringin Timur sendiri, tetapi juga dari kabupaten tetangga yakni Seruyan dan Katingan.
Saat kondisi genting lantaran kasus baru COVID-19 melonjak tajam beberapa waktu lalu, Yudha dituntut membuat kebijakan-kebijakan penting sebagai solusi dalam waktu cepat agar pasien penyakit menular tersebut bisa ditangani sesuai standar kesehatan.
Sebagai seorang dokter, apalagi mengemban amanat sebagai direktur rumah sakit, Yudha menyadari betul profesinya berisiko tinggi tertular COVID-19. Namun dia tetap mengedepankan tanggung jawabnya kepada masyarakat.
Kini selesai sudah perjuangan dr Yudha membantu menyelamatkan masyarakat dari keganasan COVID-19. Salah satu pahlawan kesehatan dan pejuang penanganan COVID-19 itu kini telah tiada. Semangat dan perjuangannya harus memotivasi semua orang untuk terus melindungi diri dari penularan COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Covid-19 mengancam, RSUD Murjani Sampit usulkan bangunan khusus isolasi
Baca juga: RSUD Murjani gencar sosialisasikan pencegahan virus Covid-19