Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program sekolah penggerak yang merupakan katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia.
“Sekolah penggerak adalah katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang terdiri dari dua hal yakni sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan profil pelajar Pancasila dan diawali dengan SDM yang unggul terutama kepala sekolah dan guru,” ujar Nadiem dalam peluncuran sekolah penggerak secara daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kemendikbud targetkan POP jangkau 70.000 guru dan 12.000 sekolah
Gambaran akhir sekolah penggerak secara umum, lanjut Nadiem yakni hasil belajar diatas level yang diharapkan, lingkungan yang belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan, pembelajaran berpusat pada murid, dan refleksi diri dan pengimbasan yaitu perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri, refleksi guru dan perbaikan pembelajaran terjadi, dan sekolah melakukan pengimbasan.
Program sekolah penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.
Baca juga: Mendikbud luncurkan UKBI Adaptif Merdeka secara daring
“Program ini merupakan program kolaborasi antara Kemendikbud dengan Pemda yang mana komitmen Pemda menjadi kunci utama,” tambah Nadiem.
Intervensi dilakukan secara holistik mulai dari SDM sekolah, pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan Pemda.Sekolah Penggerak memiliki ruang lingkup yang mencakup seluruh kondisi sekolah, tidak hanya sekolah unggulan saja tapi juga sekolah swasta dan negeri.
Pendampingan dilakukan selama tiga tahun ajaran dan sekolah melanjutkan upaya transformasi secara mandiri.
Baca juga: Mendikbud luncurkan pedoman perubahan perilaku prokes 3M dalam 77 bahasa daerah
“Program dilakukan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah penggerak,” kata dia lagi.
Dalam waktu tiga tahun, sekolah penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri atau swasta di seluruh tahap untuk bergerak satu atau dua tahap lebih maju.
Tingkatan tertinggi adalah tahap empat yang mana sekolah menjadi sekolah yang aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan, berpusat pada murid, perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri, refleksi guru dan perbalikan pembelajaran terjadi, dan guru dan kepala sekolah melakukan pengimbasan.
Dalam kesempatan itu, Nadiem mengatakan bahwa sekolah Penggerak pukanlah sekolah unggulan, tidak mengubah input, mengubah proses, dan meningkatkan kapasitas SDM.
Program sekolah penggerak terdiri dari lima intervensi yakni penguatan SDM sekolah, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, digitalisasi sekolah, dan pendampingan konsultatif dan asimetris.
Baca juga: Guru honorer bisa ikuti seleksi PPPK hingga tiga kali
Baca juga: Pembukaan sekolah hanya bagi yang penuhi daftar periksa, kata Mendikbud
Baca juga: Sebagian siswa belum menikmati bantuan kuota internet, ini tanggapan Nadiem
“Sekolah penggerak adalah katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang terdiri dari dua hal yakni sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan profil pelajar Pancasila dan diawali dengan SDM yang unggul terutama kepala sekolah dan guru,” ujar Nadiem dalam peluncuran sekolah penggerak secara daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kemendikbud targetkan POP jangkau 70.000 guru dan 12.000 sekolah
Gambaran akhir sekolah penggerak secara umum, lanjut Nadiem yakni hasil belajar diatas level yang diharapkan, lingkungan yang belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan, pembelajaran berpusat pada murid, dan refleksi diri dan pengimbasan yaitu perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri, refleksi guru dan perbaikan pembelajaran terjadi, dan sekolah melakukan pengimbasan.
Program sekolah penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.
Baca juga: Mendikbud luncurkan UKBI Adaptif Merdeka secara daring
“Program ini merupakan program kolaborasi antara Kemendikbud dengan Pemda yang mana komitmen Pemda menjadi kunci utama,” tambah Nadiem.
Intervensi dilakukan secara holistik mulai dari SDM sekolah, pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan Pemda.Sekolah Penggerak memiliki ruang lingkup yang mencakup seluruh kondisi sekolah, tidak hanya sekolah unggulan saja tapi juga sekolah swasta dan negeri.
Pendampingan dilakukan selama tiga tahun ajaran dan sekolah melanjutkan upaya transformasi secara mandiri.
Baca juga: Mendikbud luncurkan pedoman perubahan perilaku prokes 3M dalam 77 bahasa daerah
“Program dilakukan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah penggerak,” kata dia lagi.
Dalam waktu tiga tahun, sekolah penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri atau swasta di seluruh tahap untuk bergerak satu atau dua tahap lebih maju.
Tingkatan tertinggi adalah tahap empat yang mana sekolah menjadi sekolah yang aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan, berpusat pada murid, perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri, refleksi guru dan perbalikan pembelajaran terjadi, dan guru dan kepala sekolah melakukan pengimbasan.
Dalam kesempatan itu, Nadiem mengatakan bahwa sekolah Penggerak pukanlah sekolah unggulan, tidak mengubah input, mengubah proses, dan meningkatkan kapasitas SDM.
Program sekolah penggerak terdiri dari lima intervensi yakni penguatan SDM sekolah, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, digitalisasi sekolah, dan pendampingan konsultatif dan asimetris.
Baca juga: Guru honorer bisa ikuti seleksi PPPK hingga tiga kali
Baca juga: Pembukaan sekolah hanya bagi yang penuhi daftar periksa, kata Mendikbud
Baca juga: Sebagian siswa belum menikmati bantuan kuota internet, ini tanggapan Nadiem