Sampit (ANTARA) - Seluruh panitia dan kafilah Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-52 tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diingatkan menjalankan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan COVID-19 saat kegiatan yang akan dilaksanakan pada 6 hingga 9 Februari itu.
"Saat ini Kecamatan Bukit Santuai kan zona putih. Tidak ada kasus COVID-19. Jadi selama ini masyarakat kami tidak ada masalah dalam beraktivitas. Yang kami takutkan justru potensi penularan COVID-19 datang dari warga luar. Makanya saat MTQ nanti kami berharap kita semua menerapkan protokol kesehatan secara ketat sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19," kata Camat Bukit Santuai, Pungkal di Sampit, Kamis.
Hal itu disampaikannya saat diwawancarai usai menghadiri pengukuhan dewan hakim MTQ di Sampit. Acara itu dipimpin Wakil Bupati HM Taufiq Mukri.
Berdasarkan aplikasi pencarian, tempat pelaksanaan acara MTQ ke-52 yaitu Desa Tumbang Penyahuan berjarak sekitar 181 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan waktu tempuh sekitar 4 jam 21 menit.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, hingga Kamis sore, Bukit Santuai masuk kategori zona putih kasus COVID-19. Tidak ada kasus suspect, probable, kasus aktif maupun meninggal dunia karena COVID-19.
MTQ diikuti kafilah dari 17 kecamatan dengan jumlah anggota bervariasi antara 10 hingga 40 orang. Namun Pungkal mengaku belum mengetahui persis total peserta dan pendamping yang akan datang nantinya.
Masyarakat sangat antusias membantu persiapan pelaksanaan event tahunan agama Islam itu. Warga berbaur membantu persiapan, tanpa membedakan latar belakang agama.
Baca juga: Seorang ODGJ di Kotim mengamuk melukai warga dan polisi
Sejumlah perusahaan juga membantu mempersiapkan jalan dan lokasi lainnya dengan mengoperasikan alat berat. Kondisi jalan cukup bagus, namun karena masih berupa jalan tanah, maka akan becek dan licik jika terjadi hujan. Untuk itu rombongan yang datang disarankan menggunakan mobil dobel gardan agar tidak ambles.
Untuk pasokan daya listrik, kegiatan nantinya sepenuhnya mengandalkan genset karena jaringan listrik belum menjangkau kecamatan yang terletak di Utara dari pusat kota tersebut.
Sebagai tuan rumah, Pungkal tidak menarget menjadi juara umum karena menyadari masih terbatasnya sumber daya manusia di kecamatan mereka di bidang ini. Mereka hanya berharap bisa menjadi tuan rumah yang sukses menyelenggarakan kegiatan tahunan tersebut sehingga menimbulkan kesan yang baik kepada semua pihak, terlebih ini merupakan MTQ terakhir di periode kedua pemerintahan Bupati Supian Hadi dan Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri.
Untuk mencegah muncul dan terjadinya penularan COVID-19, pihaknya berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, serta menempatkan petugas kesehatan di setiap lokasi dan kegiatan.
"Mari kita semua patuhi protokol kesehatan. Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan sukses, serta tidak sampai ada penularan COVID-19," demikian Pungkal.
Baca juga: Diskominfo Kotim jadi wadah pengayaan pengetahuan pelajar
"Saat ini Kecamatan Bukit Santuai kan zona putih. Tidak ada kasus COVID-19. Jadi selama ini masyarakat kami tidak ada masalah dalam beraktivitas. Yang kami takutkan justru potensi penularan COVID-19 datang dari warga luar. Makanya saat MTQ nanti kami berharap kita semua menerapkan protokol kesehatan secara ketat sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19," kata Camat Bukit Santuai, Pungkal di Sampit, Kamis.
Hal itu disampaikannya saat diwawancarai usai menghadiri pengukuhan dewan hakim MTQ di Sampit. Acara itu dipimpin Wakil Bupati HM Taufiq Mukri.
Berdasarkan aplikasi pencarian, tempat pelaksanaan acara MTQ ke-52 yaitu Desa Tumbang Penyahuan berjarak sekitar 181 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan waktu tempuh sekitar 4 jam 21 menit.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, hingga Kamis sore, Bukit Santuai masuk kategori zona putih kasus COVID-19. Tidak ada kasus suspect, probable, kasus aktif maupun meninggal dunia karena COVID-19.
MTQ diikuti kafilah dari 17 kecamatan dengan jumlah anggota bervariasi antara 10 hingga 40 orang. Namun Pungkal mengaku belum mengetahui persis total peserta dan pendamping yang akan datang nantinya.
Masyarakat sangat antusias membantu persiapan pelaksanaan event tahunan agama Islam itu. Warga berbaur membantu persiapan, tanpa membedakan latar belakang agama.
Baca juga: Seorang ODGJ di Kotim mengamuk melukai warga dan polisi
Sejumlah perusahaan juga membantu mempersiapkan jalan dan lokasi lainnya dengan mengoperasikan alat berat. Kondisi jalan cukup bagus, namun karena masih berupa jalan tanah, maka akan becek dan licik jika terjadi hujan. Untuk itu rombongan yang datang disarankan menggunakan mobil dobel gardan agar tidak ambles.
Untuk pasokan daya listrik, kegiatan nantinya sepenuhnya mengandalkan genset karena jaringan listrik belum menjangkau kecamatan yang terletak di Utara dari pusat kota tersebut.
Sebagai tuan rumah, Pungkal tidak menarget menjadi juara umum karena menyadari masih terbatasnya sumber daya manusia di kecamatan mereka di bidang ini. Mereka hanya berharap bisa menjadi tuan rumah yang sukses menyelenggarakan kegiatan tahunan tersebut sehingga menimbulkan kesan yang baik kepada semua pihak, terlebih ini merupakan MTQ terakhir di periode kedua pemerintahan Bupati Supian Hadi dan Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri.
Untuk mencegah muncul dan terjadinya penularan COVID-19, pihaknya berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, serta menempatkan petugas kesehatan di setiap lokasi dan kegiatan.
"Mari kita semua patuhi protokol kesehatan. Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan sukses, serta tidak sampai ada penularan COVID-19," demikian Pungkal.
Baca juga: Diskominfo Kotim jadi wadah pengayaan pengetahuan pelajar