Sampit (ANTARA) - Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun warga Kecamatan Seranau Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, berhasil diselamatkan saat kakinya diterkam buaya dan hendak dibawa ke dalam sungai.
"Mendengar ada teriakan temannya bahwa ada yang digigit buaya, saya langsung lari dan menolongnya. Sempat tarik-tarikan karena saat itu buaya sudah menggigit kakinya," kata Gofur, paman korban, Rabu malam.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB di Sungai Hambawang Desa Ganepo. Saat itu korban mandi di sungai bersama seorang rekannya.
Saat asyik mandi, seorang rekan korban merasa menginjak sesuatu yang kasar dan bergerigi. Dia pun bergegas naik pinggir sungai karena curiga yang diinjaknya adalah buaya. Hal itu lantaran di sungai tersebut dikabarkan memang pernah ada muncul buaya.
Namun nahas dialami korban. Beberapa saat kemudian kakinya diterkam buaya yang kemudian berusaha membawanya masuk ke dalam sungai.
Korban dan rekannya berteriak meminta tolong. Suara itu didengar Gofur, paman korban yang kebetulan sedang berada tidak jauh dari tempat kedua bocah itu mandi.
Gofur berlari dan sempat menarik tangan sang keponakan. Dia saling tarik-menarik dengan buaya yang hendak membawa tubuh keponakannya itu ke dalam sungai.
Kemudian datang warga lain membawa sebilah parang dan memukulkannya ke tubuh buaya. Upaya itu berhasil dan buaya yang diperkirakan panjangnya lebih dari dua meter itu melepaskan gigitannya sehingga korban berhasil diselamatkan.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka gigitan di paha kiri dan kanan serta punggung. Dia langsung dibawa ke puskesmas di desa setempat untuk diberikan penanganan medis.
Baca juga: Kotim berharap mampu pulihkan ekonomi di tengah pandemi COVID-19
"Saat ini dia sudah pulang dan dirawat di rumah. Kalau dilihat bekas luka, diperkirakan buaya itu tidak terlalu besar," kata Gofur.
Warga sempat mencari satwa ganas tersebut namun tidak ditemukan. Warga masih khawatir karena menduga buaya yang ada di sungai itu lebih dari satu ekor.
Beberapa pekan terakhir warga setempat memang sering melihat kemunculan buaya di pinggir sungai Desa Ganepo. Kejadian serangan buaya juga pernah terjadi di desa itu sehingga membuat warga kembali waswas saat beraktivitas di pinggir sungai.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah melakukan upaya-upaya agar satwa ganas itu tidak terus mengancam keselamatan masyarakat setempat.
Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah mengaku sudah mendapat laporan terkait kejadian itu. Kamis pagi pihaknya akan mendatangi korban untuk mengetahui kondisinya, sekaligus ke lokasi kejadian untuk penanganan selanjutnya.
Baca juga: Stunting penyebab banyak putra daerah gagal jadi tentara
"Mendengar ada teriakan temannya bahwa ada yang digigit buaya, saya langsung lari dan menolongnya. Sempat tarik-tarikan karena saat itu buaya sudah menggigit kakinya," kata Gofur, paman korban, Rabu malam.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB di Sungai Hambawang Desa Ganepo. Saat itu korban mandi di sungai bersama seorang rekannya.
Saat asyik mandi, seorang rekan korban merasa menginjak sesuatu yang kasar dan bergerigi. Dia pun bergegas naik pinggir sungai karena curiga yang diinjaknya adalah buaya. Hal itu lantaran di sungai tersebut dikabarkan memang pernah ada muncul buaya.
Namun nahas dialami korban. Beberapa saat kemudian kakinya diterkam buaya yang kemudian berusaha membawanya masuk ke dalam sungai.
Korban dan rekannya berteriak meminta tolong. Suara itu didengar Gofur, paman korban yang kebetulan sedang berada tidak jauh dari tempat kedua bocah itu mandi.
Gofur berlari dan sempat menarik tangan sang keponakan. Dia saling tarik-menarik dengan buaya yang hendak membawa tubuh keponakannya itu ke dalam sungai.
Kemudian datang warga lain membawa sebilah parang dan memukulkannya ke tubuh buaya. Upaya itu berhasil dan buaya yang diperkirakan panjangnya lebih dari dua meter itu melepaskan gigitannya sehingga korban berhasil diselamatkan.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka gigitan di paha kiri dan kanan serta punggung. Dia langsung dibawa ke puskesmas di desa setempat untuk diberikan penanganan medis.
Baca juga: Kotim berharap mampu pulihkan ekonomi di tengah pandemi COVID-19
"Saat ini dia sudah pulang dan dirawat di rumah. Kalau dilihat bekas luka, diperkirakan buaya itu tidak terlalu besar," kata Gofur.
Warga sempat mencari satwa ganas tersebut namun tidak ditemukan. Warga masih khawatir karena menduga buaya yang ada di sungai itu lebih dari satu ekor.
Beberapa pekan terakhir warga setempat memang sering melihat kemunculan buaya di pinggir sungai Desa Ganepo. Kejadian serangan buaya juga pernah terjadi di desa itu sehingga membuat warga kembali waswas saat beraktivitas di pinggir sungai.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah melakukan upaya-upaya agar satwa ganas itu tidak terus mengancam keselamatan masyarakat setempat.
Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah mengaku sudah mendapat laporan terkait kejadian itu. Kamis pagi pihaknya akan mendatangi korban untuk mengetahui kondisinya, sekaligus ke lokasi kejadian untuk penanganan selanjutnya.
Baca juga: Stunting penyebab banyak putra daerah gagal jadi tentara