Jakarta (ANTARA) - Samsung mulai menghapus kepala pengisi daya, head charger, di ponsel Galaxy S21 yang baru saja meluncur, termasuk untuk di Indonesia.
Manajer Pemasaran Produk Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia, Taufiqul Furqan, mengatakan langkah ini merupakan komitmen mereka terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.
Baca juga: Samsung akan jual semua ponsel tanpa charger?
"Ini salah satu upaya kami untuk mengurangi sampah elektronik," kata Taufiq saat jumpa pers online, Jumat sore.
Di Indonesia, Samsung sering menggelar program trade-in atau tukar tambah ketika mereka meluncurkan produk baru, terutama untuk ponsel flagship. Pengalaman mereka selama ini, konsumen hanya menjual ponsel saja, tanpa kardus dan aksesoris yang menyertainya.
"Banyak orang yang masih menggunakan charger lama karena tidak ikut ditukar," kata Taufiq.
Hal ini juga dibenarkan oleh Lucky Sebastian, pengamat gawai dan pendiri komunitas Gadtorade, bahwa banyak orang yang menggunakan pengisi daya yang sudah ada ketika mereka punya ponsel baru.
Baca juga: Xiaomi Mi 11 akan hadir tanpa charger
Lucky mengaku sering kali menemukan pernyataan "charger belum pernah dipakai" ketika anggota komunitas tersebut menjual ponsel bekas pakai.
Absennya kepala pengisi daya ini akan ditemui di seri flagship.
"Baru di flagship saja," kata Taufiq.
Samsung Electronics Indonesia belum memberikan kepastian soal ketiadaan charger di seri lainnya, termasuk seri Galaxy A dan Galaxy M.
Meski pun dijual tanpa kepala charger, hanya memberikan USB Type C to C, Samsung Indonesia tidak khawatir pengguna akan kesulitan. Mereka sudah memperkenalkan USB Type C sejak 2017 lalu, pun ponsel Android keluaran terbaru sudah menggunakan kabel tipe tersebut.
Baca juga: Benarkah Galaxy S21 bakal dijual tanpa charger?
Baca juga: Mungkin pertengahan tahun ini, Anda tak bisa pakai sembarang 'charger' di Eropa
Baca juga: Bagaimana cara men-charger ponsel agar baterai awet?
Manajer Pemasaran Produk Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia, Taufiqul Furqan, mengatakan langkah ini merupakan komitmen mereka terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.
Baca juga: Samsung akan jual semua ponsel tanpa charger?
"Ini salah satu upaya kami untuk mengurangi sampah elektronik," kata Taufiq saat jumpa pers online, Jumat sore.
Di Indonesia, Samsung sering menggelar program trade-in atau tukar tambah ketika mereka meluncurkan produk baru, terutama untuk ponsel flagship. Pengalaman mereka selama ini, konsumen hanya menjual ponsel saja, tanpa kardus dan aksesoris yang menyertainya.
"Banyak orang yang masih menggunakan charger lama karena tidak ikut ditukar," kata Taufiq.
Hal ini juga dibenarkan oleh Lucky Sebastian, pengamat gawai dan pendiri komunitas Gadtorade, bahwa banyak orang yang menggunakan pengisi daya yang sudah ada ketika mereka punya ponsel baru.
Baca juga: Xiaomi Mi 11 akan hadir tanpa charger
Lucky mengaku sering kali menemukan pernyataan "charger belum pernah dipakai" ketika anggota komunitas tersebut menjual ponsel bekas pakai.
Absennya kepala pengisi daya ini akan ditemui di seri flagship.
"Baru di flagship saja," kata Taufiq.
Samsung Electronics Indonesia belum memberikan kepastian soal ketiadaan charger di seri lainnya, termasuk seri Galaxy A dan Galaxy M.
Meski pun dijual tanpa kepala charger, hanya memberikan USB Type C to C, Samsung Indonesia tidak khawatir pengguna akan kesulitan. Mereka sudah memperkenalkan USB Type C sejak 2017 lalu, pun ponsel Android keluaran terbaru sudah menggunakan kabel tipe tersebut.
Baca juga: Benarkah Galaxy S21 bakal dijual tanpa charger?
Baca juga: Mungkin pertengahan tahun ini, Anda tak bisa pakai sembarang 'charger' di Eropa
Baca juga: Bagaimana cara men-charger ponsel agar baterai awet?