Sampit (ANTARA) - DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah berharap pemerintah pusat melanjutkan pembangunan tanggul penahan gelombang untuk menyelamatkan Pantai Ujung Pandaran dari abrasi yang masih terjadi.
"Kalau memang benar tahun ini pemerintah pusat kembali mengucurkan anggaran untuk membuat tanggul di Pantai Ujung Pandaran, kami berharap itu benar-benar terwujud karena sangat dibutuhkan," kata Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Sanidin di Sampit, Kamis.
Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit merupakan salah satu objek wisata andalan Kotawaringin Timur. Tiap akhir pekan, terlebih saat libur panjang, pantai yang terletak sekitar 85 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur itu selalu dipadati pengunjung.
Wisatawan yang berkunjung tidak hanya dari Kotawaringin Timur, tetapi juga dari daerah lain seperti Seruyan, Katingan, bahkan Palangka Raya. Sayangnya, sebagian titik di pantai itu kini rusak oleh abrasi.
Abrasi akibat kuatnya gelombang dari Laut Jawa, terus menggerus Pantai Ujung Pandaran, khususnya di arah timur yang belum terlindungi tanggul penahan gelombang.
Di sebelah timur pantai itu juga terdapat objek wisata religi yakni kubah atau makam seorang ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As`ad Al Banjary.
Ulama tersebut merupakan buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan, yang terkenal dengan kitab karangannya berjudul Sabilal Muhtadin yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Kubah itu menjadi objek wisata religi dan banyak didatangi peziarah dari luar daerah. Namun kini keberadaannya terancam akibat abrasi yang terus menggerus pantai tersebut.
Jalan menuju kubah sudah terputus oleh abrasi sehingga peziarah harus menggunakan perahu motor. Bahkan mushalla yang berjarak beberapa meter dari kubah tersebut, sebagian bangunannya sudah ambruk akibat pondasinya ambles digerus abrasi.
Baca juga: DPRD Kotim umumkan pengusulan pemberhentian bupati dan wakil bupati
Sebelumnya, Camat Teluk Sampit Juliansyah mengaku mendapat informasi bahwa tahun ini pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sekitar Rp18 miliar untuk melanjutkan pembangunan tanggul penahan gelombang.
Menanggapi itu, Sanidin mengaku sangat senang jika itu nantinya direalisasikan. Sudah sewajarnya pemerintah pusat turun tangan membantu karena pembangunan tanggul memerlukan biaya sangat besar, sementara dana yang dimiliki daerah sangat terbatas, terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini.
"Dulu kan pernah ada, mudah-mudahan memang ada lagi. Kalau memang ada bantuan APBN, tentu kita sangat berharap karena memang kemampuan kita di daerah terbatas. Dengan anggaran yang ada saja kita sangat terbatas dan banyak rencana pembangunan yang mendesak tetapi harus ditunda," ujar Sanidin.
Sanidin berharap pembangunan tanggul dilanjutkan sehingga laju abrasi bisa atasi. Dia berharap Pantai Ujung Pandaran bisa dikembangkan menjadi objek wisata yang lebih menarik lagi sehingga banyaknya wisatawan yang berkunjung akan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat dan daerah.
Baca juga: Sampit penyuplai Pertamax Turbo wilayah barat Kalteng
"Kalau memang benar tahun ini pemerintah pusat kembali mengucurkan anggaran untuk membuat tanggul di Pantai Ujung Pandaran, kami berharap itu benar-benar terwujud karena sangat dibutuhkan," kata Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Sanidin di Sampit, Kamis.
Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit merupakan salah satu objek wisata andalan Kotawaringin Timur. Tiap akhir pekan, terlebih saat libur panjang, pantai yang terletak sekitar 85 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur itu selalu dipadati pengunjung.
Wisatawan yang berkunjung tidak hanya dari Kotawaringin Timur, tetapi juga dari daerah lain seperti Seruyan, Katingan, bahkan Palangka Raya. Sayangnya, sebagian titik di pantai itu kini rusak oleh abrasi.
Abrasi akibat kuatnya gelombang dari Laut Jawa, terus menggerus Pantai Ujung Pandaran, khususnya di arah timur yang belum terlindungi tanggul penahan gelombang.
Di sebelah timur pantai itu juga terdapat objek wisata religi yakni kubah atau makam seorang ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As`ad Al Banjary.
Ulama tersebut merupakan buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan, yang terkenal dengan kitab karangannya berjudul Sabilal Muhtadin yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Kubah itu menjadi objek wisata religi dan banyak didatangi peziarah dari luar daerah. Namun kini keberadaannya terancam akibat abrasi yang terus menggerus pantai tersebut.
Jalan menuju kubah sudah terputus oleh abrasi sehingga peziarah harus menggunakan perahu motor. Bahkan mushalla yang berjarak beberapa meter dari kubah tersebut, sebagian bangunannya sudah ambruk akibat pondasinya ambles digerus abrasi.
Baca juga: DPRD Kotim umumkan pengusulan pemberhentian bupati dan wakil bupati
Sebelumnya, Camat Teluk Sampit Juliansyah mengaku mendapat informasi bahwa tahun ini pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sekitar Rp18 miliar untuk melanjutkan pembangunan tanggul penahan gelombang.
Menanggapi itu, Sanidin mengaku sangat senang jika itu nantinya direalisasikan. Sudah sewajarnya pemerintah pusat turun tangan membantu karena pembangunan tanggul memerlukan biaya sangat besar, sementara dana yang dimiliki daerah sangat terbatas, terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini.
"Dulu kan pernah ada, mudah-mudahan memang ada lagi. Kalau memang ada bantuan APBN, tentu kita sangat berharap karena memang kemampuan kita di daerah terbatas. Dengan anggaran yang ada saja kita sangat terbatas dan banyak rencana pembangunan yang mendesak tetapi harus ditunda," ujar Sanidin.
Sanidin berharap pembangunan tanggul dilanjutkan sehingga laju abrasi bisa atasi. Dia berharap Pantai Ujung Pandaran bisa dikembangkan menjadi objek wisata yang lebih menarik lagi sehingga banyaknya wisatawan yang berkunjung akan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat dan daerah.
Baca juga: Sampit penyuplai Pertamax Turbo wilayah barat Kalteng