Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Perikanan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah mendorong masyarakat di kota setempat memaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi perikanan.
Masih banyak peluang yang dapat dimaksimalkan dari potensi sektor perikanan, apalagi tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan tinggi, kata Kepala Dinas Perikanan Palangka Raya Indriarti Ritadewi, di Palangka Raya, Sabtu.
"Melalui program yang ada kami juga terus mendorong warga memaksimalkan potensi perikanan," jelasnya.
Dia menerangkan salah satu program untuk mendorong masyarakat semakin maksimal dalam pengelolaan potensi sektor perikanan dengan program bantuan budidaya ikan metode bioflok.
Wanita yang akrab disapa Indri ini menerangkan, bioflok merupakan program kementerian sehingga pada 2021 pihaknya akan mengusulkan sebanyak lima sasaran program.
"Tahun ini kami mengusulkan lima kelompok pembudidaya untuk mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk mengembangkan budidaya ikan melalui metode bioflok ini," tambahnya.
Ketentuan kelompok yang diusulkan diantaranya sudah bergerak di bidang budidaya ikan minimal tiga tahun, beranggotakan minimal 8-10 orang, serta minimal telah berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM.
Budidaya ikan melalui metode bioflok ini direncanakan fokus pada pengembangan ikan lele dan nila. Selain menjadi ikan kategori yang banyak dikonsumsi masyarakat, budidaya jenis ikan ini juga cenderung lebih mudah dilakukan.
Ia menjelaskan ketentuan tersebut untuk mematikan penerima bantuan pola budidaya metode bioflok telah siap dan memiliki pengalaman untuk meminimalkan kegagalan program. Bantuan dapat dipertanggungjawabkan karena diberikan kepada sasaran yang memiliki legalitas.
Dia menerangkan di wilayah "Kota Cantik" itu sampai saat ini sudah ada delapan kelompok pembudidaya yang mendapat bantuan pemerintah untuk mengembangkan perikanan metode bioflok pada 2019 lalu.
Sementara itu selama 2020, Dinas Perikanan Palangka Raya mencatat hasil produksi perikanan dari sektor budidaya mencapai 20.356,08 ton yang berasal dari 11 jenis ikan budidaya.
Pada triwulan pertama 2020 total produksi perikanan budidaya mencapai 5.070,93 ton, triwulan kedua mencapai 5.210,96 ton dan triwulan ketiga produksi ikan budidaya turun menjadi 4.248,5 ton.
Sebanyak 11 jenis ikan yang dibudidayakan masyarakat, diantaranya betok, baung, gabus, toman, lele, patin jambal, ikan mas dan beberapa ikan lainnya.
Masih banyak peluang yang dapat dimaksimalkan dari potensi sektor perikanan, apalagi tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan tinggi, kata Kepala Dinas Perikanan Palangka Raya Indriarti Ritadewi, di Palangka Raya, Sabtu.
"Melalui program yang ada kami juga terus mendorong warga memaksimalkan potensi perikanan," jelasnya.
Dia menerangkan salah satu program untuk mendorong masyarakat semakin maksimal dalam pengelolaan potensi sektor perikanan dengan program bantuan budidaya ikan metode bioflok.
Wanita yang akrab disapa Indri ini menerangkan, bioflok merupakan program kementerian sehingga pada 2021 pihaknya akan mengusulkan sebanyak lima sasaran program.
"Tahun ini kami mengusulkan lima kelompok pembudidaya untuk mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk mengembangkan budidaya ikan melalui metode bioflok ini," tambahnya.
Ketentuan kelompok yang diusulkan diantaranya sudah bergerak di bidang budidaya ikan minimal tiga tahun, beranggotakan minimal 8-10 orang, serta minimal telah berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM.
Budidaya ikan melalui metode bioflok ini direncanakan fokus pada pengembangan ikan lele dan nila. Selain menjadi ikan kategori yang banyak dikonsumsi masyarakat, budidaya jenis ikan ini juga cenderung lebih mudah dilakukan.
Ia menjelaskan ketentuan tersebut untuk mematikan penerima bantuan pola budidaya metode bioflok telah siap dan memiliki pengalaman untuk meminimalkan kegagalan program. Bantuan dapat dipertanggungjawabkan karena diberikan kepada sasaran yang memiliki legalitas.
Dia menerangkan di wilayah "Kota Cantik" itu sampai saat ini sudah ada delapan kelompok pembudidaya yang mendapat bantuan pemerintah untuk mengembangkan perikanan metode bioflok pada 2019 lalu.
Sementara itu selama 2020, Dinas Perikanan Palangka Raya mencatat hasil produksi perikanan dari sektor budidaya mencapai 20.356,08 ton yang berasal dari 11 jenis ikan budidaya.
Pada triwulan pertama 2020 total produksi perikanan budidaya mencapai 5.070,93 ton, triwulan kedua mencapai 5.210,96 ton dan triwulan ketiga produksi ikan budidaya turun menjadi 4.248,5 ton.
Sebanyak 11 jenis ikan yang dibudidayakan masyarakat, diantaranya betok, baung, gabus, toman, lele, patin jambal, ikan mas dan beberapa ikan lainnya.