Tamiang Layang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, dr Jimmi WS Hutagalung menyatakan bahwa hampir 70 tenaga kesehatan di wilayah setempat, telah menerima vaksin COVID-19 tahap pertama, dan 30 persen lainnya akan dilakukan pada tahap II.
"Untuk tahap dua ini sedang berlangsung pada instansinya masing-masing seperti Puskesmas dan RSUD Tamiang Layang. Vaksinasi tahap II ini sudah dimulai sejak, Senin (15/2) hingga saat ini," kata dr Jimmi WS Hutagalung di Tamiang Layang, Rabu.
Dia menyebut 30 persen tenaga kesehatan yang baru mengikuti vaksinasi tahap II bukan tahap I, karena berbagai alasan. Mulai dari nakes yang tidak ikut tahap I memiliki penyakit penyerta, hipertensi, dan yang lain sesuai aturan baru dari Kementerian Kesehatan RI.
Meski begitu, Jimmi memastikan bahwa program vaksinasi sampai saat ini masih belum ada perubahan. Untuk tenaga kesehatan akan berakhir pada akhir Februari 2021 ini. Pemberian vaksin Sinovac akan berlanjut pada Maret untuk TNI - Polri pegawai negeri dan pelayan publik yang saat ini mulai pendataan.
Untuk itu, masyarakat diminta kesediaannya untuk di vaksin, untuk membentuk peningkatan imunitas anti COVID-19 karena tidak semua warga sesuai kriteria yang bisa menerima.
"Kami juga mengharapkan sekali agar yang telah maupun belum di vaksin bisa tetap melaksanakan protokol kesehatan," kata Jimmi.
Direktur RSUD Tamiang Layang dr Vinny Safari mengatakan ada beberapa orang tenaga di RSUD yang mengalami KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) ringan.
"Sebetulnya KIPI dapat terjadi bukan hanya pada penyuntikan vaksin Sinovac saja, tapi juga pada vaksinasi lainnya. Contohnya setelah penyuntikan vaksin DPT pada balita umumnya terjadi KIPI, yaitu demam," kata Vinny.
Baca juga: Komitmen Bupati Bartim tingkatkan jalan Mangkarap-Gumpa mendapat apresiasi
KIPI yang terjadi setelah penyuntikan vaksin Sinovac pada tenaga kesehatan di RSUD Tamiang Layang adalah reaksi lokal di area bekas suntikan seperti nyeri, bengkak, kemerahan.
Selain itu, reaksi pada tubuh yaitu demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia) nyeri sendi (artralgia) lemas, dan sakit kepala.
"Masyarakat tidak perlu cemas karena KIPI ini mudah hilang apabila kita cukup istirahat, banyak minum air putih dan minum tablet parasetamol bila perlu," demikian Vinny.
Baca juga: Sekda Bartim pastikan penataan PHL dan PHT di lingkungan pemkab selesai
Baca juga: ASN Bartim diminta batasi kegiatan cegah penularan COVID-19
"Untuk tahap dua ini sedang berlangsung pada instansinya masing-masing seperti Puskesmas dan RSUD Tamiang Layang. Vaksinasi tahap II ini sudah dimulai sejak, Senin (15/2) hingga saat ini," kata dr Jimmi WS Hutagalung di Tamiang Layang, Rabu.
Dia menyebut 30 persen tenaga kesehatan yang baru mengikuti vaksinasi tahap II bukan tahap I, karena berbagai alasan. Mulai dari nakes yang tidak ikut tahap I memiliki penyakit penyerta, hipertensi, dan yang lain sesuai aturan baru dari Kementerian Kesehatan RI.
Meski begitu, Jimmi memastikan bahwa program vaksinasi sampai saat ini masih belum ada perubahan. Untuk tenaga kesehatan akan berakhir pada akhir Februari 2021 ini. Pemberian vaksin Sinovac akan berlanjut pada Maret untuk TNI - Polri pegawai negeri dan pelayan publik yang saat ini mulai pendataan.
Untuk itu, masyarakat diminta kesediaannya untuk di vaksin, untuk membentuk peningkatan imunitas anti COVID-19 karena tidak semua warga sesuai kriteria yang bisa menerima.
"Kami juga mengharapkan sekali agar yang telah maupun belum di vaksin bisa tetap melaksanakan protokol kesehatan," kata Jimmi.
Direktur RSUD Tamiang Layang dr Vinny Safari mengatakan ada beberapa orang tenaga di RSUD yang mengalami KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) ringan.
"Sebetulnya KIPI dapat terjadi bukan hanya pada penyuntikan vaksin Sinovac saja, tapi juga pada vaksinasi lainnya. Contohnya setelah penyuntikan vaksin DPT pada balita umumnya terjadi KIPI, yaitu demam," kata Vinny.
Baca juga: Komitmen Bupati Bartim tingkatkan jalan Mangkarap-Gumpa mendapat apresiasi
KIPI yang terjadi setelah penyuntikan vaksin Sinovac pada tenaga kesehatan di RSUD Tamiang Layang adalah reaksi lokal di area bekas suntikan seperti nyeri, bengkak, kemerahan.
Selain itu, reaksi pada tubuh yaitu demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia) nyeri sendi (artralgia) lemas, dan sakit kepala.
"Masyarakat tidak perlu cemas karena KIPI ini mudah hilang apabila kita cukup istirahat, banyak minum air putih dan minum tablet parasetamol bila perlu," demikian Vinny.
Baca juga: Sekda Bartim pastikan penataan PHL dan PHT di lingkungan pemkab selesai
Baca juga: ASN Bartim diminta batasi kegiatan cegah penularan COVID-19