Sampit (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, terus meningkatkan layanan pemeriksaan untuk mendeteksi COVID-19 demi kemungkinan masyarakat.
"Setelah membuka layanan pemeriksaan antibodi dengan metode ECLIA, sejak 26 Desember 2020 kami juga melayani pemeriksaan antigen. Saat ini kami juga sedang berupaya memberikan layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA. Mudah-mudahan Januari 2021 sudah bisa dimulai," kata Kepala Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto di Sampit, Selasa.
Pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA atau "electrochemiluminescent immunoassay" diyakini memiliki keakuratan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pemeriksaan antigen menggunakan alat tes cepat atau "rapid test" yang digunakan saat ini.
Yuendri bahkan menyebut, hasil pemeriksaan antigen menggunakan metode ECLIA memiliki tingkat keakuratan yang hampir mendekati pemeriksaan swab "polymerase chain reaction" atau PCR.
Layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA nantinya diharapkan dapat mempercepat upaya mendeteksi sebaran penularan COVID-19. Jika ada warga yang kontak erat dengan pasien COVID-19, bisa diperiksa menggunakan metode ini untuk mengetahui apakah kemungkinan mereka juga tertular atau tidak.
Metode ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi antrean panjang pemeriksaan swab PCR di Laboratorium PCR RSUD dr Murjani Sampit, sehingga tidak semua harus diperiksa swab PCR. Namun jika hasilnya positif, maka untuk memastikan hasil akhirnya bisa dengan pemeriksaan swab PCR.
Dari sisi biaya, pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA juga jauh lebih murah dibanding swab PCR. Jika biaya pemeriksaan swab PCR saat ini Rp900.000, biaya pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA nantinya diperkirakan hanya sekitar Rp300.000.
"Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur berupaya menyediakan variasi layanan sesuai kebutuhan masyarakat. Kami sudah mendapatkan izin untuk membuka layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA. Saat ini kami masih memesan reagennya karena harus didatangkan dari luar negeri," jelas Yuendri.
Baca juga: Pembahasan tata ruang Kotim tampung aspirasi dunia usaha
Yuendri meminta doa dan dukungan masyarakat agar pihaknya bisa terus meningkatkan layanan kepada masyarakat. Dia berharap semua rencana bisa terlaksana dengan baik sesuai harapan.
Yuendri berharap Januari nanti layanan semakin lengkap yakni pemeriksaan antibodi total dengan metode ECLIA yang menunjukkan titer COI total Ig M dan Ig G, layanan pemeriksaan antibodi kuantitatif dengan metode ECLIA yang menunjukkan titer COI masing-masing Ig M dan Ig G, layanan "rapid test" antigen dengan menggunakan peralatan SD Biosensor dan Dynamiker, serta layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA.
Yuendri menyarankan, sebelum pemeriksaan RT-PCR dilakukan, lebih baik terlebih dulu dilakukan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA sehingga dapat lebih menghemat biaya.
"Memang kami akan menyarankan pemeriksaan 'rapid test' antigen bagi mereka yang dengan pemeriksaan antibodi dengan metode ECLIA hasilnya reaktif, tetapi keputusannya tetap pada yang diperiksa. Hasil pemeriksaan antibodi yang reaktif dan pemeriksaan antigen yang positif akan kami laporkan ke Satgas Penanganan COVID-19, Dinas Kesehatan serta Kantor Kesehatan Pelabuhan," demikian Yuendri.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Kotim meningkat signifikan
"Setelah membuka layanan pemeriksaan antibodi dengan metode ECLIA, sejak 26 Desember 2020 kami juga melayani pemeriksaan antigen. Saat ini kami juga sedang berupaya memberikan layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA. Mudah-mudahan Januari 2021 sudah bisa dimulai," kata Kepala Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto di Sampit, Selasa.
Pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA atau "electrochemiluminescent immunoassay" diyakini memiliki keakuratan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pemeriksaan antigen menggunakan alat tes cepat atau "rapid test" yang digunakan saat ini.
Yuendri bahkan menyebut, hasil pemeriksaan antigen menggunakan metode ECLIA memiliki tingkat keakuratan yang hampir mendekati pemeriksaan swab "polymerase chain reaction" atau PCR.
Layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA nantinya diharapkan dapat mempercepat upaya mendeteksi sebaran penularan COVID-19. Jika ada warga yang kontak erat dengan pasien COVID-19, bisa diperiksa menggunakan metode ini untuk mengetahui apakah kemungkinan mereka juga tertular atau tidak.
Metode ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi antrean panjang pemeriksaan swab PCR di Laboratorium PCR RSUD dr Murjani Sampit, sehingga tidak semua harus diperiksa swab PCR. Namun jika hasilnya positif, maka untuk memastikan hasil akhirnya bisa dengan pemeriksaan swab PCR.
Dari sisi biaya, pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA juga jauh lebih murah dibanding swab PCR. Jika biaya pemeriksaan swab PCR saat ini Rp900.000, biaya pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA nantinya diperkirakan hanya sekitar Rp300.000.
"Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur berupaya menyediakan variasi layanan sesuai kebutuhan masyarakat. Kami sudah mendapatkan izin untuk membuka layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA. Saat ini kami masih memesan reagennya karena harus didatangkan dari luar negeri," jelas Yuendri.
Baca juga: Pembahasan tata ruang Kotim tampung aspirasi dunia usaha
Yuendri meminta doa dan dukungan masyarakat agar pihaknya bisa terus meningkatkan layanan kepada masyarakat. Dia berharap semua rencana bisa terlaksana dengan baik sesuai harapan.
Yuendri berharap Januari nanti layanan semakin lengkap yakni pemeriksaan antibodi total dengan metode ECLIA yang menunjukkan titer COI total Ig M dan Ig G, layanan pemeriksaan antibodi kuantitatif dengan metode ECLIA yang menunjukkan titer COI masing-masing Ig M dan Ig G, layanan "rapid test" antigen dengan menggunakan peralatan SD Biosensor dan Dynamiker, serta layanan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA.
Yuendri menyarankan, sebelum pemeriksaan RT-PCR dilakukan, lebih baik terlebih dulu dilakukan pemeriksaan antigen dengan metode ECLIA sehingga dapat lebih menghemat biaya.
"Memang kami akan menyarankan pemeriksaan 'rapid test' antigen bagi mereka yang dengan pemeriksaan antibodi dengan metode ECLIA hasilnya reaktif, tetapi keputusannya tetap pada yang diperiksa. Hasil pemeriksaan antibodi yang reaktif dan pemeriksaan antigen yang positif akan kami laporkan ke Satgas Penanganan COVID-19, Dinas Kesehatan serta Kantor Kesehatan Pelabuhan," demikian Yuendri.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Kotim meningkat signifikan