Sampit (ANTARA) - Tabrakan alat transportasi air di Sungai Serambut Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menyebabkan seorang warga meninggal dunia.
"Satu orang meninggal dunia. Saat ini kami masih mengumpulkan informasi awal. Pihak keluarga masih berduka sehingga kami belum meminta keterangan lebih jauh," kata Kapolsek Pulau Hanaut, Iptu Syaherlan di Sampit, Jumat.
Kecelakaan air itu terjadi pada Kamis (25/2) sekitar pukul 18.00 WIB di Sungai Serambut Desa Serambut Kecamatan Pulau Hanaut. Saat itu suasana di Sungai Serambut yang bermuara di Sungai Mentaya itu mulai gelap.
Kecelakaan terjadi antara sampan bermesin atau oleh warga setempat sering disebut ces, yang dikemudikan Yanto (71) warga Desa Serambut dengan kelotok yang dikemudikan Muhammad Taufik (27) yang juga merupakan warga Desa Serambut.
Insiden itu terjadi di tikungan sungai tersebut. Saat itu suasana sepi dan hari mulai gelap sehingga berpengaruh terhadap jarak pandang. Kondisi ini pula yang turut memicu terjadinya tabrakan transportasi air tersebut.
Saat kejadian, ces yang dikemudikan Yanto masuk ke Sungai Serambut. Sesampainya di tikungan ke dua dari muara sungai, muncul kelotok yang dikemudikan Taufik.
Baca juga: Ini pesan gubernur saat melantik Halikinnor-Irawati
Kelotok tersebut melaju di jalur sebelah kiri, diduga mengambil jalur yang seharusnya dilalui ces. Akibat terbatasnya jarak pandang, tabrakan dua moda transportasi sungai itu tak terhindarkan.
Ces yang baik Yanto yang lebih kecil, mengalami dampak parah akibat insiden itu. Yanto yang ada di atasnya pun menderita serius akibat kejadian tersebut.
"Pengendara ces (Yanto) mengalami luka di bagian pinggang kiri bagian atas akibat terkena haluan kelotok dan meninggal di tempat kejadian," kata Syaherlan.
Jenazah korban langsung dievakuasi ke rumah duka dan diserahkan kepada pihak keluarga. Saat ini kejadian tersebut masih dalam pendalaman oleh kepolisian setempat.
Baca juga: Lapas Sampit mampu berkontribusi untuk pendapatan negara
"Satu orang meninggal dunia. Saat ini kami masih mengumpulkan informasi awal. Pihak keluarga masih berduka sehingga kami belum meminta keterangan lebih jauh," kata Kapolsek Pulau Hanaut, Iptu Syaherlan di Sampit, Jumat.
Kecelakaan air itu terjadi pada Kamis (25/2) sekitar pukul 18.00 WIB di Sungai Serambut Desa Serambut Kecamatan Pulau Hanaut. Saat itu suasana di Sungai Serambut yang bermuara di Sungai Mentaya itu mulai gelap.
Kecelakaan terjadi antara sampan bermesin atau oleh warga setempat sering disebut ces, yang dikemudikan Yanto (71) warga Desa Serambut dengan kelotok yang dikemudikan Muhammad Taufik (27) yang juga merupakan warga Desa Serambut.
Insiden itu terjadi di tikungan sungai tersebut. Saat itu suasana sepi dan hari mulai gelap sehingga berpengaruh terhadap jarak pandang. Kondisi ini pula yang turut memicu terjadinya tabrakan transportasi air tersebut.
Saat kejadian, ces yang dikemudikan Yanto masuk ke Sungai Serambut. Sesampainya di tikungan ke dua dari muara sungai, muncul kelotok yang dikemudikan Taufik.
Baca juga: Ini pesan gubernur saat melantik Halikinnor-Irawati
Kelotok tersebut melaju di jalur sebelah kiri, diduga mengambil jalur yang seharusnya dilalui ces. Akibat terbatasnya jarak pandang, tabrakan dua moda transportasi sungai itu tak terhindarkan.
Ces yang baik Yanto yang lebih kecil, mengalami dampak parah akibat insiden itu. Yanto yang ada di atasnya pun menderita serius akibat kejadian tersebut.
"Pengendara ces (Yanto) mengalami luka di bagian pinggang kiri bagian atas akibat terkena haluan kelotok dan meninggal di tempat kejadian," kata Syaherlan.
Jenazah korban langsung dievakuasi ke rumah duka dan diserahkan kepada pihak keluarga. Saat ini kejadian tersebut masih dalam pendalaman oleh kepolisian setempat.
Baca juga: Lapas Sampit mampu berkontribusi untuk pendapatan negara